10 tahun kemudian.
"(Name) menurut mu gaya rambut apa untuk hari ini?"Tangan kaiser mengurai Surai pirang (name) tadinya dikuncir kuda, ingin membali mengatur gaya rambut. Hal ini merupakan salah satu kegiatan favorit Kaiser setelah (name) memutuskan untuk memanjangkan rambutnya.
"Terserah, yang penting jangan yang terlalu nyentrik! Masa iya kaya kemarin aku di iket model Upin! Sudah begitu lepasinnya juga susah."
"Ya maap, lagian Daddy kan pengen coba."
(Name) masih tidak terima perlakuan kaiser. Weekend kemaren ia dikuncir tinggi dengan posisi rambut berdiri tegak layaknya rambut karakter Upin, kartun dari serial Malaysia.
Kenapa gak di berhentiin? Pas itu kedua mata (name) di tutup pakai penutup mata tidur, katanya kejutan. Jadi pas (name) melihat pantulan dirinya di cermin dia langsung ngambek. Dan sesuai dugaan, rencananya liburannya batal.
Tangan kaiser bergerak lincah memisahkan helaian Surai pirang sang putri, membentuk kepang dua ala Anna-frozen yang tampak menggemaskan
"What do you think?"
"I like it, thanks dad."
Melihat (name) yang menyukai hasil tangannya, Kaiser meraih handphone dari sakunya membuka kamera.
"Say cheese, pretty!"
"Cheese!" (Name) menampilkan senyum terbaiknya, tangan kanannya membentuk huruf V.
Kaiser tersenyum puas melihat hasil jepretannya. Sekarang Kaiser terlihat seperti seorang ayah yang begitu protektif dan obsesi pada anaknya sendiri. Wallpaper, foto profil sosial media, dan galerinya kini dipenuhi oleh potret dirinya dengan (name).
Yah itu tidak heran, lihat saja. kini (name) sudah tumbuh menjadi seorang gadis remaja yang cantik dan menawan. Kaiser harus bersiap jika ada tangan nakal yang akan menoel sang putri.
"Ready for today, dear?"
"Let's go Dad! Kita mau kemana?"
Kaiser menggiring (name) untuk keluar dari rumah dan memasuki mobil mereka sambil mengobrol dan bercanda.
Berberapa menit dihabiskan untuk menempuh tempat tujuan, akhirnya mobil itu terparkir di tempat parkir sebuah taman hiburan.
Kaiser merangkul (name),
"(name) mau naik apa?"(Name) memperhatikan sekitar, akhir-akhir ini mereka memang sering kemari, (name) agak bosan, tapi sebuah kedai eskrim kecil yang manis menarik perhatiannya.
"Jajan dulu aja boleh dad?"
"Apa si yang enggak? Mau yang mana?"
(Name) tersenyum dan menunjuk kedai eskrim tersebut. Kaiser pun mengikuti permintaaanya tanpa basa-basi.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐞𝐭𝐫𝐨𝐯𝐚𝐢𝐥𝐥𝐞𝐬 ; 𝐊. 𝐌𝐢𝐜𝐡𝐚𝐞𝐥
RandomHujan turun deras sore itu, menyelimuti kota dengan suara gemerisik yang menenangkan. Di halte yang sepi, seorang anak perempuan, (name), berdiri di halte dengan sedikit gemetar. Rambutnya basah, meski payung kecil di tangannya mencoba melindunginya...