Setelah segalanya
Apa semua kembali sama
Kita adalah pola
Kita berakhir kotak
Dan stabil lebih berarti dari rasa
Dan percik akan kalah dengan logikaKita masih saling menjadi jawaban
Walau semua tanya sudah terpuaskan
Aku dan kamu selalu disitu
Aku dan kamu selalu bersatuWalau satu itu sendiri dan sendiri itu sepi
Jemarimu dalam genggamku
Maka ku tak perlu apa apa lagi*********
Gianmarco HadiantoBulan besar berdiri sepi di tengah langit malam... Perlahan Angin laut meniup rambut tebal Daniel.... Pemuda tanggung itu masih hanyut memandangi laut dengan ombak yang berdeburan berkejaran menuju garis pantai....
"Pancinya...? " Ujar sebuah suara memecahkan sejenak lamunannya...
Daniel tersenyum dan memandangi si pemilik suara, laki laki yang terduduk di kap mobil Jip Maroon yang pesonanya berpendar dalam senyuman yang tak pernah lepas dari wajahnya itu
"Kenapa dengan pancinya.... " Ujar Daniel sementara tangannya memainkan pasir halus di tangannya.... Ujung timur pantai ancol... Berseberangan dengan Kerkoff.... Setelah mengantar Panci panci penuh berisi Sop Brenebon ke keluarga Latuperisa di Pisangan... Marco membawanya dengan jeep maroon nya memasuki kawasan taman hiburan itu....
Si tampan di kap mobil sesaat mengangkat bahunya.... "Kalo besok mau masak apa Papamu gak akan kehilangan dan mencari panci panci besar itu? " Tanya Marco kemudian...
Daniel sejenak tertawa dan merapatkan jaketnya "kak Marco lupa satu hal... " Ujar Daniel manis
"Dan apa itu? " Lirih Marco dengan tatapan mendamba ... Daniel tersenyum dan menunjuk dahinya
"Otaknya di sini... " Ujar si tampan yang lebih muda menjelaskan
Marco terdiam memandangi Daniel yang masih saja terduduk di pasir... Kemudian melompat dari kap mobil dan menghampiri pria tanggung itu menghempaskan diri di atas pasir...
"Dan karenanya apakah papamu gak akan mencari cari otaknya? " Ujar Marco sejenak sementara kepalanya diletakkan begitu saja di pundak Daniel
"Papa saat ini sangat sibuk dengan urusannya... Gak akan dicari deh aku.... " Ujarnya sementara matanya masih memandangi bulan keperakan yang menggantung rendah di atas sana....
"Dan bagaimana dengan kak Marco? Apakah gak ada yang akan panik mencarimu? " Daniel balas bertanya... Mata besarnya memandangi laki laki tampan yang kini amat dekat dengannya itu
"Marco itu kecelakaan... Selamanya akan jadi kecelakaan" Pedih si tampan yang lebih tua... Daniel sedikit terbengong.... Matanya menangkap kepedihan di wajah yang sungguh membuat hatinya berdegup kencang itu...
"Kecelakaan? " Bisik Daniel sesaat
Marco tersenyum pahit melihat wajah Daniel yang tampak bingung itu... Matanya kemudian sejenak memandangi langit malam...
"Michael Hadianto... Pemuda miskin asal Jatibarang... Lulusan Stan dan menjadi pegawai bermasa depan cerah... Bertemu dengan Lusiana Darmawan di Gelora Senayan saat lari pagi... Dekat dan akrab.... Si perempuan adalah putri pebisnis buah buahan untuk kalangan kelas atas... Michael memberikan kebanggaan dan Lusi memberikan fasiilitas... Mereka tak pernah berencana untuk bersatu kecuali karena malam panjang yang berakhir dengan terlalu banyak alkohol... Kakekku Albert Gunawan bermaksud menghabisi mamaku kalau saja Michael tidak begitu gigih mau memperbaiki itu semua... " Cerita Marco Pilu.... Daniel terdiam memandangi bibir laki laki yang lebih tua yang masih bergerak gerak itu
"Dan itu karena cinta kan? " Daniel coba tersenyum dan menepuk nepuk pundak Marco bersimpati
"Aku gak tau... Mereka tak pernah saling merayu... Saling memberi gesture manis... Saling... Menyayangi... " Timpal Marco mencoba mengingat ingat...

YOU ARE READING
SETELAH SEGALANYA
General FictionDaniel kembali ke Jakarta setelah beberapa tahun mengasingkan diri ke Semarang.... mencoba kembali menjalani kehidupan setelah trauma yang dialaminya... trauma yang sempat membuat kehebohan Nasional.... trauma yang tak sengaja membongkar kebobrokan...