03. Panada

177 8 0
                                    

Aku dan kamu...
Lebih dari sekedar ikatan pandangan mata
Semu atau biru....
Aromamu temaniku melawan dunia
Aku mungkin mengacaukan kesempatan
Kita mungkin menghempaskan harapan
Tapi jalan hanya jalan ketika ku sendirian
Dan bersamamu itu berubah menjadi pasar malam, terminal dan kuburan
Kubur sedih
Kubur letih
Karena kau terminalku
Dan bersamamu adalah pasar malam
Yang tak pernah usai

*****
Daniel

"Bengong Niel.... " Sebuah suara memecahkan lamunanku.... Aku spontan menyuapkan tuna suwir yang sudah kuaduk  dengan bumbu...

"Gimana? " Ujarku tersenyum... Perempuan tanggung itu tersipu malu

"Gak mungkin gak enak" Ujarnya lirih...

"Gak objektif.... " Manyunku kesal

Cleo tertawa.... Cukup memabukkan untuk mereka yang memilih untuk mabuk....

"Papa? " Lirih Cleo lanjut bertanya

"Ada urusan .... Gapapa lah udah biasa begini" Sahutku masam kemudian terduduk di kursi dapur

"Papa sibuk kan berarti Papa banyak modal untuk masa depan lo Niel... " Lanjut Cleo menenangkan

"Gue pikir masa depan harus melibatkan kami berdua..... " Dinginku....

Gadis cantik usia tanggung itu memandangiku sesaat.... "Kalian gak saling sendirian kok.... Lihat ini... " Ujarnya menunjuk baskom baskom yang tertutup kain lembab.... Adonan adonan Panada yang sedang diistirahatkan agar mengembang

"Lo... Termasuk dalam bagian cerita itu niel.... Lo selalu terlibat.... Jangan merasa terpinggirkan gitu lah.... " Timpal Cleo dengan hangat.... Aku tak sadar memandang senyuman hangatnya dan membalasnya samar....

"Bagaimana dengan cerita lo Cle...? " Lanjutku kemudian....

Dia seolah tidak siap dengan pernyataan itu .... Wajah cantiknya seolah kaget....

"Gue... Kenapa tentang gue" Ujarnya kaget

Aku tertawa tertahan "gue sejak tadi nyerocos dengan segala ketidakberuntungan gue.... Gue lupa bahwa lo bukan hadir disini buat sekedar jadi reserse.... " Lanjutku seraya memberikan adukan terakhir kepada ikan tongkol suwir isi Penganan tradisional yang sudah dipesan pelanggan ayah itu.

"Reserse? " Bingung si gadis

Aku mengangguk "yeah... Tanya tanya.... Denger denger.... Makanya gue mau tau juga cerita lo.... " Senyumku memandanginya

Dia tampak menimbang nimbang sesuatu

"Well... Kak Marco menyukai klapertaartnya" Mulainya sejenak

"Gue tau... " Ujarku tak sadar menjawabnya

"Hah? " Dahi Cleo mengerenyit bingung

Aku sejenak tergagap.... "Gak mungkin dia gak suka... Sementara satu gereja penabur tau bahwa klapertaart itu signature dish bokap gue.... " Cibirku kemudian mengalihkan pembicaraan

Cleo tertawa renyah kemudian menarik napas panjang "dan karenanya gue senang Niel... Dan karenanya gue berterimakasih..." Senyumnya kemudian

Aku tak sadar meraih puncak kepalanya dan mengelusnya perlahan "gue senang kalo lo senang" Ujarku... Dia mengangguk kemudian dengan sigap membantuku memindahkan ikan tongkol ke tempat tempat ceper untuk sejenak di angin anginkan agar sejuk.

*********
Marco

"Enak Co rawonnya?" Sebuah suara memecah lamunan sejenakku yang beputar putar entah kemana...

"Belum coba " Sahutku tak bersemangat.... Si pemilik suara hanya tertawa kecut.... Dia tahu... Aku tak pernah menikmati ini semua.... Kami tak pernah menikmati ini semua... Meja makan ini... Orang orang dengan pandangan berbinar binar ini

SETELAH SEGALANYAWhere stories live. Discover now