Mendengar perkataan yang tidak mengenakkan itu membuat (Name) naik pitam. Sudah dibuat pusing dengan stalker, ternyata ada kakak kelas tidak tahu diri ini ingin sekali menambah masalahnya.
"Apa kau bermaksud mengatakan itu padaku?" Tanya (name) dengan nada tegas, hingga semua orang di bisa mendengar suaranya.
"Oh? enggak kok, ngerasa ya dek?" Jawabnya santai lalu tertawa bersama kawan-kawannya.
"Dengar, foto itu adalah aku dengan ayahku. Jadi jangan menyebarkan gosip yang tidak masuk akal." Ujar (name) dingin, ingin sekali ia menampar pipi perempuan tersebut, namun banyak mata yang melihat dan (name) malas terlibat kasus tidak berguna.
"Apa buktinya?" Sahut salah satu dari mereka.
"Michael Kaiser, ayahku itu pemain bola terkenal. cari saja akun media sosialnya, dan pastinya kalian bisa menemukan gambarku juga disana."
(Name) maju dan menarik kerah seorang kakak kelas, yang ia anggap sebagai awal mula biang masalah. (Name) sudah terlalu lelah untuk menahan diri.
"Aku bukanlah wanita murahan seperti dirimu yang selalu bergonta-ganti pacar setiap bulannya, Kak Midelton."
Merasa urusannya selesai, (name) melangkah kembali menuju kelas seolah tidak terjadi apapun. Banyaknya pasang mata yang menatap tidak membuatnya peduli terhadap apa yang telah ia lakukan.
____
Sepanjang hari ini (Name) terus saja merasa gelisah. Seharusnya ia mengikuti saran ayahnya untuk belajar bela diri, tapi bodohnya (Name) malah menolak dan lebih memilih les matematika dan bahasa inggris untuk meningkatkan nilai akademiknya.
"Kalau Daddy pulang aku mau minta les bela diri ah, karate atau taekwondo ya?" Gumam (Name) pelan.
Saat ini (Name) sedang berjalan pulang menuju rumahnya, berniat mengambil baju ganti dan pergi ke rumah Runa untuk menginap. Namun sebuah fending machine minuman menarik perhatiannya, mendadak ia menjadi haus.
Saat (Name) menenggak minuman kaleng, ia tak sengaja melihat kaca toko yang memantulkan bayangannya, dimana ada seorang pria berhodie hitam,celana coklat dan memakai topi Serta masker berada tidak jauh di belakangnya.
"...mencurigakan."
Tiba-tiba telepon genggamnya berbunyi lagi, tangan (Name) sedikit gemetar untuk membaca pesan yang masuk. Keringat dingin mengalir di pelipisnya.
Tapi ternyata itu bukan sesuatu yang penting, hanya sang ayah, Michael yang sedang berselfie di depan pemandangan sore di Italia melalui jendela hotel entah lantai berapa.
Nyesel kan (name) gak ikut?
View nya bagus.
Kapan lagi ke Itali, ujian mah kapan-kapan juga bisa.Sebenarnya (name) tak terlalu peduli. Walau ia mengaku sedikit menyesal tidak ikut Michael. Ya, bukan karena pemandangannya, melainkan karena ia tidak tahu akan diteror oleh stalker secara agresif seperti ini.
"Ngejar ga ya?"
Segera setelah melempar kaleng ke tong sampah, (Name) langsung mengambil langkah kaki seribu. (Name) bertambah panik lagi ketika mendengar derap langkah kaki orang yang mengejarnya dari belakang.
"Dihh ngejar!"
Dalam usahanya untuk melarikan diri, (Name) memasuki gang-gang gelap yang jarang dilewati. Jantungnya berdegup kencang, dan napasnya sesak. Jangan heran, tidak ada tiga menit (name) lari di jam pelajaran olahraga sekolah, ia sudah duduk di pinggir lapangan memegangi bagian samping perutnya.
-Bruk!!
(Name) jatuh tersungkur lantaran tak dapat menjaga keseimbangan tubuhnya. Ia menutup mata, tidak mau melihat apa yang akan terjadi dan berpasrah pada sang pencipta akan nasibnya setelah ini.
"Akhirnya kau tertangkap juga."
Surainya dielus oleh stalker itu membuat rasa takutnya naik drastis.
Air mata mengalir dengan deras, suara teriakannya tertahan. Betapa malangnya keadaannya sekarang."A-apa yang kau mau dariku?"
Sosok misterius itu tertawa sementara telapak tangannya mengelus pipi (name).
"Apalagi? Tentu saja dirimu."
.
.
.
.TBC
Berdebu banget nih buku mana prolog Ama tag ilang semuaa😊💔
tiba tiba pengen nulis lagi, toh bentar lagi juga tamat wkwkmakasih ya kalau masih ada yang mau baca:)

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐞𝐭𝐫𝐨𝐯𝐚𝐢𝐥𝐥𝐞𝐬 ; 𝐊. 𝐌𝐢𝐜𝐡𝐚𝐞𝐥
RandomHujan turun deras sore itu, menyelimuti kota dengan suara gemerisik yang menenangkan. Di halte yang sepi, seorang anak perempuan, (name), berdiri di halte dengan sedikit gemetar. Rambutnya basah, meski payung kecil di tangannya mencoba melindunginya...