Chapter 14.

1K 126 10
                                    

"Pernikahan kamu dengan Chika"

Azizi yang terkejut mendengarnya membulatkan matanya. Tatapan tajamnya tidak bisa ia sembunyikan baik kepada mereka semua, terutama Chika yang sedari tadi hanya diam.

"Kalian... Bercanda kan?", tanya Azizi.

"Gak sayang, mama dan tante Aya sudah berencana menjodohkan kalian berdua. Karena kalian sangat cocok", ucap Shani.

"Cocok?"

"Iya, mama liat kamu sama Chika tuh deket banget. Jadi mama sama tante Aya pikir kalian sebaiknya segera menikah saja. Ya kan?", tanya Shani.

Aya hanya mengangguk pelan lalu menatap Azizi dan Chika secara bergantian. Di sisi lain, Azizi tidak tau harus berkata apa. Dia benar-benar bingung mengenai hal ini. Gadis itu sekali lagi menatap Chika yang terdiam sambil menatapnya juga tanpa ekspresi. Azizi kemudian menatap kembali ke semua orang yang ada dihadapannya.

"Sebentar, kalian menjodohkan aku dan Chika secara paksa?", tanya Azizi.

"G-gak sayang, maksud mama itu-"

"Maaf, tapi aku sama Chika ga cocok. Dari awal... Aku ga ada rasa dengan Chika", ucapan tegas dari seorang putri tertua Shani.

Perkataan yang terlontar dari mulut gadis itu membuat semua orang terkejut, terutama Chika. Gadis itu tidak menyangka kalau gadis yang ia cinta akan berkata hal seperti itu. Apalagi mengingat Chika yang lebih sering berada di sisinya setiap waktu. Bahkan Chika mengingat kalau Azizi menjenguknya saat sakit.

"M-maksud kamu Zi?", tanya Chika.

Gadis yang duduk di hadapan Chika tidak melirik ke arah Chika. Rautnya seperti menahan emosi. "Aku mau keluar sebentar. Nyari udara segar."

Azizi memundurkan kursinya lalu segera menuju pintu keluar restoran. Shani terlihat memijat keningnya karena pusing setelah mendengar ucapan dari mulut Azizi. Aya yang melihat Chika menundukkan kepalanya, mencoba menenangkannya.

"Sayang..."

Chika menengok ke arah mamanya. Gadis itu tidak bisa menyembunyi air mata yang sedikit demi sedikit keluar dari kedua netranya.

"A-aku jahat ya ma? Sampai Azizi ngomong gitu?", tanya Chika dengan nada sedikit terisak.

"Gak sayang, kamu ga jahat", jawab Aya sambil mengelap kedua air mata milik Chika.

Aya tau betapa kecewanya gadis semata wayangnya ini. Namun Aya sendiri tau hal ini akan terjadi. Karena wanita itu bisa menebak dari raut wajah Azizi yang sama sekali tidak suka dengan perjodohan ini.

"Chika, kamu mau coba samper Azizi? Mungkin ada penjelasan mengenai maksud perkataannya tadi", tanya Aya.

"A-aku takut ma. Pasti Azizi lagi marah sama aku", jawab Chika.

"Memangnya ada alasan Azizi marah sama kamu?"

Chika kebingungan setelah mendengar pertanyaan dari mamanya. Bukankah terlihat tadi bahwa Azizi menolak dirinya?

"Azizi gadis yang baik. Dia ga benci sama kamu. Cuman, dia gasuka dengan perjodohan ini aja. Coba kamu samper dia sekarang. Dia lagi butuh udara segar untuk nenangin dirinya"

"T-tapi..."

"Udah, samper aja"

Chika mencoba menenangkan dirinya, mengelap kedua air matanya lalu segera menghampiri Azizi. Aya tersenyum setelah melihat gadis kesayangannya sudah pergi keluar untuk menghampiri Azizi.

"Aya, aku minta maaf ya sama perkataan Azizi tadi. Aku takut Chika-"

"Gapapa Shan, aku tau hal ini akan terjadi. Seharusnya kamu yang minta maaf ke Azizi sekarang karena soal rencana perjodohan ini. Aku bisa menebak kalau ini akan terjadi. Dan..."

BetweenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang