Happy reading 🐣
°°°°
keadaan kamar raka masih gelap,hanya ada satu sumber pencahayaan dari lampu tidur disamping ranjangnya.hari sudah pagi dan seharusnya raka juga sudah bangun dan bersiap-siap mengikuti sarapan pagi seperti yang diucapkan mamanya tadi malam.namun pemuda itu masih bergelung memeluk selimut hangatnya berupaya mencari posisi nyaman untuk melanjutkan tidur.
semalam dia mengalami insomnia karena banyak pikiran yang menyerbu sehingga waktu tidurnya terkuras.
ketukan diluar kembali mengejutkan raka hingga raka melangkah gontai menuju kamar mandi, sebelumnya sempat berteriak meminta mamanya menunggu diruang bawah saja sementara dia mencuci muka dan menggosok gigi.
setelan piyama sudah kusut,rambutnya juga ikutan acak-acakan namun sepertinya raka tidak mempermasalahkan hal itu, dia akhirnya turun menuju ruang makan yang sudah diisi oleh pasangan suami istri.
mamanya mengecup pipi sang suami sekilas lalu menata sarapan pagi didepan mereka.dia tak perlu repot bangun subuh dan berkutat didapur karena semuanya sudah disiapkan oleh pembantu rumah tangga.
"kamu mau makan apa?"tanya wanita satu-satunya disana,raka mengedarkan pandangan tanpa peduli dengan bagas didepannya.
"aku minum teh aja ma"ucap raka setelahnya.memang selama ini raka tidak terbiasa sarapan pagi dan hanya minum teh atau kopi saja.
ditengah suapannya,mama raka berdiri membawa ponsel yang berdering ditangannya.dia nampak tergesa-gesa saat panggilan itu terus berbunyi dan kembali berbalik untuk mengambil tas kerjanya.
"mama berangkat duluan ya...sayang aku pergi dulu, kalian lanjutin makannya"
ucap mama raka lalu mencium pipi suaminya sekilas.memang begitulah rutinitas pagi orang-orang sibuk, apalagi sebagai wanita karir mama raka tentu akan lebih mendahulukan urusan pekerjaannya yang mendesak lalu setelah itu akan meminta maaf karena sudah meninggalkan mereka pagi-pagi sekali.
keheningan semakin terasa saat raka dengan acuh meminum teh hangatnya ditambah bagas yang memakan roti bakar dengan cepat.dasinya masih tergantung dipundak,jas kerja juga tergeletak bersamaan dengan tasnya dikursi depan.
"sini...bantuin gue masang dasi"seru bagas memecah keheningan,raka menoleh cepat merasa kalimat itu ditujukan padanya.
"lo gak cacat ya...lo masih bisa masang sendiri,gue mah ogah!"raka mengabaikan suaranya yang nyaris berteriak kencang namun matanya cepat menatap bagas yang berkedip pelan dengan helaan nafas panjang.
"lo masih ingatkan sama ucapan gue dulu?gue gak suka lo teriak,tapi kali ini gue maklumi.hanya kali ini raka"
mata itu menajam namun setelahnya kembali berubah santai."gue gak peduli,lo lupain semua itu bajingan!lo manusia paling brengsek yang gue temui"
raka berucap berapi-api,nafasnya tersengal akibat amarah yang meledak ingin dikeluarkan.bagas berdiri lalu menarik tangan raka hingga tubuh kurus itu terperangkap diantara tubuh bongsornya,wajah mereka berjarak setipis helaian kertas hingga nafas raka tercekat.
"gue belum sempat jelasin sesuatu sama lo tapi hari itu lo udah hilang!lo yang ninggalin gue raka!"
bagas tak kalah marah,dia berbalik memaki raka yang menunduk dalam.tangannya mengepal ingin membenturkan kepala kosong itu ke tembok agar raka sekali saja bisa mendengarkan dirinya.
sesuatu tentang mereka dimulai saat raka baru menginjak semester akhir disekolah menengah pertama, dia yang saat itu ditolong oleh seorang pemuda langsung merasa kagum hingga saat pemuda itu memintanya menjadi kekasih maka raka tentu akan menerimanya.
pemuda gagah yang berada di semester akhir perkuliahan dengan seorang bocah smp tentu agak janggal namun raka yang kepalang mengagumi bagas siap menerobos kepahitan dunia.pikirnya saat sedang jatuh cinta.
namun setelah dia melewatkan malam dengan bagas,raka mulai mendengar desas-desus yang
mengatakan jika bagas saat itu hanya menerima
tantangan dari teman-temannya untuk memacari seorang bocah polos dan rakalah yang sialnya menjadi target.setelah mengetahui hal demikian ditambah lagi dengan kesibukan mamanya membuat raka memutuskan untuk bersekolah diluar negeri saja, ditempatnya sendiri justru melahirkan banyak kesakitan.
namun satu hal yang tidak diketahui raka,awalnya bagas memang berencana akan meninggalkan raka tepat setelah pemuda itu menerima pernyataan cintanya namun dia tidak akan pernah sanggup untuk memutus hubungan,raka sudah membawa hatinya bersama pria itu hingga saat bagas yang berniat serius dengan raka,pemuda itu yang pergi meninggalkannya tanpa satupun kabar berita.
puncaknya bagas tau alasan menghilangnya raka dari sahabat karib sang kekasih,juan mengatakan raka memilih pindah karena sakit hati dengan permainan bagas.sial sekali bukan."terus apa? sekarang apa hah?!"raka mendorong tubuh bongsor itu namun bagas tidak beranjak sedikitpun,raka memang kuat namun bagas jauh lebih kuat darinya.
"jangan teriak raka"datar bagas lalu menyeret pemuda itu kearah sofa.raka dibanting kuat hingga kepalanya terbentur lengan sofa namun dia masih bisa bangkit untuk melarikan diri sebelum bagas kembali memeluk pinggangnya.
"lepas...gue mohon"ucap raka lirih,dia sakit hati saat pertama memandang bagas lah yang duduk tenang didepan meja makan apalagi saat mamanya sudah resmi menjalin hubungan dengan bagas,dia harus bisa bertahan agar tidak merusak rumah tangga mamanya.
bagas mencekik leher itu sembari tangannya melorotkan celana raka beserta dalamannya juga,kaki raka memberontak dan terus memberikan tendangan agar Bagas segera menjauh darinya.
ini tidak benar, jika mereka masih memiliki hubungan seperti dulu mungkin saja raka rela bagas menungganginya namun keadaan sudah berbeda.bagaimana nanti hancurnya sang mama jika mengetahui dia menjalin hubungan terlarang dengan bagas,rumah tangga mereka bahkan belum ada dua mingu ini.
bongkahan padat diuleni,bagas beranjak duduk dibelakang raka dan mulai melepas ikat pinggangnya,dia hanya menurunkan celana sedikit dan menarik keluar barang yang sudah setengah keras.
"gas.... pelan-pelan gue takut"
akhirnya raka memilih pasrah,mau melawan bagaimanapun nanti bagas akan lebih berlaku kasar dan raka sendiri tidak mau dikasari lebih jauh."percaya sama gue"dilanjutkan dengan teriakan raka saat bagas mendorong dirinya memasuki raka,
miliknya terasa digigit kuat hingga bagas menggeram kuat."udah berapa yang nyentuh lo?"tanya bagas disela hentakan kuatnya yang membuat raka terlonjak sembari berpegangan pada lengan kokoh bagas.
"gak...ngghhh...pertama saat smp itu...akhhh...gak ada lagi"
raka berupaya menyelesaikan kalimatnya dan bagas makin meliar setelah mendengar jawaban termanis menurutnya.memang sangat jauh gaya pacaran mereka dulu.raka meraih miliknya saat pelepasan sudah didepan mata,tubuhnya melengkung dengan nafas berderu cepat.sementara bagas masih bergerak menumbuk prostat didalam sana, setelahnya raka merasakan perutnya penuh dialiri cairan kental bagas.
"biarin dulu"ucap bagas dengan suara berat.sungguh raka masih terasa seperti dulu,bahkan lebih nikmat.
setelah beberapa menit Bagas menggendong raka menuju kamarnya namun sebelum itu dia sempat membersihkan kekacauan yang mereka perbuat,masalah bekerja mungkin bagas bisa mengambil jadwal libur sehari karena dia masih ingin menghabiskan waktu dengan raka tanpa terhalang oleh istrinya nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
bagas&raka (Oneshoot/Drabble)-HIATUS
Short StoryBagas dan raka sebagai main character. sifat serta kepribadian mereka tergantung sama genre tiap chapter. • • • • slow update because me just started writing.... please enjoy 💜