Happy reading 🐣
°°°°
keramaian terasa menyesakkan dada,lalu lalang puluhan orang yang menggeret koper memenuhi bandara di siang hari ini.raka terdiam melirik kesana kemari lalu mengecek ponselnya lagi,taksi online yang dipesan mengabari jika sang sopir sudah ada didepan bandara namun dia bingung harus mencari nomor plat mobil yang tertera.
langkahnya terus berjalan menuju jalan raya sembari menarik koper, seharusnya raka sudah mendarat dikampung halaman sejak satu Minggu yang lalu saat mamanya memutuskan menggelar acara pernikahan kedua,dengan seorang pemuda yang katanya tampan.pakaian raka serba hitam mulai dari celana jeans,kaus tipisnya hingga sebuah jaket kulit juga bewarna senada.tangan berjari panjang itu mengeratkan lagi topi yang dipakai, langkah kakinya terdengar keras karena peraduan antara aspal jalanan dengan hak pantofel berkualitas miliknya.
"maaf...pemuda atas nama raka benar?"
tanya seorang pria yang tak lagi muda menghentikan langkah raka."benar,bapak taksi yang saya pesan kan?"tanya raka dibalas anggukan cepat dari supir taksi.
"tolong antar saya ke alamat itu ya pak,saya mau istirahat dulu"
raka berucap sopan lalu setelahnya mulai menyamankan diri bersandar di kursi mobil,kepalanya menengadah ditutupi topi dan dia siap tertidur karena merasa lelah didalam pesawat sebelumnya.°°°°
setelah sampai didepan rumah besar bergaya klasik modern lengkap dengan pagar menjulang tinggi bewarna hitam dihiasi corak keemasan,raka
menggeleng kagum dan sekali lagi memeriksa alamat yang dikirimkan mamanya.rumah baru yang akan mereka tempati setelah ikut pindah dengan suami barunya."semoga aja gue betah tinggal sama mama"gumam raka pelan.bel ditekan beberapa kali hingga seorang satpam berlari membuka gerbang dengan cepat.raka tersenyum dan tak lupa mengucapkan terimakasih lalu mulai melangkah menuju pintu utama.bangunan luas itu berdiri sangat kokoh ditopang beberapa tiang besar dibalut porselen mengkilat,warna yang dipilih juga terkesan mahal hingga semut pun agaknya minder saat berjalan disana.
jalan yang dipijaki raka dialas oleh bebatuan layang datar dan disekitarnya ditumbuhi rumput hijau sehingga terasa sangat segar.mungkin jika raka tertarik berkeliling maka dia harus merelakan matanya menatap iri pada setiap detail bangunan mewah itu.
"heii sayang...kamu udah sampai?gimana perjalanannya?kamu pasti capek ya?"pintu terbuka dan kehadiran seorang wanita berusia 37 tahunan menyambutnya dengan suka cita.sanubarinya merindu hingga kedua tubuh berbeda ukuran itu langsung beradu menyampaikan rindu masing-masing.
"raka aman kok ma,gimana pernikahannya aman kan ma?maaf raka gak bisa hadir"
bisik raka pada mamanya,jangan katakan raka memiliki ibu dengan tubuh mungil kecil karena tubuh mamanya cenderung tinggi dan sedikit bertenaga hingga raka yang harus mendongak menatap pada mamanya."gak apa-apa,kan kamu udah jelasin alasannya kenapa"balas sang wanita dengan senyum manis.
"sini mama antar ke kamar kamu dulu,nanti mama panggil kalau papa udah pulang ya"
mereka berdua berjalan menaiki tangga meliuk dengan pegangan besi dipenuhi ukiran indah, sebenarnya siapa sosok yang dijerat mamanya hingga huniannya saja mampu berdiri semenawan ini pikir raka kemudian."mama gak kerja?"
"mama luangin waktu sehari buat nyambut kamu"
jelas mama raka lagi.
setelah sampai didepan pintu bercat cokelat tua raka diberikan sebuah smart lock key oleh mamanya untuk membuka pintu, sungguh rumah yang penuh dengan teknologi."raka masuk dulu ya,nanti raka turun saat makan malam"serunya lagi namun bibir itu masih saja memberikan senyum canggung.sedari dulu saat keluarganya masih lengkap,maksudnya dengan ayah biologis raka masih hidup maka mereka juga termasuk jajaran keluarga bahagia.namun saat dia dan sang ibu ditinggal mati oleh papanya,sejak saat itulah mamanya berubah menjadi wanita ambisius penuh dengan tekad serta dipenuhi kesibukan untuk mengurus pekerjaan.
raka yang saat itu baru berusia 8 tahun sering ditinggal sendiri hingga setelah dirinya tamat sekolah menengah pertama,raka meminta izin untuk melanjutkan pendidikan diluar negeri,tepatnya di negara bagian Eropa hingga saat hari kelulusannya yang bertepatan dengan hari pernikahan mamanya maka raka dengan berat hati tidak bisa langsung terbang begitu saja,banyak berkas penting yang harus diurusnya.
kamar yang ditempati sekarang ternyata sebuah ruangan luas dengan peralatan yang cukup,ada ranjang king size ditengah ruang lengkap dengan banyak benda elektronik yang bisa dipakai raka saat bosan.
diletakkan kopernya lalu raka mulai menata semua barang disana,dia berencana menetap dalam waktu yang lama sembari mencari universitas yang akan dimasuki nanti.
setelah beres,raka selanjutnya memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri lalu akan dilanjut dengan tidur beberapa jam sebelum makan malam nantinya.dia juga sedikit penasaran dengan ayah tirinya,orang seperti apa dia,berapa umurnya apakah sepangkatan dengan mamanya atau malah lebih tua?
berotot apa seorang pria kelebihan lemak,dan yang lebih penasaran apakah sang ayah tiri bisa menerima dirinya atau malah memainkan peran menjadi sosok kejam seperti di negeri dongeng?°°°°
"sayang...raka bangun,kita makan malam dulu"
ketokan dari luar kamar membuat raka tersentak kaget,kepalanya pusing karena bangun tiba-tiba namun dia segera berdiri untuk membuka pintu.
"ayo ma"serak raka lalu mengamit lengan ibunya untuk turun bersama menuju meja makan.langkah mereka lambat diselingi dengan obrolan ringan mengenai kehidupan raka di negara orang,apakah putranya makan dengan baik atau tidak.yang anehnya raka baru ditanyai sekarang,saat pemuda itu sudah berada disini.
"salaman dulu sama papa sana"tegur sang mama saat mereka memasuki ruang makan.raka sendiri sempat mematung sesaat sebelum kembali berjalan santai.disana, seorang pemuda berbalut piyama katun merah maroon duduk tenang dengan sebuah majalah ditangannya.dari sampulnya jelas dia sedang membaca berbagai macam jenis merk mobil yang dikemas sangat menarik dilembaran kertas itu.pasti harganya juga tak kalah fantastis.
raka berjalan santai memutari meja makan, langkahnya konstan tak ada rasa canggung karena mereka sesama lelaki dan yang pasti para pria akan akrab lebih mudah jika dihadapkan dalam sebuah percakapan.begitu pikir raka sebelumnya namun sepertinya watak sang ayah lebih menyukai ketenangan hingga raka kesulitan sendiri memilih topik pembicaraan.
"malam pa, kita baru bisa ketemu sekarang dan yang pasti mama udah kasih tau kan nama aku siapa,jadi kita gak perlu canggung buat kenalan lagi"
raka mengulurkan tangan kedepan namun ayah sambungnya belum mengeluarkan kalimat apapun,mata itu melirik dirinya lalu berakhir menjabat tangannya."baik,saya harap kamu bisa menerima saya sebagai pengganti ayah kamu"sial....kenapa suara itu terdengar berat membuat raka tak sadar menelan ludahnya kaku.tangannya terasa diremas kuat lalu saat raka melihat wajah itu...apa-apaan dengan kedipan sialannya?!lalu seringai miringnya yang membuat raka gugup seketika.
"m-mama...masak apa hari ini?"
hampir saja raka berteriak keras, tangannya dikibaskan hingga jabatan itu terlepas dan bagas masih duduk tenang melanjutkan memindai majalahnya.
"mama buatin kamu sup ayam biar kamu ada tenaga"
jawab mamanya dan masih sibuk menata makanan dimeja makan.raka berdecak pelan saat bagas kembali menatapnya,mata itu melirik tajam seolah menelanjangi raka yang masih berdiri tegak,dia beragak-agak ingin melemparkan sebuah apel hijau segar agar mata itu tak lagi melihat padanya.
"kalian kaku banget,raka coba kamu ajak papa ngomong...siapa tau kalian cocok setelahnya?"
raka menggaruk alisnya lalu tersenyum kecil,dia hanya mengangguk sekilas sebelum mulai memasukkan potongan makanan kedalam mulutnya, sesekali akan balas menatap bagas yang sibuk berbincang dengan mamanya lalu mata itu akan kembali terfokus padanya.
'fuck you 'ujar raka tanpa suara menimbulkan senyum tipis disudut bibir bagas.ada apa dengan mereka?
KAMU SEDANG MEMBACA
bagas&raka (Oneshoot/Drabble)-HIATUS
Cerita PendekBagas dan raka sebagai main character. sifat serta kepribadian mereka tergantung sama genre tiap chapter. • • • • slow update because me just started writing.... please enjoy 💜