📌07

127 7 0
                                    

Selepas shalat Isya, tepatnya pukul 20:00. Semua telah siap di tempatnya, kecuali pengantin wanita yang masih berada di dalam kamarnya.

Danuar menjabat tangan Sarendra, yang akan menjadi ayah mertuanya.

“Santai saja, kita bisa latihan dulu sebelum mulai yang serius.” penghulu menawarkan Danuar agar berlatih terlebih dahulu.

Danuar tersenyum tipis, “Tidak perlu, kita bisa langsung mulai.”

Penghulu tertawa kecil. “Baiklah, Bapak dan mempelai siap? Tarik nafas terlebih dahulu.”

Mulai hening, tamu undangan hanya beberapa hingga bisa dihitung jari. Karena ini memang pernikahan mendadak yang dipaksakan mempelai pria. Tidak ada siapapun dari pihak pria selain beberapa bodyguard yang Danuar panggil untuk menyaksikan.

Bismillahirrahmanirrahim, saya nikahkan dan kawinkan engkau, Danuar Revangga bin almarhum Jerry Revangga dengan maskawin berlian 17,6 gram dan seperangkat alat shalat dibayar tunai!”

“Saya terima nikah dan kawinnya Alesya Sivania binti Sarendra Prawira dengan maskawin yang disebutkan, tunai!”

“Bagaimana para saksi, sah?”

“SAH!” para tamu serentak mengucapkan kalimat 'sah'.

Danuar berhasil melantunkan kalimat itu dengan satu tarikan nafas, senyumnya mengembang, merasa senang mendapatkan gadis yang selama ini ia idamkan secara diam-diam.

Matanya teralih pada Alesya yang berjalan ke arahnya di dampingi sang ibu. Terlihat anggun dengan dress putih.

Nanda mengantarnya hingga ke hadapan Danuar, setelah itu ia berjalan ke samping suaminya.

Alesya mendongak, menatap pria yang sekarang telah sah menjadi suaminya. Pria yang jauh lebih tinggi darinya itu tersenyum tulus padanya.

“Pretty wife.”

Alesya menyentuh tangan kekar milik Danuar, mencium punggung tangannya dengan tulus. Setelah itu, Danuar memasangkannya cincin pernikahan.

Danuar merapatkan tubuhnya pada sang istri, merengkuh pinggangnya begitu posesif. Tak ada yang bisa berbuat apapun, karena mereka telah sah.

Beberapa jam kemudian, para tamu telah berpamitan untuk pulang. Banyak doa yang mereka panjatkan untuk pasangan baru itu.

Bugh!

Tiba-tiba saja Dewangga meninju Danuar. Nanda langsung menarik putrinya agar jauh dari keributan itu.

Belum selesai dengan keterkejutannya, lagi-lagi Dewangga memukul Danuar secara brutal. Namun anehnya, pria yang berstatus suaminya itu tak membalas pukulan yang Dewangga layangkan.

📌Flashback on

Di kursi belakang rumah, Sarendra, Dewangga, Nanda dan juga Danuar tengah duduk berbincang. Bukan berbincang hangat, namun berbincang penuh dengan ketegangan.

“Jadi semua itu nggak bener?” tanya Nanda merasa tenang, karena ucapan Danuar soal kehamilan Alesya itu bohong.

Danuar sama sekali tidak berniat untuk berbohong, mereka saja yang tak menangkap ucapannya dengan baik.

“Apa syarat yang akan kalian berikan padaku, untuk menikahi Alesya?” tanya Danuar.

“Gue sama sekali nggak setuju.” sebenarnya Dewangga berniat bermonolog, namun suaranya sengaja ia keraskan.

“Saya tidak butuh persetujuanmu.”

Dewangga mendelik. “Lo harus dapet restu dari kakak ipar kalo mau nikah ama adeknya!”

Secret Love [ ✓✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang