Bacanya pelan-pelan aja ya, santai😌
𝙃𝙖𝙥𝙥𝙮 𝙍𝙚𝙖𝙙𝙞𝙣𝙜 🏃♀️
(⚠ Typo bertebaran!)
Clarissa duduk melingkar dimeja bulat yang telah disiapkan, sepertinya cuaca tampak bagus hingga memunculkan bintang-bintang diatas sana.Melirik anggota keluarganya yang asik menyantap daging barbeque dengan khidmat membuat Clarissa berkaca-kaca.
Gue gapernah ngerasain hubungan keluarga yang sehangat ini, trimakasih Tuhan... Syukurnya kembali hendak memotong daging sebelum suara abangnya terdengar.
"Kamu susah motongnya?" ucap Gama.
Clarissa yang saat itu tengah geer tersenyum malu-malu lalu menoleh menggeser piringnya.
"Hehe iy--""Gapapa aku bisa sendiri ko," mata Clarissa membulat seketika saat mendengar jawaban Mauren.
Jadi, kata itu bukan ditujukan untuk nya?! Sial Clarissa malu sekali gara-gara abang laknatnya itu.
"Kalau gak bisa bilang aja Ren. Aku tau kebiasaan kamu sejak SMA dulu," Gama menukar piring daging yang sudah dipotong ke arah Mauren, gadis disebelahnya tersenyum berterimakasih.
Clarissa mendelik mereka berdua sampai tak tau kekehan yang keluarganya berikan.
"Ciee ada yang geer nih," goda Yuna membuat Clarissa memerah malu, Gama menoleh mendengar itu.
"Siapa yang geer?" tanyanya dibalas tunjukan dagu oleh Tante nya itu pada Clarissa. "Kamu geer kenapa Dek?"
Clarissa mendatarkan wajahnya dan mengembungkan pipi atas ketidak pekaan Abangnya itu, Mommy dan Daddy nya lagi tertawa pelan melihatnya.
"Gatau! Urusin aja terus tu cewek sampe-sampe adik sendiri dilupain!" sindir nya, namun tiba-tiba sebuah piring berisi daging yang sudah dipotong rapih ditukar oleh pria disebelahnya.
"Makan Nona."
Clarissa menatap Leo yang tampak kembali menyantap daging dari garpuhnya tanpa melihat dahulu ekspresi wajah Clarissa.
"Ekhmm!" deheman keras Stefano menyadarkan Clarissa kembali, mata pria itu memicing tajam seolah memperingatinya. "Oh, iya. Jadi kapan kalian menentukan acara pernikahan?"
Uhuk!
Mauren dan Gama tersedak seketika, Yuna dan Kim saling menatap aneh kedua pasangan muda itu.
"G-gatau Tan--"
"Loh kok gak tau?" potong Kim membuat Gama menghela nafas pelan, kedua tante dan Om nya itu sangat bawel perihal pernikahan.
"Iya loh Gam, kamu ini udah cukup umur, mapan, berpenghasilan, udah cocok banget buat nyusul nikah. Nanti keduluan adikmu loh..." mereka melotot seketika menoleh ke arah Clarissa mendengar ucapan Yuna tadi, kecuali Azzura yang asik memainkan ponselnya.
Gadis yang tengah membuka mulutnya lebar untuk memasukan daging lantas terhenti di udara, kedua alisnya naik seolah berkata 'apa?' kala mereka memusatkan pandangan ke arahnya.
Amber menggeleng tegas.
"Gaboleh, princess ku tidak boleh menikah dahulu. Aku ingin dia benar-benar menemukan pria yang tepat yang bisa menjaganya dan mencintainya melebihi siapapun."Clarissa menghentikan kunyahannya yang mana membuat pipi gadis itu mengembung.
Apaan dah, siapa juga yang kebelet nikah! Gue mah ogah!
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Antagonis
Fiksi Remaja🄹🄰🄽🄶🄰🄽 🄻🅄🄿🄰 🄵🄾🄻🄻🄾🅆 🅃🄴🅁🄻🄴🄱🄸🄷 🄳🄰🄷🅄🄻🅄!!! ___________ 𝘉𝘭𝘶𝘳𝘣... Lisa tak pernah menyangka jika ucapan spontan yang diucapkannya kala dikuasai amarah dikabulkan oleh Tuhan. Perceraian antar kedua orang tuanya dikarena...