“Hai, Je! Maaf menganggu, ya!” Ucap Tari lembut saat melihat wajah sang suami yang sudah lama tidak ia lihat di panggilan video kala itu.
“Tidak apa, Tar, aku belum tidur. Maaf ya, aku tidak sempat menghubungimu!” Jean menatap ponsel di hadapannya yang menampakkan Tari hanya terbaring menyamping menghadap ke arah kamera.
“Aku mengerti kamu sibuk.” Ucap Tari lembut, tidak ada perasaan marah sama sekali saat melihat suaminya yang sudah menghilang 1 bulan itu, Tari sangat lega meihat Jean baik-baik saja, “Aku hanya tidak bisa tidur karena memikirkanmu.” Senyum kecil merekah di wajah cantik Tari, “Bisa temani aku tidur malam ini, Je?” Tanya Tari.
Jantung Jean berdegup cukup kencang saat mendengar ucapan Tari, ia tidak mengira Tari akan setenang itu, Tari bahkan tidak bertanya ataupun memarahinya setelah Jean menghilang selama sebulan. “Tidurlah, aku temani dari sini!” Ucap Jean sambil berusaha menenangkan jantungnya yang berdegup cukup kencang.
“O iya, aku juga ingin meminta izinmu, aku mau pulang sebentar.” Ucap Tari.
“Ke rumahmu? Berapa lama?” Tanya Jean.
“Entahlah, sampai kamu pulang, kurasa.” Sahut Tari.
“Baiklah, pastikan rumah aman sebelum kamu pergi, kunci pintu, listrik dan kompor pastikan sudah padam, aku akan menjemputmu saat aku pulang.” Ucap Jean.
“Iya, terima kasih, Je. Good night, Je! I love you.” Ucap Tari sambil memejamkan matanya.
“Good night, Tar.” Ucap Jean.
KAMU SEDANG MEMBACA
Panggilan Tidur
Kısa HikayeBagi Tari, Jean adalah suami yang "gila bekerja", tapi bagi Jean, dirinya adalah family man yang begitu mencintai istrinya short story selesai