15. (Rumit)

3.9K 497 48
                                    

𝙃𝙖𝙥𝙥𝙮 𝙍𝙚𝙖𝙙𝙞𝙣𝙜 🏃‍♀️

(⚠ Typo bertebaran!)

Setelah pembelajaran selesai Clarissa merapihkan kembali buku-bukunya kedalam tas, pergerakannya terhenti dengan mata bergulir kesamping tempat duduk Gentra.

Entah dimana pria tersebut sekarang setelah kejadian tadi tapi Clarissa kemudian mengedik tak acuh dan lanjut mengemas.

Beruntung pihak sekolah tidak memberitahu abangnya tentang gadis itu yang harus mengunjungi UKS.

"Baiklah pembelajaran hari ini dicukupkan sekian, jangan lupa kirimkan rangkuman Biologi yang Miss kasih besok, tidak ada alasan untuk tidak belajar!" semua murid meneguk ludah melihat perempuan didepan sana menurunkan kacamatanya lalu melirik mereka dengan mata sipit namun tajam itu.

"Paham Miss!" serentak semuanya mampu membuat Miss kembali tersenyum manis lalu melangkah pergi.

"Ada-ada aja, untuk kapasitas otak gue masih muat buat inget semua mata pelajaran ini," gumam Clarissa membuat Lino menoleh dan menepuk pundak Clarissa. "Eh? Apa?"

Lino sempat terdiam menatap Clarissa dalam, pria itu mengapit kedua pipinya tiba-tiba dan menggerakan kekiri kekanan seolah memeriksa.
"Lo beneran gak papa kan? Gue khawatir banget sepanjang pelajaran tadi, takut lo tiba-tiba pingsan disini."

Clarissa berdecak melepaskan lengan pemuda itu.
"Ngaco lo, sesuai yang lo lihat sekarang gue gak papa kan? Lagian pingsan kan udah hal lumrah."

"Bukan apa-apa sih gue cuman gamau kerepotan gara-gara gendong badan besar lo ke UKS," ucapan santai Lino mendapat cubitan di pinggangnya oleh Clarissa. "Heits! Sakit anjir!"

"Salah lo sendiri bilang badan gue besar! Semua cewe itu sensitif kalo perkara badan!" sebal Clarissa menarik telinga Lino yang langsung mengaduh pelan. "Rasain!"

"Sakit Ra yaampun lo belum berumah tangga aja udah KDRT ke suami sendiri," Clarissa melotot mendengar jawaban Lino, pria itu memamerkan gigi putihnya dengan dua jari terangkat. "Hehe... Canda, lagian nih Ra. Lo punya muka tetap aja kaya susah!"

Buku Clarissa sudah hampir melayang sebelum Lino kembali melanjutkan ucapannya.

"Susah dilupain maksudnya..." tawa pria itu pecah, Clarissa menepuk pundaknya kembali dengan buku. "Anjir tetep kena aja."

"Modus lo buaya!" jawab Clarissa, saat menoleh kedepan bisa Clarissa lihat Michael menatapnya datar sejak tadi.

Berusaha acuh Clarissa memasukan beberapa alat pena nya karena beberapa murid sudah pulang.

"Lo gak mau nebeng ke gue? Lumayan kan kita kejar-kejaran sama maut," celetuk Lino merangkul pundaknya.

"Gak!" jawab Clarissa membuat pundak Lino lesu sampai bersandar di pundaknya, dasar modus memang. "Ck, udah sana balik! Ganggu aja lo."

"Jahat--Eh Babi lepasin!" belum sempat melanjutkan ucapannya kerah baju pria itu ditarik Bram.

"Kelamaan lo! Yaudah kita pulang dulu ayang muach!" Bram melakukan kiss bay pada Clarissa yang langsung brigidig geli.

"Gue aduin pak Bos mampus lo!" ancam Reygan sebelum tubuh mereka hilang ditelan pintu dan hanya menyisakan Michael dikelas beserta Alvero.

Clarissa menggeleng-geleng pelan, salah satu pena nya bergelinding lalu jatuh ke lantai. Saat ingin mengambilnya seseorang lebih dulu meraih pena itu.

"Makasih Ver," senyum Clarissa pada Alvero yang menyodorkan pena nya, namun saat ingin mengambil pena itu dijauhkan. "Ver, jangan becanda gue mau pulang ini."

I'm Not AntagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang