𝙃𝙖𝙥𝙥𝙮 𝙍𝙚𝙖𝙙𝙞𝙣𝙜 🏃♀️
(⚠ Typo bertebaran!)
Clarissa membuka pintu kelas tak sabaran, semua murid yang berada dalam kelas menatapnya bingung namun Clarissa tetap berjalan cepat memilih salah satu bangku dibelakang.
"Gue sebangku sama lo," pintanya memohon, pria yang tampaknya kutu buku itu hanya meliriknya lalu bergeser, bahkan Clarissa sampai terkejut saat tas yang mungkin milik temannya dibuang ke lantai begitu saja. "E-eh... Kalo udah ada yang duduk gapapa gue bisa--"
"Sebangku sama gue," jawabnya memotong, melihat wajah dingin yang sialnya tampan itu Clarissa meneguk ludahnya sebelum duduk dengan kaku disana.
Kayaknya gue salah milih bangku, batin Clarissa meringis memijit pelipisnya.
Sedikit ia menoleh melirik pemuda itu, benar-benar tidak ada yang gagal. Semua pemeran disini memiliki pahatan indah dari wajahnya.
Suara buku pria itu yang ditutup kasar membuat Clarissa tersentak, apalagi kini dia menatapnya balik.
"Lo ganggu konsentrasi gue, pindah!"Lah? Clarissa sampai dibuat mengernyit dengan sikap aneh pria itu, apa sekarang ia tengah disuruh untuk pindah lagi?
"Y-yaudah biasa dong, dasar kutu buku aneh."Cibirnya meraih tas kembali dari bawah kolong meja dengan kasar dan kesal, tiba-tiba pintu kelas dibuka dan munculah Gentra diikuti beberapa murid lain.
Melihat itu Clarissa melotot dan ingin segera bangkit namun tiba-tiba pinggangnya dililit oleh lengan kekar pria disebelahnya.
"Tetep disini, gaakan ada bangku lain yang tersisa."Terus ngapain tadi lo nyuruh gue pindah samsudin! Kesal Clarissa menggertakan giginya gemas melihat wajah datar itu.
"Ngpain duduk disini? Bangku kamu disana Ra," Gentra meraih lengannya dan hendak membawanya pergi namun pria disebelah Clarissa malah mengeratkan rangkulan lengannya. "Lepasin tangan sialan lo dari cewe gue!"
Gentra menukik alisnya geram apalagi pria itu malah semakin sengaja dengan memerkan senyuman penuh kemenangannya.
"Pilihan ditangan Rachel, dia yang mau duduk sama gue," jawabnya membuat lengan Gentra terkepal kuat.
Sementara Clarissa melirik keduanya malas, Lino meremat botol minuman di lengannya sementara Michael menatap adegan tersebut dalam diam.
"Gue bolos," setelah mengucapkan itu ia berlalu dari sana, bisa dilihat oleh Mona dan Reygan jika wajah Michael tampak menegang dengan otot leher yang terlihat menandakan pria itu tengah menahan kekesalannya.
"Gue aduin temen lo ke Mis kalo dia bolos!" ancam Mona menunjuk Reygan. "Lagian temen lo yang gantengnya sebelas-duabelas sama ayang Gentra itu kalo bolos gak ngajak-ngajak!"
Reygan yang tadinya mendelik Mona lantas tersenyum, ia meraih lengan gadis itu lalu berbisik di telinganya.
"Bolos yu, gue butuh suport buat tanding basket nanti.""Eh? T-tapi kan..." lengannya sudah ditarik oleh Reygan dari sana sebelum gadis berambut pendek tersebut menjawab.
"Gue pindah ke sini, lo bisa sebangku sama siapa aja sekarang," tuntas Clarissa enggan menatap wajah mengetat Gentra.
Gentra menggeleng lantas kembali menarik lengan Clarissa hingga berdiri, hal itu membuat nya berdecak kesal dengan sikap si protagonis sekarang.
"Gak, kamu tetap sebangku sama aku Ra! Ayo.""Gue jadi ngeraguin pendengaran lo, lo denger kan? Tadi Clarissa bilang dia pindah kesini jadi gausah maksa-maksa seseorang buat terus ngelakuin apa yang lo mau," Clarissa menatap pria yang masih tak dikenali namanya itu kini berdiri bahkan menarik kerah belakang Clarissa hingga mundur dan menubruk dada bidang pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Antagonis
Roman pour Adolescents🄹🄰🄽🄶🄰🄽 🄻🅄🄿🄰 🄵🄾🄻🄻🄾🅆 🅃🄴🅁🄻🄴🄱🄸🄷 🄳🄰🄷🅄🄻🅄!!! ___________ 𝘉𝘭𝘶𝘳𝘣... Lisa tak pernah menyangka jika ucapan spontan yang diucapkannya kala dikuasai amarah dikabulkan oleh Tuhan. Perceraian antar kedua orang tuanya dikarena...