𝙃𝙖𝙥𝙥𝙮 𝙍𝙚𝙖𝙙𝙞𝙣𝙜 🏃♀️
(⚠ Typo bertebaran!)
Clarissa masih terdiam menatap gamang wajah itu, keningnya berkerut bingung bagaimana bisa dia sekelas dengan para tokoh itu?
"Rachel?" teguran Miss membuatnya menoleh. "Silahkan duduk Miss akan memulai pelajaran."
"Baik," gumamnya mengangguk, Clarissa berjalan dengan membawa banyak tatapan semua murid, ia berdecak. "Ngapain lo lirik-lirik gue?! Naksir lo hah?!"
Kesalnya sudah mengangkat kepalan tangan ke arah pria yang duduk disebelah untuk mengancam, pria itu langsung mengalihkan perhatiannya membaca buku kembali padahal terbalik.
"Rachel, denger yang Miss bilang? Duduk," Clarissa dengan acuh duduk di satu bangku yang tersisa dan sialnya ia harus duduk disebelah Protagonis pria yang sedari tadi terus menatapnya seakan membologi kepalanya dengan laser.
Rachel berusaha fokus pada materi didepan sana mengabaikan sorot mata pria disebelahnya.
"Kenapa lo matiin telfon gue?" pertanyaan itu memecahkan konsentrasi nya, dengan malas Clarissa menjawab.
"Oh, gue kira bukan dari lo. Sorry, kayaknya nomor lo kehapus karena gak penting juga sih gue nyimpen nomer orang yang blokir gue," mendegar jawaban tak acuh Clarissa membuat Gentra terdiam beberapa detik.
"Maaf," bola mata gadis itu membulat mendengarnya, apa ia tidak salah dengar? Gentra meminta maaf? "Waktu istirahat gue keganggu gara-gara notifikasi dari lo, gue blokir lo bukan karena ada apa-apa, Ra."
Clarissa hanya berdehem dengan lengan fokus pada acara tulisnya, melihat itu Gentra menampilkan mimik tak suka, ia mengambil buku gadis itu dan menjauhkannya.
"Lo kenapasih? Ini bukan waktunya buat acara ngobrol! Balikin," Gentra malah semakin menjauhkannya dari jangkauan Clarissa. "Gentra! Balikin!"
Hampir saja tubuh Clarissa tersungkur kedepan, untung sebelum itu Gentra menraih pinggang rampingnya hingga kedua manik berbeda itu saling menatap satu sama lain.
"Kalian yang duduk disana! Ini bukan waktunya buat pacaran!" keduanya mengerjap saat sadar semua mata kini tersedot ke arahnya.
Clarissa menjauhkan tubuhnya dengan cepat, Lino dan Reygan menatap bingung aksi keduanya bahkan tak biasanya Gentra akan bersikap jail seperti itu pada Clarissa.
"Gue mencium bau-bau cinta yang baru numbuh," ucap Bram menghirup udara didekat bangku keduanya.
"Bau cinta, bau tai lo paling!" dengus Lino dihadiahi lemparan Pena oleh Bram dari bangku sebelahnya.
Kembali pada Clarissa, gadis itu melirik Gentra dari sudut mata dengan tajam. Pria itu juga menatapnya dengan ekspresi rumit.
"Maaf Miss.""Jawab pertanyaan yang Miss terangkan tadi, mengapa air mentah bila disimpan didalam botol plastik dalam jangka waktu lama akan mengeluarkan lumut dan botolnya berubah menjadi hijau, sedangkan air didalam botol aqua atau air isi ulang tidak menyebabkan hal serupa?"
Belum sempat menjawab tiba-tiba suara kikikan seorang gadis yang duduk disebrang Clarissa terdengar.
"Miss serius nanya ke dia? Yaampun, Miss... Jangan buat Rachel malu dong tar dia diketawain semua murid lagi."Clarissa mengeratkan lengannya pada penda dengan tatapan menusuk wajah tersenyum miring itu, Miss terdiam menimbang.
"Kalau tidak bisa--"
"Air mentah mengandung banyak Zat organik seperti bakteri dan alga yang dapat membuatnya lebih mudah ditumbuhi oleh jamur atau lumut saat disimpan didalam botol yang tertutup," Clarissa berhasil membuat wajah menyebalkan perempuan itu sirna dengan raut wajah memerah malu. "Sementara itu aqua atau air isi ulang biasanya melalui proses filtrasi dan sanitasi sehingga mengurangi kandungan zat organik dalam air tersebut dan memastikan air tidak terkontaminasi bakteri atau mikroorganisme lainnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Antagonis
Teen Fiction🄹🄰🄽🄶🄰🄽 🄻🅄🄿🄰 🄵🄾🄻🄻🄾🅆 🅃🄴🅁🄻🄴🄱🄸🄷 🄳🄰🄷🅄🄻🅄!!! ___________ 𝘉𝘭𝘶𝘳𝘣... Lisa tak pernah menyangka jika ucapan spontan yang diucapkannya kala dikuasai amarah dikabulkan oleh Tuhan. Perceraian antar kedua orang tuanya dikarena...