Chapter 7

6.6K 632 21
                                    

Semenjak kejadian malam itu, Jongin seolah menghilang. Ia tak dapat di temui dimana pun. Di rumahnya, di sekolah, bahkan dia tak pernah lagi muncul di club malam. Sudah terhitung semenjak 4hari lalu.

Tentu saja ini memancing rasa khawatir dari Luhan maupun Sehun.
Memang anak itu sudah biasa tidak masuk sekolah, namun ini bukan hal biasa karena di hubungipun ia tak bisa. Benar benar menghilang tanpa jejak.

Seperti yang dirasakan oleh Luhan dan Sehun, Kyungsoo pun dibuat tidak tenang dengan kabar yang ia dengar secara tidak sengaja dari percakapan Luhan dan Sehun. Yang membuatnya gelisah adalah pemikirannya yang menuai kesimpulan bahwa Jongin menghilang karena nya. Untuk menghindarinya. Kyungsoo semakin yakin dengan bukti bahwa Sehun sudah memberi tahu siapa Kyungsoo pada malam itu.

Ohh ya Tuhan..
Kyungsoo makin merasa bersalah.
Padahal setelah malam itu, dimana ia mencurahkan semua perasaan yang ia tahan kepada luhan, Kyungsoo berfikir dalam tidurnya. Jika Jongin memang benar melupakannya, maka tak apa. Ia akan memilih mendekati Jongin kembali sebagai sosok Kyungsoo yang baru, Kyungsoo yang tak pernah ada di masa lalu Jongin. Namun nyata nya, mengetahui gelagat pemuda tan itu yang langsung menghilang membuat mental Kyungsoo menipis kembali untuk sekedar bertatap muka dengan Jongin.

Sebenarnya Jongin mengingatnya atau tidak? Lalu apa yang harus ia lakukan sekarang? Berdiam? Atau... kembali ke Canada? Ahh jinjjaaa ini menyakiti kepala Kyungsoo.. lebih sakit lagi perasaannya.

"Hey Kyung.. jangan melamun terus! Kau tak berniat terlambat di hari pertama mu kan?" Tegur Luhan yang duduk di depan Kyungsoo sambil melahap sarapannya

Pagi ini Kyungsoo merasa bahwa ia seharusnya tak melibatkan masalah pribadi dengan pendidikannya, bisa bisa ia kembali di seret ke Canada jika umma dan appa nya tau ia belum datang ke sekolah barang sekali pun.

"Hyung, kita pisah kelas?" Tanya Kyungsoo saat mereka dalam perjalanan menuju sekolah mereka.

Luhan menoleh dan tersenyum tipis.

"Mau bagaimana lagi, kita beda tingkatan."

Kyungsoo tak menampilkan raut sedih dan bergumam -o-

"Tapi tenang, kau sekelas dengan Sehunnie"

Luhan kembali menginjak pedal gasnya saat lampu berganti warna hijau.

"Arra.."

...

Kyungsoo dan Luhan turun dari mobil dan segera melangkah masuk melewati gerbang sekolah.

Segera saja Luhan dan kyungsoo di kerubungi oleh beberapa murid yang membawa bingkisan.
Luhan meniup poni nya malas.

"Luhan oppa! Tolong titipkan pada Sehunnie oppa ne.. gomawo"

"Ye"

"Oppa! Oppa sangat tampan dan juga cantik, ini aku membuat bekal untuk oppa"

"Gomawo"

"Luhannie.. nuna menitipkan ini untuk Chanyeol.. ah ini juga untuk Kai"

"Ye" Luhan membalas semua itu dengan malas namun tetap dengan berat hati dan kesusahan membawa semua bingkisan dan beberapa kotak bekal di tangannya.

Setelah semua fans fans gila itu bubar, Luhan kembali melangkah masuk di lanjutkan dengan tubuhnya yang sedikit oleng dan hampir saja kotak kado itu terjatuh jika Kyungsoo tak segera menangkapnya.

"Fans mu terlalu banyak hyung" goda Kyungsoo lalu memindahkan bebrapa kotak dari tangan Luhan untuk ia bawa

"Huftt... ini semua bukan untuk ku. Aku hanya babu" gerutu Luhan lalu bibirnya segera manyun.

Don't Touch!! He's Mine! - KaiSoo [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang