Bad ketos

1.1K 51 2
                                    

happy reading 🐣

°°°°

      "dalam hitungan ketiga kalian semua mulai push up bersama dan jika ada yang gak serentak maka kalian mulai dari awal lagi"
senin pagi seusai upacara bendera, pemuda yang menyandang gelar sebagai murid teladan dan menjabat sebagai ketua osis mulai melakukan razia bersamaan anggota osis lain,mereka bergerak menyita barang-barang yang seharusnya tidak dibawa oleh para siswa maupun siswi.bagi para siswa kebanyakan yang tertangkap pastinya pemantik api dan kotak rokok sedangkan bagi barisan wanita bermacam alat make up berhasil memehuni kantong kresek.

setelah merazia barang, raka lanjut berkeliling sekolah memeriksa tiap sudut lokasi untuk mencari murid yang membolos atau terlambat datang, disinilah banyaknya tertangkap siswa laki-laki yang sekarang tengah dihukum.

"lo gak serentak....itung ulang"tegasnya mendapatkan delikan tidak suka dari belasan pemuda yang sudah mulai kelelahan.

raka berdiri memperhatikan mereka hingga panggilan dari seorang guru menyudahi kegiatannya dan meminta pada anggota osis lain agar memperhatikan para pemuda yang sedang push up.
"dasar ketos sialan! mentang-mentang kesayangan guru malah berlaku seenaknya aja"maki seseorang lalu bangkit setelah hitungan mereka berakhir.

"lo gak mau kerjain balik gas? lumayan biar dia gak banyak gaya lagi"arkan mencoba memprovokasi bagas yang menaikkan alisnya,jika dipikir-pikir dia juga cukup sering menerima hukuman dan berakhir masuk ruang konseling.

"lihat nanti deh lagi gak mood gue"sahut bagas dan berlalu acuh menuju kantin sekolah.lihatlah perilaku buruknya,orang sibuk belajar dia justru memilih mendekam dikantin, bagaimana tidak dihukum lagi nanti.

belum ada tiga puluh menit bagas di kantin tapi raka sudah berjalan lagi kearahnya,Bagas tidak takut dan memilih lanjut bermain game tanpa peduli jika raka akan mengamuk menyuruhnya kembali ke kelas.dia disini membayar penuh dan jika mau bertingkah seharusnya tidak ada yang melarang, prinsip bagas adalah tetap lakukan apapun yang membuat senang sekalipun itu membuat orang lain tidak nyaman,itu urusan mereka.

"heh lo masuk kelas cepat, point lo udah habis jangan buat gue tulis nama lo di buku hitam lagi bagas"raka biasanya terdengar sangat ramah menegur orang lain namun jika pada bagas kenapa pemuda itu selalu jutek,apa pernah bagas berbuat salah dulunya.

"mulut lo jaga,gue gak pernah cari masalah sama lo jangan sampai lo jadi sasaran gue di sekolah ini "seru bagas datar.

"gue punya kuasa atas diri lo selama lo masih sekolah disini "raka juga berucap datar hingga tangannya meraih lengan bagas agar segera berdiri.
Bagas menepis tangan raka namun raka tetap keras kepala memaksa Bagas berjalan.

"dasar,budak sekolah aja bangga lo"bagas menyentak tangan raka paksa dan menyimpan ponselnya,dia pergi menjauh hingga raka mengikuti dibelakang.sebenarnya apakah raka tidak masuk kelas juga dan belajar?kenapa selalu sibuk berkeliling,ya karena sudah menjadi tugasnya setiap hari dan raka akan memaksimalkan belajar dimalam hari sebagai ganti jam disekolah yang terpakai.

°°°°

       di hari berikutnya raka kembali membuat para pemuda dikelompok pertemanan bagas memaki kesal karena secara tiba-tiba pemuda itu bersama antek-anteknya mendatangi gudang belakang sekolah yang sudah lama dibiarkan kosong.
mereka terperanjat kaget saat pintu terbuka keras akibat bantingan kaki sang ketua osis,raka berdiri paling depan membawa buku catatan siswa nakal dan nanti pasti akan memberikan hukuman pada mereka,lagi.

"matikan rokok kalian sekarang dan rapikan penampilan,gue capek banget harus urus kalian terus"ucapnya sembari menulis nama banyak pemuda yang ketahuan merokok diarea sekolah sedangkan dua teman wanitanya bergerak menghampiri mereka.
"ka mereka gak mau kasih rokoknya"ucap anggota osis perempuan,raka mengangguk singkat lalu menutup bukunya setelah menulis nama semua anak nakal itu.

"gue minta tolong banget jangan banyak tingkah,gue juga jalanin tugas"raka jengah dipermainkan,mereka mengolok-olok saat raka akan mengambil rokok dengan paksa.

"lo seharusnya juga ngertiin kita,lo cowok kan?mana rasa solidaritas lo"bentak mereka membuat raka menggigit bibirnya kesal.

"jangan bicara solidaritas sama gue, udah gue bilang gue cuma jalani tugas"raka menarik paksa rokok dari jepitan jari mereka tak menghiraukan jika tangannya terbakar,dia hanya mau semua cepat berakhir dan dia bisa kembali kedalam kelas.

"serahin rokok kalian nanti gue gantiin yang baru"
jengah bagas dari sudut ruangan sembari melayangkan kotak rokok miliknya kearah si ketos.

"raka ..raka.... seharusnya lo di usia sekarang lagi nikmati hidup kayak kita bukannya terjebak sama berbagai aturan sekolah,sekelam apa hidup lo hmm?"ejek mereka lagi namun raka hanya menyeringai tipis tak menanggapi.

"pulang sekolah nanti temui pak Dedy diruang bk,atau gak kalian bisa tebak sendiri gimana nasib kuping kalian nanti"lalu raka melangkah riang keluar dari gudang membuat ribuan kutukan dilantunkan padanya.

"semakin tipis stok kesabaran gue sama tingkah dia,gue bakalan cari cara balas dendam"juna memukul tembok melampiaskan kekesalannya pada raka disusul makian lainnya yang mengatakan ketidak sukaan mereka pada si ketua osis.

bagas masih diam mendengar teman-temannya, sebenarnya dia juga sama kesalnya namun bagas lebih bisa mengendalikan emosi dan tidak meledak-ledak seperti mereka.jauh didalam relung hati bagas ingin membuat raka tunduk padanya agar pemuda itu tak lagi bertingkah dan  menghina mereka.

satu persatu pemuda disana mulai keluar saat bel pulang berbunyi,mereka harus segera menemui pak Dedy karena jika kedatangan mereka terlambat satu menit maka ceramahnya juga bertambah lama.bayangkan harus duduk mendengarkan hal-hal berbau kedisiplinan yang setiap hari sudah berulang diucapkannya,bukan hanya mereka namun bagas sendiri juga tidak bisa menahan jika berurusan dengan pak Dedy.

"nikmati waktu kalian anak baik"seru raka sembari tersenyum penuh kemenangan saat melewati gerombolan pemuda yang balas mendelik marah padanya.
saat akan kembali melangkah tangan bagas meraih lengan raka cepat,tubuhnya ditarik paksa menuju lorong sepi.raka memberontak namun bagas tak ilang akal untuk terus memaksa kaki itu berjalan hingga dengan cepat bagas membanting raka menabrak tembok dibelakangnya.

"lo kenapa?!gak terima sama hukuman gue hah?!"
teriak raka lagi sambil mendorong dada bagas yang bergerak mendekat.

"lo harus diajarin sesuatu biar gak selalu mandang remeh orang lain,lo aman karena gue selalu tahan mereka buat gak mukulin lo raka"
selanjutnya bagas meraup bibir plum yang terdiam mendengarkan ucapannya.raka kaget dan segera mendorong bagas namun yang ada tubuhnya semakin dipepet kearah tembok belakang.bagas mengulum bibirnya dengan senyum miring membiarkan tubuhnya dipukuli raka yang semakin memberontak kuat.

"itu gue anggap sebagai ucapan terimakasih lo"
bagas mengecup sekali lagi lalu beranjak pergi meninggalkan raka yang terpaku marah.
terkadang seseorang harus disadarkan kembali agar tidak berlaku seenaknya,tidakkah bagas pikir ini bukan sepenuhnya salah raka.pemuda itu juga mendapat perintah dari guru.



bagas&raka         (Oneshoot/Drabble)-HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang