8 (SMA Bima Sakti)

5.2K 637 58
                                    

𝙃𝙖𝙥𝙥𝙮 𝙍𝙚𝙖𝙙𝙞𝙣𝙜 🏃‍♀️

(⚠ Typo bertebaran!)


Mobil berwarna abu-abu metal mengkilap dengan merek Porsche tanpa atasan kap berhenti tepat didepan gerbang gedung sekolah yang menjulang tinggi dengan plang besar bertuliskan SMA BIMA SAKTI (SBS)

Hanya dua kursi yang diduduki seorang pria dewasa dan perempuan didalamnya, Gama dengan setelan jas formal hitamnya membuka kacamata hitam yang bertengger di hidung mancung pria itu lantas menoleh ke arah Clarissa yang duduk disebelah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hanya dua kursi yang diduduki seorang pria dewasa dan perempuan didalamnya, Gama dengan setelan jas formal hitamnya membuka kacamata hitam yang bertengger di hidung mancung pria itu lantas menoleh ke arah Clarissa yang duduk disebelah.

Pria itu sontak menutup bibirnya dengan kepala tangan karena terkekeh melihat ekspresi Clarissa yang menganga lebar dengan mata melotot seakan baru melihat sekolah di depannya.

"Air liurmu menetes Clarissa," lengannya mengutupkan dagu Clarissa yang terbuka, lantas turun dari mobil.

Clarissa mengerjap sadar, ia memijit pelipisnya tiba-tiba.
"Gila seumur hidup baru lihat gue sekolah semewah ini, gila beneran gila emang!"

Ia menepuk-nepuk pipinya dengan wajah masih syok, sebelum tiba-tiba sebuah tangan kekar menahan pergelangan tangannya.

"Apa yang kamu lakukan Clarissa?!" Clarissa menoleh dan melihat raut wajah merah penuh emosi Gama. "Kita kerumah sakit sekarang!"

"Eh jangan!" Clarissa melotot dan buru-buru keluar dari dalam mobil menghentikan aksi nyeleneh abangnya. "Yaampun Bang cuman nepuk biasa doang gak sampe berdarah ko, tadi itu aku cuman kaget aja lihat gedung sekolah semewah dan segede ini."

Ucapan itu berhasil memancing kerutan halus di dahi Gama, melihat itu Clarissa segera merutuki bibirnya yang asal ceplos.
"Maksud kamu? Kamu kan selalu melihat gedung sekolah ini setiap hari? Ucapan kamu seakan-akan kamu gapernah lihat sekolah biasa seperti ini."

Clarissa menggigit pipi dalamnya, maniknya bergulir mencoba mencari alasan yang logis.

"Selamat pagi Non Rachel, mangga atuh gera masuk."

Sebelum itu suara seorang bapak-bapak berseragam satpam sekolah menegur dengan sopan kedua manusia itu, Gama menoleh sementara Clarissa menghembuskan nafas lega dengan mengusap dadanya.

"Oh, iya. Saya menitipkan Clarissa, jika dia berbuat nakal atau seseorang menyakitinya tolong kasih tau nomer saya Pa," Gama memberikan kartu nama serta nomernya yang mana membuat satpam itu meneguk ludah lalu mengangguk kaku.

"B-baik Tuan muda Gama."

Clarissa menyikut lengan Gama dengan kesal.
"Apaansih Bang! Dikira aku anak kecil apa," cibiknya lalu dibalas gusakan di rambut oleh Gama.

"Kamu emang anak kecil," Clarissa hendak menjawab namun segera bibirnya ditahan jemari Gama. "Apa? Apa? Mau ngelak? Hm?"

Gadis itu berdecak menggembungkan bibirnya dengan tangan berlipat didada.
"Yaudah aku masuk dulu bay!"

I'm Not AntagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang