PART 25

1.2K 203 54
                                    

Halo.. Part terbaru di KaryaKarsa sudah update ya.. Part 37 & 38.. Yang udah penasaran bisa langsung meluncur ke sana

***

Vanilla berdiri di bawah pohon sakura

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vanilla berdiri di bawah pohon sakura. Wajahnya mendongak, tersenyum. Setelah belasan tahun ia hanya bisa merasakan aroma bunga sakura yang manis, kini ia bisa melihat kelopak-kelopak berwarna pink itu di tangkai-tangkai yang menjuntai.

Pohon sakura di villa itu berbeda dengan pohon sakura kebanyakan. Jika biasanya sakura hanya akan berbunga setahun sekali, maka sakura di villa itu bisa berbunga beberapa kali dalam setahun. Istimewa, bukan? Barangkali itu cara Tuhan menghibur Vanilla, membiarkan kelopak-kelopak itu sering mekar dan berjatuhan ke wajah gadis itu.

Vanilla menadahkan telapak tangan. Kelopak-kelopak indah itu berjatuhan memenuhi kedua tangannya. Jadi, seperti itu bentuk bunga sakura? Sangat indah, terlebih ketika kelopak-kelopak itu masih memenuhi tangkai pohon.

Puas mengagumi keindahan di telapak tangannya, Vanilla mengalihkan pandangan. Deretan tulip berjajar rapi, sayangnya belum berbunga. Lalu, berbagai macam tanaman lain juga nampak tumbuh subur. Vanilla sudah lupa pada penjelasan Diego tentang nama-nama bunga yang mereka tanam.

Gadis menjatuhkan kelopak bunga di tangannya, kemudian beranjak pada tanaman yang tumbuh merambat. Jemari lentiknya menyentuh dedaunan yang berwarna ungu. Daun-daun kecil itu bergoyang tertiup angin.

Vanilla menghela napas, menghirup aroma khas melati. Ya, dulu Diego juga mengajaknya menanam bunga melati. Di sebelah kanan, nampak bunga-bunga putih yang sedang mekar dengan indah. Sesaat, Vanilla teringat kalimat Diego saat itu.

"Suatu saat jika kau merindukan kehadiranku, kau bisa berdiri di sini dan merasakan semua aroma-aroma bunga yang ada."

"Seolah terdengar kita akan berpisah dan kau tidak akan pernah datang menemuiku lagi."

"Kau takut aku akan meninggalkanmu?"

"Entahlah. Hanya perasaan tidak nyaman ketika membayangkan kau tidak akan pernah menemuiku dan aku ... kesepian lagi."

"Tidak usah cemas, selama kau tidak mengkhianati persahabatan kita, aku tidak mungkin meninggalkanmu begitu saja."

"Pembohong," desis Vanilla. Ia membungkuk untuk memetik setangkai melati dan mendekatkan kelopak bunga itu ke hidungnya.

"Aroma kerinduan?" Suara Andesta membuyarkan lamunan Vanilla.

"Aku hanya merasa kesepian."

"Kenapa kesepian? Seharusnya kau senang karena sudah bisa melihat dengan kedua matamu. Sekarang kau bisa menonton film dan melihat keindahan di sekitar villa. Tuan Ramon juga tidak keberatan mengantarmu ke kota untuk berjalan-jalan di mall kan? Ada banyak hal yang bisa kau nikmati keindahannya."

Love and Revenge Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang