14

116 13 0
                                    

Davin dan Vasya masuk ke ruangan yang serba putih.Rumah sakit.Vasya melihat mamanya sedang tiduran menghadap jendela di kamar rumah sakitnya.

"Ma?" panggil Vasya.

"Eh nak Davin!" ucap mama Vasya bersemangat.

"Mama tau dia darimana?" tanya Vasya heran.

"Lah Vasya dia kan artis!kamu gimana toh!" ucapan mama Vasya membuat Davin terkikik geli.

"Oh iya ma,sebenernya aku sama Davin udah temenan dari lama," kata Vasya santai sambil meletakkan makanan yang dibawanya.

Mama Vasya hanya tersenyum mendengar ucapan Vasya.Davin duduk di kursi putih yang berada di samping tempat tidur mama Vasya.

"Sya,tunangan kamu gimana?" tanya mama Vasya.Vasya sedikit kaget mendengar pertanyaan mamanya.Mamanya tidak tahu apa-apa soal dirinya dan Davin.Vasya hanya takut Davin seperti kemarin.Sudah cukup Vasya melihat Davin dengan penampilan kacaunya.

Davin berusaha menahan diri dari amarah.Dia memejamkan matanya dan menarik napas dalam-dalam.Vasya yang melihat Davin hanya bisa menghela nafas kasar dan menjawab pertanyaan mamanya,"Vasya gak cinta ma sama dia."

Jawaban Vasya membuat Davin sedikit kaget.Ternyata Vasya tidak mencintai laki-laki itu."Ma,papa maksa Vasya nikah sama dia cuma karena harta.Mama tau kan papa kayak gimana?dengan sifatnya yang selalu bergantung pada uang dan uang.Ujungnya enggak digunain bener-bener sama dia," jawab Vasya sedih.

Davin langsung memerintahkan Vasya duduk di kursi putih yang di duduki oleh Davin tadi.Davin duduk disamping Vasya,mendengarkan ceritanya.Davin merasa hatinya sakit karena mendengar cerita Vasya harus menikah karena paksaan papanya.Justru sekarang papanya lebih mementingkan pekerjaan daripada anaknya sendiri."Ini alasan kenapa mama gak yakin buat ngasih kamu ke papa kamu.Dia orangnya gak bertanggung jawab,liat aja kamu ditinggal-tinggal kayak gini."

Davin segera menghapus air mata Vasya,dan memeluknya.Hal yang sering dilakukan Davin ketika Vasya sedih adalah memeluknya."Tante,Davin boleh ajak Vasya jalan-jalan?" tanya Davin.

Mama Vasya tak tega melihat anaknya sedih terus,sehingga dia mengizinkan Vasya untuk sekedar berjalan dengan Davin."Iya silahkan nak,Davin" jawab mama Vasya.

"Kalian tunggu disini ya,jagain tantenya" ucap Davin lembut kepada anak-anak yang di adopsinya.

Davin dan Vasya memasuki mobil.Tapi,sampai saat itu Vasya belum mau membuka suaranya."Sya?" panggil Davin.Vasya masih diam.

Memandangi jalanan adalah yang cukup membuat Vasya tenang.Tapi kali ini Vasya tidak benar-benar memandangi jalanan.Pikirannya entah menuju kemana.Suara Davin memanggil memang terdengar di telinganya,tapi Vasya benar-benar malas untuk membuka mulutnya,"Hmm" jawab Vasya dengan bergumam.

Tangan Davin reflek menghentikan mobilnya di pinggir jalan.Vasya sempat kebingungan kenapa Davin menghentikan mobilnya.Davin frustasi,"Sya?kamu tuh kenapa sih?!" ucap Davin dengan sedikit meninggikan nada suaranya.Sebenarnya Davin tidak ingin berbicara seperti ini pada Vasya,tapi dirinya tidak dapat menahan emosi.Vasya diam.Pelupuk Matanya mulai digenangi air lagi.Davin yang melihat Vasya menangis langsung mengutuk dirinya sendiri.Bego Vin!,batin Davin.

Davin menarik Vasya kedalam pelukannya dan membiarkan Vasya menangis sepuas-puasnya."Maaf,Sya."

Vasya tidak bisa marah dengan Davin,karena selama ini yang selalu ada disampingnya adalah Davin.Walaupun Davin dan Vasya sempat lost contact untuk beberapa tahun.

Davin merasa tangisan Vasya mulai reda.Davin melepaskan pelukannya dan mulai mengendarai mobilnya tanpa berkata apa-apa lagi.Membiarkan Vasya menenangkan dirinya sendiri itu lebih baik.

Davin membawa Vasya ke taman yang dulu sering di kunjungi oleh mereka berdua.Davin melihat Vasya sepertinya melamun sampai tidak menyadari jika mereka sudah sampai.Akhirnya Davin keluar dari mobil dan membukakkan pintu untuk Vasya.Davin menggendong Vasya yang membuat Vasya tersadar dari lamunannya."Davin!" teriak Vasya nyaring.Davin hanya tertawa menanggapi teriakkan Vasya.Dia masih Vasya yang dulu,batin Davin yang membuat Davin tersenyum sendiri.

Mereka menikmati pemandangan langit sore dengan bermain di taman itu.Menurut Vasya,apa yang dilakukan Davin cukup untuk menghibur dirinya.

SpacesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang