Bayang tentangmu terbawa angin
Aku ingin dan kau dingin
Mendamba tak harus terluka
Memuja tak harus merana
Mungkin degupku sayup
Mungkin getaran tak membuat debaranTapi aku mau mencoba walau hatiku cidera
Tapi aku terus berharap walau akhirku ratapJika kau tanya apa gunamu hari ini?
Hadirmu nafasku, senyummu mentari
Apa itu cukup? Atau hanya letup?
Tuan datang hati tenang
Langkah berderap hatiku lengkapKau cukup... Lukaku tertutup
**********
Maharani Hotel, Menteng
Mid80's"Selamat datang di Maharani" Senyum laki laki itu mengembang... Tidak dia bukan yang tertampan... Atau sedihnya... Dia juga bukan yang terpintar ... Tapi ada sesuatu dari sosok itu yang membuat orang sangat tenang dan nyaman.... Dan terkadang mereka terjebak di dalamnya.....
"Aku sudah booking... Kamar 231" Ujar perempuan dengan pandangan kosong itu....
"Dua tiga satu? " Ujar laki laki itu mengulangi kata kata si lelaki
Perempuan itu mengangguk....
"Ada masalah? " Lanjut si jelita...
Laki laki itu menggeleng singkat dan menyiapkan kuncinya
"Tidak.... Tentu saja tidak... " Ujarnya seraya menunjukkan letak kamar si perempuan....
************
Marco. 01Aku memutar mutar pulpen maroon di tanganku.... Kenapa aku terbayang bayang? Kenapa aku perlu terbayang bayang?.... Kesalnya...
.... Terimakasih sudah membuatku berguna...
Dia begitu dalam.... Tentu saja.... Dia itu lorong gelap yang aku gak tahu ujungnya.....
Ini penasaran.... Ini hanya penasaran....
"Kak Marco.... " Sebuah suara mengagetkan si tampan.... Gadis cantik dengan Kulit kecoklatan.....
Clara...? Clementine? .... Aku tidak begitu mengingatnya....
"Cleo... Cleopatra? " Ujarku mencoba tersenyum rikuh.... Dia mengangguk dengan wajah bersemu merah....
"Terimakasih untuk bantuan kakak atas tekanan senior senior itu.... " Ujar si gadis... Kumerasakan tubuhnya yang gemetar berdiri di hadapanku....
"Itu perundungan... Dan aku gak suka perundungan" Lugasku.... Kurasakan wajahnya makin bersemu merah... Aku mencoba tersenyum untuk membuat si gadis merasa relaks....
"Da... Dan aku senang lo baik baik aja.... " Sambungku mencoba menghangatkan suasana....
"Ini klapertaart..... " Ujarnya seraya mengangsurkan bungkusan plastik ke hadapanku....
"Gak perlu repot repot..... " Timpalku gak enak... Dia tertawa rikuh....
"Tetangga Jual.... Aku beli aja....kakak gak masalah dengan sedikit alkohol kan? Maksudku aku bisa tukar dengan yang rumnya versi esens... " Ujarnya tampak khawatir...
"So yang di sini rumnya beneran ? " Lanjutku tertarik.... Dia spontan mengangguk
"Bi... Bisa diganti kalo kakak gak suka" Ujar si gadis ketakutan.... Aku spontan menarik plastik bungkusan yang dibawanya dan membuka isinya
"Gue ga perduli dengan alkohol... Tapi gue benci perasa palsu" Ujarku seraya membuka kotak yang ditutupi alumunium foil itu dan menyendok isi dan menikmatinya dalam kunyahanku Gadis itu terlihat sumringah melihat aku yang lahap.... Spontan aku memberikan suapan kedua ke bibir mungilnya.... Sekilas kulihat wajahnya seperti mau pingsan.... Namun akhirnya dia bisa menguasai diri....
YOU ARE READING
SETELAH SEGALANYA
General FictionDaniel kembali ke Jakarta setelah beberapa tahun mengasingkan diri ke Semarang.... mencoba kembali menjalani kehidupan setelah trauma yang dialaminya... trauma yang sempat membuat kehebohan Nasional.... trauma yang tak sengaja membongkar kebobrokan...