Angin semilir menerpa tubuh kedua orang yang sedang duduk di atas pasir beralaskan tikar kecil, hari menunjukkan pukul 5 sore.
Masih di hari yang sama, di mana key dan Rey berkunjung ke panti tempat Rei dulu tinggal. Sepanjang perjalanan tadi mereka hanya diam tanpa kata, namun terbesit pikiran key untuk mengajak Rei ke pantai
Dan di sinilah mereka sekarang, menikmati indahnya pemandangan laut lepas di depan mereka dengan angin semilir yang membuat nyaman dan tenang, duduk beralaskan tikar kecil yang mereka sewa dari warung yang berada di sekitaran pantai tersebut
"Kak, gue bukan'nya mau kepo atau ikut campur. Tapi gue lihat sepulang dari panti tadi kak Rei jadi lebih banyak diam. Kakak gak papa?" Tanya key setelah cukup lama mereka terdiam
"Kelihatan banget ya?" Tanya balik rei
Key menganggukkan kepalanya sambil menghadap ke arah Rei
"Gue gak papa key, maaf ya kalau Lo gak nyaman sama sikap gue" ucap Rei dengan senyum tipis'nya
"Gak gitu kak maksud gue, gue cuma khawatir aja lihat Lo gak kayak biasanya. Kalau kak Rei mau cerita, gue bisa kok jadi tempat cerita kak Rei, jangan di Pendem sendiri. Tapi kalau gak mau cerita juga gak papa, gue cuma gak mau kak Rei sedih sendirian, sini sedih'nya di bagi sama gue" ucap key tulus
Rei yang mendengar ucapan key pun tak bisa tidak tersenyum, apalagi melihat ketulusan di setiap tatapan dan kata-kata yang key ucapkan, belum lagi wajah key yang begitu cantik sekaligus imut yang sedang menatapnya
Hening beberapa saat, kemudian Rei memalingkan wajah'nya ke depan dengan menghembuskan nafasnya pelan
"selama 23 tahun gue gak tau asal usul gue, dari bayi gue udah hidup di panti tanpa tau siapa orang tua gue, berusaha bertahan dan berdiri di antara hinaan dan omongan orang-orang tentang gue. Di saat gue udah bisa Nerima takdir gue dan tidak lagi ingin tahu siapa gue sebener'nya dengan gue membuka lembaran baru dengan diri gue yang sekarang tapi tiba-tiba seseorang datang dan mengaku bahwa dia...dia orang tua gue" ucap Rei akhirnya buka suara, tak di pungkiri raut sedih terpatri di wajah Rei
Key tentu saja kaget mendengar ucapan Rei
"Kakak serius? Jadi tadi di panti kakak ketemu sama orang tua kak Rei?" Tanya key antusias
Rei hanya menganggukkan kepala'nya sebagai jawaban
"Tapi kenapa kak Rei sedih, bukan'nya seharus'nya kakak seneng ya akhirnya bisa ketemu sama orang tua kak Rei?" Tanya key yang melihat ada kesedihan di wajah Rei
"Seneng kok, gue seneng, gue bahagia bisa ketemu sama orang tua kandung gue. Tapi..." Rei tidak melanjutkan ucapan'nya, kepalanya menunduk
"Tapi kenapa kak?" Tanya key penasaran
Flashback on
"Re-rei" ucap wanita tersebut dengan terbata
"Iya, saya Rei. Maaf ada perlu apa ya sama saya?" Tanya rei
Bukan'nya jawaban yang di dapat, namun wanita tersebut langsung memeluk tubuh Rei dengan air mata yang mengalir hingga menembus kaos yang di pakai Rei
"Rei, maafin mama" ucap wanita tadi yang masih memeluk tubuh Rei
Deg
Seakan waktu berhenti berputar, badan Rei menegang mendengar apa yang di ucapkan wanita tadi
"M-mama" ucap Rei lirih
Wanita tadi melepas pelukan'nya, kemudian tangan'nya membelai wajah Rei dari atas sampai rahang tegas Rei.
KAMU SEDANG MEMBACA
Key & Rei [ HIATUS ]
Short StoryGue berharap kita di takdirkan bersama sampai akhir, bukan hanya sekedar persinggahan selagi dari kita masing-masing menemukan orang yang tepat pada waktunya - Key Yang penasaran sama ceritanya, langsung aja yuk di baca cerita terbaru gue