Monster

154 10 0
                                    

Jimin menghembuskan nafasnya kasar, ia lelah karena seharian kuliah sekaligus bekerja part time membuatnya berdoa secara tak sadar bisa mendapatkan uang dengan sangat banyak dan mudah.

Berniat menghilangkan bosan, ia iseng membuka laptop untuk menjelajahi dark web.

Entah apa yang ada di pikirannya, sebuah ide konyol terlintas. Bagaimana kalau ia melakukan sesuatu yang jahat namun bijak?

Jemarinya terhenti mengetik di keyboard. Tidak... Ini tidak benar. Ia anak yang baik-baik, mana mungkin ia melakukan hal yang buruk bukan?

"Astaga apa yang aku pikirkan?"

Jimin menahan dagunya dengan tangan kiri sedangkan tangan lainnya masih asik menggulir ke bawah dark web tersebut.

Hingga tiba pada suatu judul artikel, dengan reflek ia langsung menekannya.

'TINGGAL DI SEBUAH APARTEMEN SELAMA SATU TAHUN, KAMU AKAN DIBERI HADIAH SENILAI 3 JUTA WON'

Woahh menarik bukan?

Netra Jimin bergerak ketika ia membaca artikel itu dengan fokus. Semakin lama ia menjadi semakin tertarik untuk menerima tawaran itu.

      Namun, untuk tinggal di Apartemen tersebut tidak mudah. Di dalamnya terdapat dua kamar yang salah satunya ditempati oleh sesosok Monster yang amat mengerikan. Monster itu hanya keluar pada waktu matahari terbenam hingga matahari terbit. Dan waktu kamu untuk beraktivitas seperti biasa hanya pada siang hari. Setelah malam kembali, kamu harus bersembunyi di dalam lemari dan menguncinya agar monster tersebut tak dapat membunuhmu. Walaupun seperti itu, ia tetap bisa berteriak di depan lemari mu ataupun membisikkan sesuatu yang membuat mentalmu menjadi kacau.
Tertarik untuk menerima tawaran kami?

Jimin menganga setelah membaca paragraf terakhir artikel itu.

"B-bagaimana mungkin?! Monster? Apakah mereka bercanda?"

Ia terus memikirkan hal itu serta menimang apakah dengan menerima tawaran itu ia akan baik-baik saja? Tapi sepertinya semua itu sia-sia karena sekarang ia tengah berdiri di depan Apartemen nomor 13 dengan koper besar berwarna hitam di tangan kanannya.

Jimin menelan salivanya susah payah. Ia mengetuk pelan pintu itu namun tiada jawaban. Mungkin monster itu tengah tidur pikirnya karena hari ini masih waktu jam makan siang.

Dengan sedikit terburu ia masuk ke dalam salah satu kamar tempat tinggalnya. Ia yakin kamar sebelahnya merupakan kamar sang monster sebab terdapat banyak bekas cakaran berwarna hitam di pintu kamar itu.

5 hari berlalu dan Jimin benar-benar dibuat stress oleh monster itu. Ia tidak bisa istirahat dengan nyenyak ditambah lemari itu sangatlah kecil untuk ditempati. Apalagi monster itu sangat peka terhadap suara, contohnya seperti jika ia bergerak dan menghasilkan bunyi di dalam lemari itu, monster tersebut akan kembali berteriak.

Jadi dengan inisiatif ia memanggil tukang bangunan untuk meng-upgrade lemarinya menjadi tempat yang lebih besar, nyaman, dan yang lebih penting kedap suara.

Beruntung lemari yang dimaksud sudah menyatu dengan dinding. Jadi si tukang hanya memperluasnya dengan menghancurkan dinding di dalam lemari yang terhubung langsung dengan sisi kosong antar apartemen.

Maksudnya, pintu lemari itu menyatu dengan dinding kamar. Ibaratkan lemari itu ditanam di dalam dinding sehingga tidak memakan tempat sama sekali di dalam kamar.

"Akhirnya.. Bisa tidur di kasur walau tidak sebesar kasur ku yang dulu. Tapi ini lebih baik daripada kemarin aku tidur di lantai."

Zzzz

✅TAEGI PLOT🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang