📌15

118 8 0
                                    

1 bulan Dewangga dan Yura saling mengenal. Keduanya semakin yakin untuk melanjutkan niat baik mereka. Sudarto maupun kedua orang tua Dewangga sudah setuju.

Malam ini, Dewangga bersama keluarga datang kembali ke rumah Yura.

"Ini putri dan menantu kami." Nanda menunjuk pada Danuar dan Alesya.

Alesya sudah menjelaskan tentang pernikahannya pada Yura, sehingga gadis itu tidak keheranan.

"In Syaa Allah kami datang kemari dengan niat baik, untuk meminangkan putri Anda Vanesha Yura kepada putra kami, Dewangga Prawira. Jika Anda berkenan, kami pasti akan menerima Yura dengan sangat baik." ujar Sarendra.

"Saya senang Yura mendapat pinangan dari keluarga yang sangat baik. Setelah waktu satu bulan, Alhamdulillah Yura dan nak Dewa semakin mantap untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan. Karena putri saya, Yura berkenan terhadap Dewa, saya tidak bisa melakukan apa-apa selain setuju dengan pernikahan keduanya. Saya harap, Yura bisa diperlakukan baik di sana." ucap Sudarto.

"Tentu akan kami perlakukan layaknya putri kami sendiri ...." ujar Nanda mengusap lembut punggung tangan Yura.

"Nak Dewa, butuh berapa lama untuk mempersiapkan pernikahannya? Jangan diam saja seperti pertama kali ke sini!" Sudarto bertanya dengan nada yang tegas dan keras.

Mereka tertawa, kecuali Dewa yang merasa gugup.

"Dua bulan cukup? Persiapkan segalanya untuk menjemput pengantinmu dengan baik." ucapnya lagi. Mendengar kata pengantin, Dewa menjadi malu. Bahkan ia sudah menahan mati-matian agar tidak tersenyum.

"Senyum aja kali Kak, nggak dilarang kok." Alesya menggodanya.

🕸️🕸️🕸️🕸️🕸️

Sampai di apartemen, Danuar langsung membersihkan tubuhnya. Dan Alesya membersihkan tempat tidur.

Selesai membereskan tempat tidur, Alesya merebahkan tubuhnya. Cukup lama, Danuar keluar dari kamar mandi. Ia bertatapan dengan Alesya.

Alesya duduk, menatapnya dengan lama, hingga membuat Danuar keheranan.

"Kenapa? Tolong keringkan rambutku," ia duduk dan memberikan handuk kecil ke tangan Alesya.

Alesya mengusak rambut Danuar dari belakang. Mereka hanya saling diam, sampai pada Alesya yang tiba-tiba menaruh handuk lalu memeluk Danuar dari belakang.

Danuar terkejut, ia mengusap punggung tangan Alesya yang melingkar di perutnya. "Ada apa Alesya? Kamu kenapa?"

Alesya menggeleng. Itu terasa, karena Alesya menempelkan pipinya di punggung Danuar.

Tak lama, ia berdiri dan berjalan ke kamar mandi tanpa mengucapkan apapun. Wajahnya terlihat muram.

"Apakah setiap perempuan begitu? Mereka ingin di mengerti tanpa berkata apa-apa."

Hampir 20 menit, Alesya keluar dari kamar mandi. Ia hanya memakai handuk putih sebatas di atas lutut.

Danuar yang duduk di tepi kasur menoleh pada Alesya. Istrinya tak pernah hanya memakai handuk saat keluar kamar mandi.

Alesya berjalan, seraya menunduk. Saat di depan Danuar, mereka bertatapan. Lalu Alesya tiba-tiba duduk di pangkuan Danuar.

Danuar mengernyit, "Ada apa Alesya? Kenapa sikapmu jadi aneh? Dari tadi kamu hanya diam."

Secret Love [ ✓✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang