Malam hari, Dewangga dan kedua orang tuanya sudah sampai di rumah. Mengetuk pintu beberapa kali namun tak ada jawaban.
"Mungkin Lea sudah tidur, coba pakai kunci cadangan aja. Bunda ada, 'kan?" saran dari Sarendra.
"Ah, iya, bunda bawa." Nanda mengeluarkan kunci cadangan daur tasnya, memasuki rumah setelah terbuka.Sarendra menyalakan lampu setiap ruangan.
"Kok lampunya nggak di nyalahin? Apa Lea belum pulang?" ucap Nanda.
"Loh? Ini kenapa gordennya hilang?!" Nanda panik karena terlihat jelas bahwa itu ditarik paksa.
"Lea bilang udah pulang Bun, waktu jam empat." jawab Dewangga, karena adiknya itu memang sempat menghubungi jam tiga.
"Loh? Terus Lea ke mana?! Lea? Lea kamu di rumah, Nak?" Sarendra mulai panik.
Ketiganya mencari keberadaan Alesya hingga ke kamarnya.
"Bunda, Lea nggak ada di kamarnya!" Dewangga memekik panik.
"Dewa, yang benar kamu?!"
"Iya Ayah! Lea nggak ada di manapun."
Nanda menurunkan telepon genggamnya, wajahnya pucat. "Lea nggak ada di rumah temannya, Yah! Teman-temannya bilang kalo mereka udah selesai kerja kelompok dari siang, gimana ,Yah?! Dewa, coba hubungi telepon adik kamu lagi!"
"Handphone Lea nggak aktif Bun,"
Nanda terduduk lemas. "Ya Allah, di mana Lea..." sang suami mengusap punggungnya.
"Mungkin Lea masih ada urusan Bun ..."
"Enggak Ayah! Ayah juga tau, kalo ada apa-apa Lea pasti hubungi kita dulu..."
Dewangga masih berusaha menghubungi semua orang yang ia kenal untuk mengetahui keberadaan Alesya, adiknya.
🕸️🕸️🕸️🕸️🕸️
Di sisi lain, Alesya mengerjapkan matanya perlahan, ia melirik tubuhnya yang memakai gamis dan tudung mukena.
Hendak mengusap mata, namun lengannya diikat. "Kenapa tanganku di ikat?! Aku di mana?"
"Di sini, di tempatku." seorang pria menghampirinya dengan piring di tangannya.
Alesya menatapnya, tertegun dengan wajahnya. Apakah dia yang tadi menodongkan pistol? Ia tak terlalu memperhatikan saat pria itu membuka masker di kamarnya.
"Ada apa? Kamu tertarik kepadaku?" ia tersenyum, itu sangat manis.
Alesya membuang muka, "Tidak."
Danuar terkekeh, "Padahal aku tidak keberatan sama sekali."
Danuar menyodorkan piring berisi buah, "Ini, kamu lapar 'kan? Aku membawa ini untukmu."
Alesya diam enggan menatap pria asing di depannya. Danuar tersenyum santai. "Kalau tidak mau, yasudah, tidak masalah." ia menaruhnya di lantai.
"Kembalikan aku ke rumah! Apa yang kamu inginkan sehingga membawaku ke sini?!"
Danuar mencondongkan tubuhnya pada Alesya, "Sebelumnya kamu bertanya, siapa aku. Akan aku jawab sekaligus dengan pertanyaan yang baru saja kamu lontarkan tadi."
Danuar berdiri tegak dengan posisi layaknya seorang pangeran. "Aku Danuar Revangga, calon suamimu, Alesya Sivania. Dan aku membawamu ke sini untuk menikah denganku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Love [ ✓✓ ]
Ficción GeneralHai haaaaiii!! Sebelum baca isi ceritanya, kalian pasti baca deskripsinya dulu, iya 'kaaaannn? Oke. Fyi, ini cuma cerita suka-suka, hasil dari haluanku yang tiba-tiba lewat waktu lagi sendirian di rumah. But, calm! Aku update setiap hari, kalo ada k...