merman3

546 35 2
                                    

happy reading 🐣

°°°°°

       senja semakin menghilangkan sinarnya,mentari semakin menenggelamkan diri sehingga kegelapan malam mulai menanti.kedua pemuda disana duduk berhadapan didepan nyala api unggun sementara dibelakang mereka sudah berdiri tenda besar yang disiapkan bagas selama perjalanan.

  tidak mungkin bukan jika bagas bepergian jauh tidak membawa banyak perlengkapan,itu semua sudah disiapkan oleh para pelayan kerajaan hingga bagas hanya perlu bertahan hidup, Jack yang sedikit kesusahan membawa namun kuda itu sepertinya sama tangguhnya dengan bagas si pemilik.

"makanannya sudah masak,sangat disarankan kau memakannya selagi hangat karena rasanya akan jauh lebih enak"bagas menyerahkan makanan kaleng yang sudah dipanaskan pada raka,tenang saja dia sudah memberikan alas agar tangan raka tidak melepuh saat memegangnya.

"oke terimakasih untuk makanannya,aku akan mencoba sekarang"bagaimanapun raka masih berterimakasih setiap bagas berbuat baik,itu selalu menjadi pegangan hidupnya karena etika yang baik jauh lebih diperlukan dari pada wajah yang cantik.tapi masalahnya raka mempunyai keduanya harus bagaimana dia sekarang?

derik suara kayu kering dilahap api menemani acara makan mereka,bagas tentu tidak akan bersuara dulu saat makan begitupun dengan raka.setelah kaleng makan bersih tidak bersisa barulah bagas kembali bangkit mengambil kendi minuman yang digantung dileher Jack, sementara jack juga menikmati rumput segar sebagai makan malamnya.

"kau bisa minum dulu dan sisakan untukku sedikit"
bagas menyerahkan kendi minuman pada raka yang didorong kembali.
"aku tidak terbiasa minum setelah makan, habiskan saja"ucapnya.

bagas menaikan bahu lalu menegak habis minuman untuk menghilangkan haus setelah perjalanan seharian.matanya menatap kearah raka yang terdiam menatapnya lalu beralih melihat unggun.

"mendekat kesini udara makin dingin"raih bagas menarik pinggang raka yang mau tak mau memilih duduk disamping bagas sembari mengulurkan jari tangan kearah unggun,memang menginap ditengah hutan akan membuat tubuh membeku.

"apa yang seorang raja lakukan?apakah ini semacam libur dari tugas dan melarikan diri ketengah hutan?"tanya raka memecah keheningan.bagas yang sedang memikirkan akan memulai misinya pada esok hari menoleh cepat pada raka.

"tidak ada hari libur bagi anggota kerajaan karena masalah rakyat selalu menjadi prioritas"ternyata bagas menjalankan kerajaan sesuai jalur dan lebih memilih memprioritaskan kepentingan rakyat.

"terus sebenarnya apa tujuan kau berkelana sendirian?tidakkah kau merasa terancam jika mendadak diserang tiba-tiba?"
raka menyukai topik kali ini hingga duduknya semakin mendekati bagas,matanya berbinar menunggu apa yang akan diceritakan pemuda gagah seperti bagas.

"takut?aku tidak akan pernah takut dengan siapapun dan apapun yang akan terjadi"balas bagas dengan senyum pongah hingga menerima satu pukulan malas dari raka.

"jadi, untuk apa?"raka kembali ke pertanyaan sebelumnya.

"untuk memenuhi sebuah persyaratan dari emperor"
diraihnya tangan dingin raka untuk ditutupi dengan telapak lebarnya,bagas mendekatkan wajah pada punggung tangan putih pucat itu lalu membubuhkan sebuah kecupan dalam membuat raka tersentak kaget namun memilih membiarkan.

"persyaratan?"ulangnya lagi.bagas mengelus punggung tangan raka dan memasukkan lagi tangan raka dalam genggaman hangat.

"persyaratan mengambil alih posisi emperor"unggun sudah mulai padam membuat raka kesulitan melihat wajah bagas yang terus memasang senyum menatap wajahnya.jika seperti ini bagas tidak ubahnya dengan pemuda digilai cinta dan raka sendiri sedikit tersipu ditatap penuh puja.

"kita tidur sekarang karena apinya juga sudah mau padam"ajak bagas meraih raka berjalan bersama memasuki tenda.kenapa mereka terasa seperti sudah lama kenal dan bisa percaya untuk membagi tenda yang sama,apakah bagas maupun raka tidak takut jika salah satu dari mereka berniat buruk?tentu saja tidak karena jika itu bagas maka dia selalu siap tarung meski sedang tertidur,itu yang membuat tidurnya tak pernah senyaman malam ini.
dan jika raka merasa terancam dengan bagas dia juga tak perlu khawatir karena alam bawah sadarnya akan mengetahui siapa saja yang berpotensi membawa aura negatif di dirinya.

mereka tidak banyak bicara karena saat bagas meraih tubuh raka kedalam dekapan kuat dan membungkus tubuh mereka dengan jubah tebal,maka detik itu juga mata mereka memberat dan segera memasuki alam mimpi.

°°°°

      bagas memacu kuda menuju jalan lurus untuk keluar dari hutan belantara,dibelakangnya raka
duduk memegangi perut bagas dengan erat,dia bersungut-sungut takut jatuh terpelanting dari atas kuda namun bagas kekeh ingin menaikannya.

"kau bisa duduk didepan biar aku yang memegangi dari belakang"seru bagas saat jack menghentikan langkahnya.

"tapi aku tidak tau caranya membawa kuda, bagaimana jika kita jatuh karena kudamu tidak mendapat arahan yang baik?"tanya raka namun tetap menjangkau tangan bagas yang membantunya turun dari atas punggung jack.

"percayakan semua padaku,kau hanya perlu duduk tenang"jawab bagas hingga mereka kembali menyusuri hutan dengan cepat.

bagas bertopang dagu diatas pundak raka sementara tangannya melingkari pinggang raka dan terus memegang tali kuda.raka mengelus leher jack lalu tersenyum manis, telapak tangan menempel dengan kulit jack lalu melirihkan beberapa kata hingga Jack yang tadinya mulai lelah kembali merasa bertenaga,bahkan tubuhnya lebih segar dari sebelumnya.

"heii jack...jangan memaksakan diri oke?"ucap bagas namun kudanya masih terus berlari bahkan ketika mereka keluar hutan jack masih nampak baik-baik saja.

"syarat apa yang kau butuhkan?dan kemana kau akan mencarinya?aku juga perlu kembali"
raka memegang lengan bagas yang berjalan disampingnya,mereka memang memutuskan berjalan dengan Jack mengikuti dibelakang.

"berlian merah,tapi aku tidak tau akan pergi mencarinya kemana,orang bilang jika berlian merah hanya legenda namun kerajaan memberiku misi untuk mendapatkannya"sahut bagas santai lalu menggenggam tangan raka.

raka tersentak setelah mendengar apa yang bagas cari namun ekspresinya kembali diatur tenang.

"gas... sepertinya untuk mencari berlian itu cukup susah dan mudah disaat yang bersamaan"raka melepaskan genggaman bagas dan berjalan cepat saat matanya mendapati pepohonan besar yang kehilangan daunnya.hujan belakangan memang jarang turun membuat tanaman banyak yang mati kekeringan.

"kenapa?"tanya bagas ikut menyusul raka kearah pohon yang nyaris mati.

"tolong ambilkan aku sedikit air didalam kendi kemarin"raka menggoyang lengan bagas tak sabar.

"tapi airnya benar-benar sudah habis raka"kata bagas cepat namun berakhir menurut saja saat raka terlihat memerah menahan sesuatu dimatanya.

"hanya tersisa beberapa tetes,kau gunakan sepuasmu jika perlu kau bisa mandikan pohon kering itu"bagas terkekeh geli dan memilih duduk dibebatuan sambil menunggu raka dan tingkah konyolnya.raka menggulung jubah putihnya cepat lalu berjongkok didepan pohon dan segera menuangkan beberapa tetes air diatas akar pohon.

jarinya meraba tetesan air diatas akar pohon lalu tersenyum kecil,raka kembali bangkit berjalan kearah bagas yang menatapnya bertanya.beberapa ayunan langkah kaki bersamaan dengan bunyi samar batang pohon menggeliat memunculkan tunas daun muda dari ranting yang kembali segar.
bagas mengernyit aneh namun tetap memperhatikan bagaimana pohon yang hampir mati kembali berdaun lebat hanya dalam hitungan detik.

"apa semua ini?"tanya bagas kepalang penasaran.

"nanti kau akan tau sendiri jadi bersabarlah"raka kembali melangkah riang disusul oleh bagas yang masih berbalik memastikan jika yang terjadi barusan bukan hanya halusinasi semata.
'siapa raka sebenarnya 'batin bagas semakin menggila.

bagas&raka         (Oneshoot/Drabble)-HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang