Pandora box

1.2K 65 4
                                    

Happy reading 🐣

°°°°

        hujan lebat membantai kota,angin kencang sesekali akan berhembus kencang menerbangkan dedaunan serta benda-benda ringan lainnya.
rintikan air jatuh menimpa semua makhluk yang tidak sempat
berlindung,jalanan lengang tak ada yang berani menjejakkan langkah kaki dan lebih memilih bergelung di dalam ruangan sembari menikmati tayangan televisi mengenai setiap sudut permasalahan dikota.hanya satu dua orang yang mulai nampak membentangkan payung untuk menerobos hujan karena hari juga sudah senja, kegelapan akan  segera menelan siapa saja yang masih berkeliaran.

ditempat pemberhentian bus seorang pemuda tetap duduk tenang menunggu hingga hujan sedikit mereda,disisi kanannya duduk seorang wanita tua dengan penutup kepala lusuh.wanita itu tidak memakai alas kaki,rok batik yang ditenun tradisional juga kebaya merah lusuh membuat keberadaannya tidak dipedulikan.dia sudah berada disana sejak gerimis turun  dengan tangan senantiasa memangku kotak bewarna cokelat tua.tidak ada hiasan pita,tidak ada kertas kecil yang menunjukkan kepada siapa gerangan kotak polos itu akan diberi.

Bagas tidak terganggu dengan lirikan nenek disampingnya,dia terus bermain ponsel tanpa takut jika saja wanita tua itu bermaksud buruk padanya.lagian kenapa pula harus merasa risih serta ketakutan tidak jelas jika nenek itu bergerak saja sudah dibantu dengan tongkat bungkuk lalu jika ingin menyakitinya mungkin hanya beberapa pukulan tongkat yang akan bagas terima.

headphone ditelinga mengalunkan musik dengan volume keras,bagas menengadah saat hujan mulai reda,diraihnya tas kerja juga sebuah payung hitam dari dalam tas.tidak mungkin ada lagi bus saat hari hampir malam seperti ini hingga bagas lebih memilih berjalan ke apartemennya.

"nak....bisa nenek ikut dengan payungmu?rumah nenek ada dipersimpangan jalan"suara tua itu bergetar memandang bagas berharap.bagas melirik pada jam dipergelangan tangan dan berdecak dalam hati,dia sudah telat pulang dan dia tidak mau lagi buang-buang waktu mengantarkan wanita tua ini.pasti jalannya sangat lama.

"baik,ayo nek"final bagas namun hatinya merutuk kesal.mereka mulai berjalan bersisian dengan bagas yang harus rela mengorbankan bahunya dibasahi hujan karena tubuh nenek itu sedikit gemuk.

"mau saya antar kedalam gang nek?"tanya bagas berbasa-basi,dia mengharapkan jawaban tidak agar dia bisa segera berlari pulang.

"terimakasih tapi sampai disini saja anak muda,tolong kamu terima pemberian nenek ya"
kotak persegi didorong kedada bagas yang terdiam
berfikir mau menerima atau tidak.dia harus selalu waspada dengan semua orang,bisa jadi nenek tua ini menipunya dan memasukkan beberapa bungkus narkotika disana bukan?pikiran orang kita tidak ada yang tau.

"nenek tidak bermaksud buruk,ini sebagai ucapan terimakasih"seakan mengetahui pikiran bagas,wanita tua itu tersenyum kecil dan kembali menyodorkan kotak ditangannya.
"saya ambil nek terimakasih, kalau begitu saya balik dulu"bagas berjalan berlawanan arah menuju apartemennya,sesekali dia akan mengguncang kotak yang sangat ringan itu, seperti membawa kotak kosong.

sampai di apartemen,bagas lalu menyisihkan kotak pemberian nenek tua diatas lemari bajunya,akan dia buka bila rasa penasarannya sudah menumpuk.bagas lanjut membersihkan diri tanpa disadari kotak yang ditinggal memancarkan cahaya biru diikuti bunyi dentingan nada yang nyaris tidak terdengar.

°°°°

   hutan belantara dipenuhi dengan pohon-pohon besar,batang lurus dengan daun rimbun yang menutupi cahaya rembulan kesepian diatas sana.semak belukar mencapai lutut pria jangkung seperti bagas,pemuda yang kebingungan berada entah dimana dan bagaimana caranya dia bisa keluar dari kegelapan tak berujung.tidak ada senjata atau penerangan yang bisa digunakan untuk menyusuri kerindangan hutan,namun Bagas pastinya tidak akan berdiam diri menunggu kematian datang menjemputnya.

bagas&raka         (Oneshoot/Drabble)-HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang