Chapter 5.

1.5K 163 5
                                    

Walaupun belom seminggu... Tapi upload aja deh, semoga suka ya. Untuk lanjutannya nanti diliat dulu ya. Diusahain upload, palingan 1/2 minggu lagi.


"M-Marsha, kamu ngapain?"

Azizi kebingungan karena Marsha sedang berada di depan pintu ruangannya. Marsha hanya bisa diam dan menatap Azizi. "A-aku-"

"Oy Zi!"

Sebuah panggilan terdengar di telinga mereka berdua. Azizi dan Marsha menengok ke arah suara tersebut. Mereka mengenal suara tersebut yaitu suara Adel. Azizi langsung menatap Marsha dengan tatapan panik. Segera gadis itu menarik Marsha ke dalam ruangannya. Azizi berbisik ke Marsha untuk bersembunyi di balik pintu. Marsha hanya mengangguk dan menurut perkataan Azizi. Tak lama benar saja Adel menghampirinya dan menyapanya.

"Belom pulang?", tanya Adel.

"B-belom, baru aja bangun", jawabnya.

"Kirain lembur taunya ketiduran. Gimana? Masih pusing?"

"Udah gak. Cuman kebangun karena laper aja sih. Rencana mau ke kantin"

"Oh, aku mau kasih tau aja, kantin jam segini udah mau tutup juga. Sebaiknya makan di luar aja", ucap Adel.

"Bentar, bukannya masih-"

"Makan di luar. Biar sekalian pulang juga kan enak", ucap Adel dengan nada sedikit memaksa.

"A-ah iya"

"Kalo gitu aku duluan, pacar nungguin di lobby soalnya", Adel melambaikan tangan dan meninggalkan Azizi. Namun dalam beberapa langkah Adel berhenti lalu kembali ke Azizi. Azizi kembali panik serta bingung melihat gadis itu ke arahnya lagi.

"Perasaan tadi aku liat ada seseorang dan kayaknya aku kenal. Marsha bukan sih?"

Azizi terkejut bukan main mendengar pertanyaan tersebut namun dirinya berusaha menguasai dirinya.

"G-Gak ada, kurasa kau salah liat"

"Gitu ya? Ok deh. Aku balik duluan kalo gitu"

"Hati-hati Del", ucapan Azizi yang canggung membuatnya bingung. Pertama kalinya Adel mendengar hal tersebut dari Azizi. Tapi dia mencoba biasa saja. Mendengar suara pintu ruangan Azizi tertutup Adel melirik ke belakang sambil memasang senyumnya.

Azizi menghembus nafas dengan kasar karena merasa lega karena Adel tidak menyadari ada Marsha. Gadis itu kemudian melihat ke arah Marsha dimana dia hanya diam menatap Azizi.

"M-maaf Sha, udah narik kamu tiba-tiba. Soalnya-"

"Iya aku tau kok, aku gapapa kok dok-"

"Jangan formal gitu Sha. Aku malah ngerasa ga nyaman kalo kita berdua formal gini", ucap Azizi.

"Kita masih di tempat kerja dan kamu senior aku. Jadi aku harus tetep formal"

Mendengar Marsha berbicara seperti itu, Azizi kemudian tersenyum kepadanya. "Kamu ga berubah."

"Dokter Adel masih ada?", tanya Marsha.

"Udah gak kayaknya", jawab Azizi sambil mengintip sedikit dari balik pintu ruangannya.

"Hm... Jadinya gimana? Kamu mau pulang?", tanya Marsha.

"Rencananya gitu, tapi aku laper dan belom makan juga"

"Kantin mau tutup. Mau makan di luar?"

"G-Gak, aku masih-"

Tiba-tiba suara perut Marsha berbunyi dengan keras. Marsha terkejut mendengar suara perutnya tersebut sementara Azizi melongo melihat ke arahnya. "Jangan bohong."

BetweenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang