Apa tujuannya?

2.3K 252 39
                                    

Win metawin,

Ada banyak sekali sesuatu yang harus dipuji dari sosok ini. Sebelumnya, Elvan hanya mengira akan dibuat terpukau oleh parasnya saja. Namun juga hatinya, caranya berbicara, dan sikapnya. Terlebih, melihatnya begitu telaten mengurus anak laki-laki yang Bright bilang anak mereka

Orang ini sudah layak dikatakan sempurna

Sayangnya, Elvan salah orang.

"Mengapa memperhatikan istriku seperti itu?" Bright datang di sebelahnya. Dengan raut dan juga suara yang dingin

Elvan terkekeh "Ada yang salah?"

"Kau menatapnya seolah telah siap membunuhnya saja"

"Aku tidak memiliki niat buruk sama sekali"

Bright mencoba mengabaikannya kali ini, namun mulut Elvan yang butuh diracuni kembali bersuara

"Tapi aku tidak bisa menyangkal, istrimu sangat cantik"

"Kau memperhatikannya sejak tadi" Bright kembali menatapnya

"Um"

"Dan kau pastinya bisa melihat 'stempel pribadi' milikku di lehernya, bukan?"

Elvan terkekeh miring menyadari 'stempel pribadi' yang dimaksud Bright adalah tanda merah yang mungkin dibuat Bright tadi malam

"Dia sangat seksi"

"Mulutmu ingin merasakan dihancurkan oleh kakiku?"

Elvan tetap menanggapinya dengan terkekeh, seakan-akan ini hanya candaan. Setelah puas memancing Bright, ia segera mengalihkan "Ngomong-ngomong, sejak kapan kau dan Gulf menjadi dekat?"

Nama yang tidak pernah disangka akan tersebut pada mulut Elvan membuat kening Bright sedikit mengerut "Itu bukan urusanmu"

"Itu urusanku" Elvan lagi-lagi tersenyum, dengan banyak sekali sirat menyebalkan

"Dan kau, jangan keliru dalam mengambil keputusan"

Elvan kembali menawarkan senyumannya, sebuah senyuman manis yang kini diusahakan agar tidak terlihat licik "Tenang saja, jika aku sudah membuat keputusan untuk seseorang, aku tidak akan membuatnya kesulitan. Mungkin... Hanya orang-orang di sekitarnya?"

Meskipun muak, Bright tetap melontarkan satu pertanyaan terakhir "Sebenarnya apa obsesimu?"

"Menang"

Bright mengabaikannya dan kini berdiri "Dasar bipolar"

"Sepertinya aku sudah tidak ada waktu" Elvan mengalihkan pembicaraan setelah memutar arloji di pergelangan tangannya "Aku ada janji dengan seseorang"

"Jadi, kau sudah mau pulang?" Win memberikan pertanyaan saat berhasil mendengar suaranya

Elvan tersenyum "Um. Aku harus pulang sekarang"

Setelah Elvan pergi, ketenangan dan rasa nyaman itu seketika kembali. Seakan hawa negatif itu memang hanya dibawa oleh Elvan

Dasar pria menyebalkan

"Setelah Archen bangun, bisakah kau memasak untuknya?" Win beranjak dan menghampiri Bright

"Tentu"

Wajah Win tiba-tiba berubah tidak ramah mendengar jawaban yang begitu singkat dari sang suami "Kau tidak bertanya mengapa bukan aku yang memasak seperti biasanya? Apakah dimatamu aku semalas itu?"

Bright memijat pelipisnya dan menggumam "Ternyata semudah itu mencari kesalahanku"

"Aku tidak mencarinya, kau yang memperlihatkannya sendiri"

Cool Mama!✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang