Special Part

124 8 0
                                    

Bulan-bulan kehamilan dilewatinya tidak sesulit yang dibayangkan. Perutnya yang sudah membesar, terlebih lagi Yura yang sebentar lagi akan melahirkan.

Dan kini dua wanita hamil tersebut tengah duduk santai di rumah Nanda, meminta para suami untuk memasakkan seblak tanpa bantuan dari para wanita, sekali pun ibu mereka sendiri.

“Danu punyaku jangan terlalu pedas, ingat!” Alesya berteriak.

“Baik Nona!” balas Danuar dari dapur.

“Apa mereka bisa? Bunda bantu aja deh ...”

“Biarin Bun, lagipula ini kemauan  anak-anak mereka.” ujar Yura.

Nanda tersenyum. “Mau anak mereka atau ibunya yang pengin ngerjain?”

“Dua-duanya Bun.” jawab Alesya seraya tertawa.

Di dapur, Danuar dan Dewangga sama-sama tak mengerti cara memasak seblak. Bahan-bahannya memang disiapkan oleh para wanita, tapi tetap saja bingung mana dulu yang harus dimasak.

“Cari tutorial saja!”

Dewangga menurutinya, ia membuka aplikasi merah itu dan mengetikkan 'cara membuat seblak untuk istri hamil’.

Dewangga terus menggulir sampai bawah tapi tak menemukan hasil.

“Nggak ada buat istri yang lagi hamil, War!”

“Apa maksudmu? Kenapa tidak ada?”

Dewangga menunjukkan ponselnya. “Nih, liat! Cuma ada tutorial bikin seblak, nggak ada yang buat orang hamil.”

Refleks saja Danuar memukul kepala Dewangga. “Bodoh! Itu sama saja seblak! Cepat lihat,”

Dewangga meringis, ia tetap membuka video tersebut dan memperhatikannya seksama.

“Oh, bumbu ini dulu,” Danuar mengambil bumbu yang telah Nanda siapkan sebelumnya. Dan Dewangga sudah bersiap akan mengoseng.

Setelah bumbu itu dimasukkan, suara nyaring terdengar dari wajan yang membuat mereka refleks mundur karena terkejut.

“Cepat oseng, nanti hangus!” titah Danuar yang dituruti Dewangga.

Cipratan minyak mengenai lengan Dewangga hingga membuat pria itu menjatuhkan spatula di tangannya.

“Minyak sialan! Sakit,”

“Sialan! Kamu yang sialan! Lantainya jadi kotor karena kamu jatuhkan spatula nya!” Danuar mengambil spatula dan lanjut memasak seblak hingga memasukkan bahan lainnya.

Setelah cukup lama perjuangan yang mereka lakukan demi anak dan istri, akhirnya apa yang diinginkan para wanita telah siap. Kelihatannya menarik, tapi entah dengan rasanya.

“Lo yakin ini enak?” tanya Dewangga.

Danuar melirik sekilas, “Tidak.” jawabnya.

Keduanya berjalan dengan membawa piring untuk istri mereka masing-masing. Nanda bilang bahwa ia tak mau, makanya mereka hanya membawa dua piring.

“Wah, udah jadi!” yang benar-benar menginginkan seblak sebenarnya Yura. Alesya tidak begitu tertarik tapi ia menginginkannya.

Alesya menerima piringnya dengan riang. “Enak nggak?”

“Seharusnya enak.” jawab Danuar.

“Bunda mau ke belakang dulu ya.” Nanda beranjak dari duduknya.

Mereka sibuk dengan pasangan masing-masing, melakukan apapun yang mereka inginkan dengan senang hati.

Dewangga merebahkan tubuhnya, menaruh kepalanya di paha Yura. Pria itu mengusap perut besar sang istri. Sesekali mencium perutnya.

Secret Love [ ✓✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang