Chapter 15.

1.3K 137 9
                                    

Azizi yang sudah sampai di perkarangan rumahnya menaikkan rem tangannya. Dirinya menatap ke arah bangunan tempat tinggalnya yang cukup besar dan mewah. Gadis itu mencoba menarik nafas lalu menghembuskannya dengan kasar. Dirinya mencoba mengatur nafas dan detak jantungnya yang sedari tadi berdetak tidak karuan. Wajar, gadis itu semalam membuat masalah. Azizi merasa tidak enak, namun jika dirinya terus kabur dari masalah ini, maka akan memperkeruh permasalahan. Azizi saat itu melihat chat terakhir dari smartphonenya. Ternyata banyak pesan masuk. Banyak panggilan yang tak dia angkat kemarin terutama panggilan dari Shani dan Gracia. Sang adik juga ikut mengkhawatirkannya karena sang kakak kesayangan tidak kembali ke rumah.

 Sang adik juga ikut mengkhawatirkannya karena sang kakak kesayangan tidak kembali ke rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Azizi merasa tidak enak karena hal itu. Gadis itu menaruh smartphonenya di saku celana lalu segera turun dari mobilnya sambil membawa tasnya.

Sesampainya di depan pintu, saat sedang ingin membuka pintu rumahnya, pintu itu tiba-tiba terbuka. Terlihat Gracia sedang ingin keluar. Azizi cukup terkejut karena sang ibunda berada dihadapannya secara tiba-tiba. Gracia pun juga ikut terkejut dan terpaku melihat putri kesayangannya tiba-tiba berada dihadapannya. Dengan cepat Gracia menjatuhkan tasnya dan segera memeluk Azizi.

"B-bun...", ucapnya.

"Kamu kemana semalem? Kenapa tiba-tiba hilang gitu aja? Kita semua khawatir sama kamu!", ucap Gracia.

"M-maaf bun, aku-"

"Zoya!"

Christy berlari dari dalam rumah langsung melompat ke arah Azizi hingga Azizi hampir kehilangan keseimbangannya.

"Kenapa kamu ga bales chat aku? Kamu kemana aja Zoy?!", ucap Christy.

"Maaf ya Toy udah bikin kamu khawatir", ucap Azizi.

Dari kejauhan, Shani diam menatap ke arah Azizi. Azizi yang melihat mamanya kembali terdiam. Dirinya takut dengan tatapan serius Shani.

"Kamu ke dalem aja, mama kamu dari tadi malem khawatirnya bukan main", ucap Gracia.

"I-iya bun"

Azizi melepas pelukan Christy lalu melangkahkan kakinya ke dalam untuk menghampiri Shani. Jarak mereka berdua tidak terlalu jauh, Azizi hanya diam sambil menudukkan kepalanya. Gadis itu tidak berani menatap.

"Ikut mama ke ruangan, sekarang"

Shani kemudian berjalan ke lantai 2 untuk menuju ruang kerjanya, sementara Azizi mengekor di belakang sang mama.

Di tempat lain, yaitu rumah sakit, Chika dan Marsha sedang duduk saling berhadapan. Mereka berdua saling terdiam tanpa mengucap sepatah kata pun.

BetweenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang