Dua

332 24 1
                                    

Malam pun tiba,suara ketukan pintu di kamar Nadhira pun berbunyi. "Nadhira,makan dulu."

"Iya ma,bentar lagi ya," balas Nadhira.

Nadhira pun turun menuruni anak tangga satu persatu,dia menarik kursi meja makan dan langsung duduk bersama mama papanya. Tidak ada bunyi,hanya dentingan sendok yang bertubrukan dengan piring makan mereka.

Akhirnya mama Nadhira yang membuka suara. "Nad,kamu tadi kenapa?" Tanya sang mama.

"Gapapa kok ma,cuma kecapean aja," jawab Nadhira.

Sebenarnya Nadhira merasakan sakit di dadanya,entahlah kenapa. Nadhira rasa dia memang terlalu lelah,karena sudah dua hari dia tidak tidur,dan baru kemarin dia tidur. Belum lagi,kemarin sekolah dan terpaksa Nadhira bangun pagi.

"Ma,Nadhira keatas dulu ya. Pa,nadhira keatas ya," ucap Nadhira.

Nadhira menaikki anak tangga satu persatu,membuka pintu kamarnya yang berwarna coklat itu. Nadhira memandangi rak buku yang ada di kamarnya. Entah kenapa,malam ini Nadhira ingin membaca novel. Nadhira rasa besok dia dan teman sekelasnya akan mendapat tugas untuk membuat cerpen.

Nadhira menyukai pelajaran Bahasa Indonesia,karena apa? Menurutnya pelajaran itu tidak memerlukan banyak rumus atau apapun hal yang membuatnya rumit. Mata Nadhira akhirnya tertuju pada satu buku,yaitu 'Koala Kumal' buku buatan Raditya Dika selalu membuatnya tertawa.

Entahlah menurut Nadhira buku itu selera humornya sama dengannya. Nadhira mengambil buku itu,dia tidur di atas kasurnya yang empuk. Dia mulai membuka satu persatu halamannya,dibaca satu persatu hurufnya,Nadhira tertawa.

Jam menunjukkan pukul 10 malam,Nadhira belum juga tidur. Padahal besok,Nadhira ada janji dengan Diva dan Angel. Nadhira tidak yakin besok akan bangun pagi jika seperti ini. Akhirnya Nadhira memutuskan untuk tidur.

******
"NADHIRA!!" teriak dua perempuan yang sekarang berada di samping kasur Nadhira. Nadhira terkejut dan langsung melihat jam dinding yang menunjukkan pukul setengah 1 siang.

"Maaf ya," ucap Nadhira dengan wajah polosnya yang membuat Diva dan Angel kesal.

"Lo telat 30 menit. Goodjob!" ucap Angel dan hanya dibalas Nadhira dengan cengirannya.

Nadhira segera bergegas masuk ke kamar mandi,dan kedua temannya keluar kamar. Nadhira akhirnya memilih untuk menggunakan dress berwarna peach,dia memilih untuk menguraikan rambutnya.

Nadhira turun dari lantai atas dan memanggil teman-temannya. "Div! Ngel! Ayo sekarang!"

Diva dan Angel beranjak dari tempat duduknya. Mereka menuju mobil duluan,sementara Nadhira berpamitan dengan mamanya. "Ma,Nadhira pergi dulu ya."

Nadhira berjalan ke mobil yang berserangan dengan rumahnya. Nadhira merasa kepalanya mulai sakit,tapi dia menghiraukannya. Nadhira berjalan dengan gontai,dan mulai merasakan pandangannya buram. Untungnya,Nadhira sampai di mobil dengan selamat.

Di mobil hanya terdengar suara perempuan berasal dari radio mobil. Akhirnya,Diva yang membuka suara. "Nad,muka lo kenapa pucet banget?dari kemarin loh."

"Gapapa kok,kecapean aja" jawab Nadhira dengan senyuman palsunya.

Seterusnya tidak ada percakapan lagi diantara mereka bertiga. 30 menit kemudian mereka sampai di tempat tujuan mereka. Diva dan Angel segera ke kasir untuk memesan makanan,sementara Nadhira memilih untuk duduk. Meja yang ditempati mereka memang jauh dari kasir.

Saat Nadhira menundukkan kepalanya dia merasakan ada orang di depannya,dan Nadhira memutuskan untuk mengangkat kepalanya. "Dav..Davin kamu ngapain disini?" Tanya Nadhira dengan nada gugupnya.

Davin hanya menunjukkan senyumnya saja. Jantung Nadhira mulai berdebar lagi. Tidak. Bukan jatuh cinta atau apapun. Nadhira pingsan,Davin segera membawa Nadhira ke mobilnya. Yang Davin lihat sekarang adalah muka Nadhira yang benar-benar pucat,penampilannya berantakan,kantung matanya membesar. Davin khawatir.Rasa khawatir itu muncul lagi.

SpacesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang