06. Mami

2.2K 253 25
                                    

Anjing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anjing.

Dunia ini kayak anjing.

Heeseung baru sampai di rumah dan udah misuh-misuh. Bibirnya mengeluarkan decakan kesal.

Gimana gak kesal? Hari ini penuh dengan ulangan, gurunya marah-marah, masih harus latihan sampai sore -- plus melihat Jake Sim yang menyebalkan itu.

Sekarang Heeseung sampai di rumah dan hampir saja menginjak pecahan kaca di lantai.

Apalagi yang dibanting orangtuanya kali ini?

Lelaki Lee itu melangkahkan kaki dengan hati-hati, mungkin setelah berganti baju Heeseung akan menyapu pecahan kaca yang bisa membahayakan ini.

Mobil ayahnya tidak tampak di garasi -- kemungkinan besar pria itu tidak akan pulang ke rumah sampai esok hari.

Heeseung meletakkan tas sekolahnya dan mengganti seragam dengan baju rumah yang lebih santai.

Ia keluar untuk meraih sapu dan mulai membersihkan kekacauan di ruang tengah.

Suara pintu terbuka masuk ke telinga Heeseung, membuatnya melirik sang bunda yang berdiri di ambang pintu kamar dengan wajah sembab.

Heeseung hanya diam. Membuang pecahan kaca ke tempat sampah dan membiarkan bundanya memperhatikan.

"Kamu nanti di kamar aja. Pacar bunda mau dateng" Wanita itu berucap.

Heeseung menghela nafas, "Aku habis ini mau pergi kok"

Wanita yang melahirkan Heeseung itu mengangguk singkat, kembali masuk ke kamarnya.

Remaja SMA itu menoleh ke arah jam dinding. Masih pukul setengah enam sore.

Heeseung memilih mandi dan buru-buru keluar rumah, seperti yang dia bilang pada sang bunda.

Handphone, dompet, dan earphone disambar cepat setelah Heeseung memakai hoodie hitamnya.

Tapi kemudian tatapannya terhenti pada meja makan yang kosong, tidak ada makanan untuk malam ini.

Akhirnya Heeseung menunda acara jalan-jalan tanpa tujuannya dan memesan makanan terlebih dahulu.

Kakinya berjalan menuju pintu kamar bunda yang masih tertutup. Heeseung mengentuknya pelan, "Bun, Heeseung pergi dulu. Aku pesen makan, nanti kalo udah dateng jangan lupa diambil"

Bundanya mengiyakan dengan singkat dari balik pintu kamar, sama sekali tak berniat membuka pintu.

Remaja itu tersenyum kecut dan melangkah keluar rumah, beberapa saat menimbang-nimbang apakah harus mengunci pintu atau tidak.

Setelah memastikan pintu tertutup, Heeseung memasang earphone ke telinganya, menikmati lagu yang mengalun lembut.

Mendengarkan lagu di hari yang kacau, bukankah itu yang terbaik?

Hatemate [Jakeseung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang