"Aku dengar kau bertengkar dengan Ariel," kata Tuan Gavin ketika memasuki ruangan kerja Diego. Lelaki tua itu duduk di depan Diego, memperhatikan cucunya yang sedang duduk di balik meja kerja. "Kau memecat gadis pemain biola itu?"
"Tidak. Aku hanya sedikit memberikan pelajaran padanya bahwa dunia luar tidak seindah yang dia bayangkan." Diego menatap kakeknya sebentar, kemudian kembali sibuk menandatangani berkas-berkas di hadapannya.
"Kau bahkan mengusir gadis itu dari hotel. C'mon, Diego! Bagaimana kau bisa memperlakukan seorang gadis sekejam itu? Dia tidak bersalah."
"Kakek tidak usah khawatir. Aku sudah mencarikan apartemen untuk tempat tinggal gadis itu, dan aku juga sudah membuat kontrak kerja yang baru untuknya."
"Ada yang salah dengan kontrak sebelumnya?"
"Ada beberapa poin penting yang harus aku tambahkan dalam surat perjanjian."
Tuan Gavin mengerutkan dahi. "Dia karyawan Ariel, kenapa kau repot-repot membuat surat kontrak untuknya?"
"Kakek tahu sendiri, gadis itu tidak memiliki asal usul yang jelas. Kita harus mewaspadai gadis jalanan seperti dia. Karena itu khusus untuk dia, aku perlu menambahkan beberapa poin yang sekiranya tidak akan merugikan kita."
Mendengar kalimat Diego, Tuan Gavin tertawa lebar. "Astaga, Diego! Dia hanya seorang gadis polos, tetapi kau berlagak sedang berhadapan dengan para kriminal. Hanya dengan menatap matanya saja semua orang akan tahu bahwa dia gadis baik-baik."
"Jangan tertipu oleh wajah polos seseorang. Selalu ada kemungkinan dia memakai topeng. Kakek akan menyesal jika suatu saat topeng yang dikenakannya terbuka."
"Aish, kau ini." Tuan Gavin mengibaskan tangan di depan wajah. "Terserah kau saja, yang penting kau tidak memecat gadis itu. Aku sangat menyukai melodi yang dimainkan olehnya. Nanti aku akan mengundangnya di acara anniversary perusahaan."
"No!" Diego mengusap wajah kasar. "Jangan libatkan dia terlalu jauh dalam acara perusahaan. Cukup menjadi pemain biola di live musik restoran kita, jangan lebih."
"Apa yang salah dengan itu? Perform-nya sangat bagus dan tidak memalukan untuk dipamerkan ke para kolega kita. Aku yakin mereka juga akan sangat menyukainya."
"Aku akan mencarikan pemain biola professional. Not her! Please, Kakek tidak perlu dekat-dekat dengan gadis itu."
"Aku benar-benar tidak mengerti jalan pikiranmu. Wait!" Tuan Gavin mencondongkan tubuhnya ke depan, menatap mata Diego dalam-dalam. "Kau mencurigainya karena berasal dari jalanan, tetapi kenapa kau lebih terlihat seperti sedang bersikap possessive padanya? Melarang semua orang mendekatinya. Are you falling in love with her?"
"Jatuh cinta pada gadis jalanan?" Diego menyugar rambutnya kesal. "Gadis yang berasal dari jalanan jelas tidak masuk kriteria wanita idamanku."
"Nah, baguslah. Artinya kau tidak memiliki hak untuk menghalangi siapa pun yang ingin mendekatinya." Tuan Gavin beranjak dari tempat duduknya. "Bersiaplah, 15 menit lagi kita akan meeting bersama investor dari Jepang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Revenge
RomanceVanilla. Gadis yang sejak kecil diasingkan oleh ibu tirinya, perlahan menemukan secercah kebahagiaan ketika seorang lelaki datang ke dalam kehidupannya. Diego Wilson, satu-satunya lelaki yang mampu membuat jantung Vanilla berdetak kencang saat berde...