arrange married 5

768 52 3
                                    


happy reading 🐣

°°°°

      raka bergegas memasuki kamar mandi setelah berlari kabur dari bagas juga meninggalkan teman-temannya yang tersenyum menggoda.
dia harus menjernihkan pikiran namun kenapa bayang-bayang wajah bagas terus memehuni kepalanya,apakah tidak apa-apa jika mereka melakukan sesuatu seperti itu lalu bagaimana caranya,apakah dia yang harus berbaring menunggu bagas atau sebaiknya bagas saja yang menjadi pihak penerima.itu sangat tidak masuk akal.

setelah lama berkecimpung dengan peralatan mandi akhirnya raka keluar memakai handuk yang disampirkan dipinggang, jantungnya terasa mau jatuh saat mendapati bagas yang duduk santai diatas kasur ditemani segelas minuman.pemuda itu
bersandar telanjang dada menatap padanya dengan senyum misterius.kemana perginya bagas si bajingan kaku raka merasa tidak mengenali pemuda dengan seringai tipis itu.

bagas terus mengamati raka sembari meneguk minuman kaleng,raka sendiri mencoba tenang mengambil sebotol susu cokelat dan kembali menuju ranjang.tubuh atas masih terbuka membiarkan udara dingin menyapu kulit yang mengeluarkan aroma sabun,raka sendiri masih berjuang membuka tutup botol hingga akhirnya menyerah.bukan dia lemah namun karena baru siap mandi jadi tangannya masih sedikit licin.
"lo gak mau bantu gue buka botol ini?"tanya raka kesal.

"lo gak buntung raka,selama masih punya tangan lengkap jangan harapin bantuan orang lain"jawab bagas santai mengangkat bahunya acuh.

"dasar orang kuno"makinya dan kembali memegang botol diantara celah paha sedangkan tangannya memegang bagian atas botol lalu memutar tutupnya sekuat tenaga.
krakk...aashhh....
tenaga yang diberikan nampaknya terlalu berlebihan sehingga botol bagian atas pecah membuat goresan dalam ditelapak tangan raka.bagas segera menoleh melihat pada telapak tangan yang mengalirkan cairan merah pekat, diletakkan minuman diatas meja hingga bagas bergerak cepat mencari kotak obat didalam laci meja.sial...kenapa raka sangat bodoh, membuka botol saja bisa membuatnya terluka lalu bagaimana caranya pemuda itu melakukan sesuatu yang jauh lebih berat nantinya,akankah raka meregang nyawa lebih dulu.

raka reflek melepaskan botol dari pangkuannya namun saat melihat cairan putih itu tumpah ruah membasahi karpet wajahnya semakin panik.
"tenang disana jangan gerak lagi atau kaki lo yang robek kena pecahan kaca"bagas melompat cepat mengambil botol susu yang hampir terinjak oleh raka dan meletakkannya sejauh mungkin dari raka,dia juga memilih beberapa beling kasar setelahnya lanjut menarik tangan bergelimang darah agar duduk diam diranjang.salahnya karena menyuruh raka melakukan pekerjaan yang beresiko karena bocah itu sangat sangatlah ceroboh.

"gue gak sengaja lempar botolnya sumpah"raka meyakinkan bagas yang bergerak menyeka darahnya dengan tisu lalu bagas membersihkan luka menganga dengan alkohol.

"hmmm...salah gue juga"jawab bagas lirih.ringisan raka semakin menjadi saat bagas mengambil serpihan kaca kecil dari lukanya,bagas mengusap punggung tangan raka hingga terakhir menempelkan plester.
"gas...
kerongkongannya tercekat saat bagas mencium permukaan plester lalu meniup-niup pelan,semakin kesini raka semakin mengenali sikap bagas yang keras diluar namun begitu perhatian padanya.

raka mengelus poni bagas yang terurai lalu mengambil jepitan rambut kecil untuk dipakaikan,bagas tidak menolak justru mengembangkan senyum terbaik.selama mereka saling kenal baru kali ini raka melihat senyum menawan bagas dan itu membuat darahnya berdesir.dia menyukai perasaan ini namun raka masih Denial untuk menerima.

"kita tidur sekarang gue gak mau lihat lo buat ruangan ini lebih berantakan"kasarnya namun raka bukannya tersinggung justru ikut tersenyum kecil.

"peluk gue lo harus ucapin makasih karena udah gue bantu"raih bagas menarik lengan raka.bantal guling pengganggu ditendang hingga kedua pemuda berbaring tanpa jarak.
bagas kembali bangkit bersandar pada kepala ranjang lalu menarik raka agar tidur diatasnya.
"gue tidur di kasur aja,gue gak nyaman"tolak raka
menjauhkan diri namun melihat tatapan bagas membuatnya kesal,tubuh itu kembali dihempaskan membuat wajahnya menempel didada telanjang bagas.sial raka sendiri lupa jika belum memakai bajunya!

"gue mau pakai baju dulu gas,gue lupa"saat akan beranjak turun lagi-lagi bagas menghalangi, pinggangnya dipeluk erat lalu pucuk kepala ditepuk pelan.
"gue juga gak pakai baju jadi biar adil Lo juga gak perlu makai apa-apa lagi,gue udah nyaman diposisi ini"ucap bagas lalu menghirup aroma sampo raka.

raka mendongak menatap bagas sebentar lalu kembali menyamankan wajahnya menghimpit dada bagas,tangan berbalut plester luka diraih bagas lagi untuk dielus ringan.raka suka saat mereka seperti ini, hatinya sering berdebar belakangan ini.

diluar balkon hujan rinai turun semakin lebat membuat kantuk menyerang raka yang sudah berulangkali menguap.lampu dimatikan menyisakan cahaya remang dari lampu tidur,raka kembali mendongak saat suara berat bagas mengalun merdu dia tidak mau tertidur cepat karena jarang sekali bagas mau bernyanyi untuknya.
"elus lagi rambut gue"suara raka mulai serak menahan kantuk, biasanya dia tidak akan tidur secepat ini, mungkin karena usapan dari bagas di kepalanya.

"sleep weel prince... beautiful prince..."
bagas kembali melanjutkan nyanyian lalu meraih handuk yang melingkari pinggang raka,dia menarik rajutan kain putih itu hingga tubuh polos raka terpampang nyata.sedikit mengangkat tubuhnya lalu bagas ikut menurunkan celana kain yang dia pakai hingga kedua pemuda sama-sama tak ditutupi pakaian.'biar adil'gumamnya geli.

bagas menarik selimut hangat untuk menutupi tubuh mereka dan kembali mengelus rambut raka yang bergerak tidak nyaman,bagas menutup mata saat benda dibawah sana menempel dan kembali meneguk ludahnya kasar.dia tidak akan mengambil raka saat tidur,bagas harus menunggu raka menyerahkan dirinya sendiri.
"lo padat banget ka"geramnya lalu meremas pantat sintal itu gemas.tepukan diberikan pada bongkahan bulat raka hingga bagas harus banyak-banyak mengalihkan pikirannya agar tidak terus-terusan memikirkan hal mesum lainnya'dengan raka.

setelah beberapa lama barulah bagas mulai tertidur pulas memeluk raka,tubuh keduanya terus menempel bahkan bagas secara tak sadar akan mengelus punggung raka saat raka mendesis tak nyaman.
alarm pagi sudah dimatikan karena bagas berencana untuk menghabiskan waktu seharian besok bersama raka,dia mau memperbaiki hubungan mereka hingga tidak ada lagi kecanggungan diantara dia dengan raka.mungkin bisa dimulai dengan berbagi kehangatan?atau langsung saja ke intinya? bercinta mungkin menjadi solusi terbaik.

end






bagas&raka         (Oneshoot/Drabble)-HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang