15

106 13 0
                                    

"Sya,besok tunangan kamu mau jemput kamu kesini.Dia sampe jakarta jam 8 pagi.Malem ini dia berangkat," ucap mama Vasya.

Vasya hanya diam daripada harus menanggapi mamanya.Entahlah besok hal buruk apa yang akan terjadi padanya,Vasya sudah siap akan hal itu.
[][][]

Davin masih berkutat dengan konser-konser yang dibatalkannya karena Davin ingin vakum dari dunia musik untuk sementara.

"Besok jam 10 pagi di cafetaria ya," ucap Kelvin sebagai manager Davin.

"Oke," jawab Davin singkat dan langsung mematikan sambungan telponnya.
[][][]

Vasya hanya menemani mamanya dirumah sakit,melayani mamanya yang sakit.Entahlah,Vasya tidak mau berpikir apa-apa dulu tentang apa yang akan terjadi dengannya besok.
[][][][][][]

Davin segera bangun dari tempat tidurnya karena dia melihat sekarang jam 9 pagi.Davin segera membereskan kamarnya dan menuju kamar mandi untuk bersiap-siap menuju cafe yang dia gunakan sebagai tempat berjanjian dengan managernya.
[][][]

Vasya berpamitan dengan mamanya karena harus berjanjian di cafetaria dengan tunangannya,lebih tepatnya adalah calon suami.Sebenarnya Vasya benar-benar malas untuk bertemu dengan calon suaminya itu.
[][][]

Jakarta cukup mengalami kemacetan yang parah.Sehingga Davin telat 5 menit.Ya sekarang adalah jam sepuluh lewat lima menit.

"Woi Dav," panggil Kelvin.Umur mereka tidak jauh sehingga masih bisa dibilang satu pikiran.

"Wei!" jawab Davin."Gue duduk sini ya," tambah Davin.

Mereka berdua pun duduk dan berdiskusi tentang beberapa konser yang dia batalkan diluar negeri.

Pelayan pun datang untuk meminta pesanan yang akan mereka pesan,"kopi capuccino aja dua ya," ucap Kelvin.

Mereka berdua masih terus berdiskusi tentang beberapa masalah sampai akhirnya pelayan pun datang,"makasih mbak."
[][][]

"Mau apalagi?!Aku udah bilang kalo aku gak akan pernah mau nikah sama kamu!" ucap Vasya.

"Kamu harus nikah sama aku atau aku laporin ke papa kamu!" balas laki-laki itu.

"Silahkan!aku gak takut!aku udah nemuin cowok yang dari dulu emang bisa jagain aku!bukan kerjaannya nyakitin kaya kamu," ucap Vasya sinis.

Vasya pun segera keluar dari cafe itu,dia tidak peduli dengan orang-orang yang memandanginya dengan tatapan aneh,terkejut,dan macam-macam tatapan lainnya.Laki-laki itu mencengkram tangan Vasya,"Apalagi sih?!" ucap Vasya kasar sembari melepaskan tangannya yang dicengkram kuat oleh laki-laki itu.

Tangan laki-laki itupun dengan cepat melayang ke pipi Vasya.Menghasilkan tamparan yang cukup kuat.

"Woi!" teriak Davin."Apa-apaan lo nyakitin cewek?!" tambah Davin.

"Lo siapa?!Gak usah ikut campur urusan gue sama Vasya," ucap Andreas nada dengan sinisnya.

"Brengsek!" Davin langsung melayangkan pukulan yang membuat Andreas jatuh ke tanah.

Davin langsung menarik Vasya menjauh dari Andreas.Vasya terus menangis karena tamparan yang benar-benar sakit itu."Sya,kamu diapain sama dia?dia siapa?" tanya Davin dengan nada khawatirnya.

"Ditampar,Dav.Dia tunangan aku," Vasya semakin mengencangkan tangisannya.Brengsek!awas aja lo!,umpat Davin.

Davin pun mengajak Vasya pulang kerumahnya.Davin tidak tega melihat Vasya ditampar,Davin benar-benar kesal pada laki-laki itu.

"Sya,turun yuk!" ucap Davin."Jangan nangis terus,nanti muka cantiknya ilang."

Davin pun mengajak Vasya masuk kedalam rumahnya dan membuatkannya teh.Davin masih tidak ingin berkata apa-apa.Membiarkan Vasya tenang itu lebih baik.

"Dav,bukannya kita gak selalu dapet apa yang kita inginkan?tapi kenapa dia kaya maksa banget," ucap Vasya kesal.

Davin tak menjawab,jika sudah seperti ini biasanya Vasya hanya minta untuk didengarkan.Davin pun langsung memeluk Vasya."Udah ya udah.Kamu tidur dirumah aku aja ya biar aman," ucap Davin lembut.

"Gak usah,Dav.Aku mau nemenin mama aja." Awalnya Davin ragu tapi akhirnya Davin mengizinkannya.

Keinginan Davin sekarang adalah melindungi Vasya sebagaimana dia melindungi mamanya.Menghargai Vasya seperti dia menghargai mamanya.

SpacesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang