Part 19

1.1K 198 54
                                    

Hai.. Di KaryaKarsa udah sampai Part 30 ya 🥰🥰🥰

 Di KaryaKarsa udah sampai Part 30 ya 🥰🥰🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🎻🎻🎻

JAKARTA, 3 FEBRUARI 2005

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

JAKARTA, 3 FEBRUARI 2005

Gadis berusia 5 tahun itu berdiri tegak di tempatnya. Dengan indra penglihat yang tidak berfungsi sejak kecelakaan sebulan yang lalu, dia tidak tahu ke mana Nyonya Kenanga membawanya. Yang dia tahu, dia dibawa ke tempat yang sangat jauh, terbukti dari begitu lamanya mereka menaiki mobil.

Gadis kecil itu, Vanilla. Setelah kematian ibu kandungnya akibat peristiwa kecelakaan itu, membuat Vanilla terpaksa tinggal dengan seorang wanita asing yang ia sebut dengan panggilan Mama. Ya, Mama, seperti permintaan Tuan Albert—lelaki yang mengaku sebagai ayahnya—suami Nyonya Kenanga.

Mama? Tentu saja Vanilla sangat membenci panggilan yang seharusnya hanya ia tujukan pada ibu kandungnya. Tapi, sejak kecil dia didoktrin menjadi seorang gadis penurut dan tidak perlu banyak bertanya. Terlebih saat sekarang Mama Catherine sudah meninggal, dan Vanilla tidak memiliki siapa-siapa lagi kecuali Nyonya Kenanga. Bukankah sudah sepatutnya Vanilla tidak perlu mengajukan pertanyaan apa pun asalkan dia masih bisa tetap hidup?

Awalnya, Vanilla bersyukur karena di saat ia tidak punya siapa-siapa lagi, ada seorang wanita yang mau menampungnya dan bersedia memberikan kehidupan padanya. Namun, pada akhirnya ia harus kecewa karena suatu hari Nyonya Kenanga mengurungnya di kamar seharian. Yang lebih menyakitkan, karena ternyata pada hari itu Nyonya Kenanga mengadakan upacara pemakaman. Nyonya Kenanga menyebarkan berita palsu tentang kematian seorang gadis kecil bernama Vanilla.

Vanilla mengerti. Karena sejak Tuan Albert mengenalkan Vanilla pada Nyonya Kenanga, wanita itu tidak pernah menunjukkan wajah yang ramah. Vanilla memang masih kecil, tetapi ia sudah cukup mengerti bahwa Nyonya Kenanga sangat membencinya, tanpa Vanilla tahu apa alasannya.

"Mama, kita di mana?" tanya Vanilla begitu turun dari mobil.

"Sudah berapa kali kukatakan, kau tidak berhak menanyakan apa pun," sahut Nyonya Kenanga dingin.

Vanilla terdiam. Ia mendengar suara heels Nyonya Kenanga berjalan menjauhinya. Lalu, sayup-sayup terdengar percakapan antara wanita itu dengan seorang lelaki dewasa.

Love and Revenge Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang