Chapter 18 [End].

2.1K 115 8
                                    

"Sha..."

Marsha memasang senyumnya lalu mengusap salah satu air matanya. Tapi air mata tersebut terlihat bukan air mata kesedihan, melainkan kebahagiaan. Azizi yang berada dihadapannya memasang raut bingung. Gadis itu mendekatkan dirinya dan ikut menyeka air mata yang masih menetes dari netra Marsha.

"Kenapa kamu harus nangis gini", ucap Azizi.

"Aku nangis karena bahagia, Zee. Bukan sedih", jawabnya.

"Kamu beneran yakin dengan jawabanmu itu?"

Marsha mengangguk. "Iya Zee"

Azizi membawa Marsha kembali ke dekapannya. Pelukannya semakin erat dan Marsha bisa merasakan rasa bahagia yang keluar dari Azizi.

"Z-Zee?"

"Aku janji Sha. Aku janji akan jaga kamu terus. Aku janji ga akan ninggalin kamu. Aku-"

Marsha melepaskan pelukan tersebut lalu dengan cepat mengecup singkat bibir lembut Azizi. Azizi hanya bisa terdiam melihat tingkah Marsha.

"Aku percaya. Aku udah yakin menempatkan hati aku ke seseorang yang tepat bagi aku. Kamu orangnya"

Wajah Azizi memerah dan mulai menyembunyikan wajahnya di pundak Marsha. Marsha hanya terkekeh melihat Azizi yang salah tingkah.

"Kamu jelek kalo salah tingkah", ucap Marsha.

"D-diem... Aku pinjem pundak kamu malem ini buat nutupin muka aku", jawabnya.

"Iya sayang, iya. Pinjem sampe kamu puas"

Azizi tidak menjawab, namun dia tersenyum. Malam itu Azizi dan Marsha merasakan kembali kebahagiaan mereka sama seperti saat dahulu Azizi menyatakan perasaannya ke Marsha. Namun kali ini Azizi yang lebih bahagia dan akhirnya bisa melepaskan rasa overthinking-nya.

Iya, benar. Marsha menerima lamaran Azizi malam itu. Malam yang indah untuk kedua insan pasangan muda ini. Azizi bisa bernafas lega dan tidur nyenyak kali ini.

Tak terasa langit sudah gelap, Azizi saat ini baru sampai di depan rumah Marsha. Seperti biasa, gadis itu mengantar Marsha sampai sang kekasih sudah benar-benar masuk ke dalam rumah.

Namun, di saat yang sama, Marsha menghentikan langkahnya tepat di depan pintu rumah. Azizi terlihat bingung kenapa Marsha tidak ingin masuk ke dalam rumahnya, padahal hari sudah malam.

Marsha merubah posisinya menghadap Azizi. Azizi pun mengikutinya. Marsha kemudian menggenggam kedua tangan Azizi dan memainkannya sedikit.

"Bisa gak hari ini diulang lagi?", tanya Marsha tiba-tiba.

Mendengar hal itu, Azizi tersenyum.

"Memangnya kenapa?"

"Entah kenapa aku seneng banget hari ini. Bisa kencan sama kamu, walaupun ketemu Atin sama dokter Gita sih tapi gapapa. Lalu dapet boneka ini dari kamu. Dan... Aku lega udah ngasih jawaban aku juga ke kamu. Rasanya... Aku ga pengen cepet-cepet jauh dari perasaan ini", ucap Marsha.

Azizi menghela nafas pelan lalu memeluk Marsha. Tak lupa Azizi mengelus pelan ubun-ubun kekasihnya.

"Aku akan bikin kamu bahagia terus setiap hari. Kalo ditanya sekarang aku juga gamau lepas dari hari ini dan pengen ngulang terus. Tapi aku ingin bisa bikin kamu bahagia terus besok, besoknya lagi, dan besok besok besoknya lagi dan-"

"Zee..."

Azizi dan Marsha mulai saling menatap satu sama lain. Kedua wajah mereka mulai membagi jarak beberapa inci. Keduanya saling memejamkan mata saat kedua bibir mereka mulai berdekatan.

BetweenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang