Kosong

2.9K 291 33
                                    

Flashback

Bright tidak pernah memiliki kepedulian sebesar ini sebelumnya pada orang yang masih terbilang 'baru' dalam hidupnya. Win memanglah anak yang begitu berbeda

Begitu Bright melihatnya berjalan menuju rooftop, Bright mengikutinya di belakang

Setelah sampai, dugaan dan kekhawatiran Bright tidak sia-sia sama sekali. Ia sudah melihat Win berdiri berhadapan dengan Ja bersama wajah yang masing-masing menyimpan emosi

"Ja"

Panggilan yang datang dari belakang Win membuatnya menoleh. Ia keheranan melihat Bright berdiri di sana

"Tinggalkan dia" Ucap Bright dengan dingin

Ja terkekeh untuk meredam emosi. Wajah tidak puas nampak jelas di wajahnya "Fck, bisa-bisanya kau mau berurusan dengan orang aneh sepertinya?"

Pernyataan itu ia ajukan saat berjalan melewati mereka berdua

Setelah Ja meninggalkan rooftop, Bright menghela nafas dengan emosi di matanya "Apa yang kau lakukan?!"

"Aku hanya menegurnya"

"Itu sama sekali bukan urusanmu"

"Itu menggangguku!" Jawab Win kesal

"Tapi apakah kau sadar hampir mencelakai dirimu sendiri hanya karna mengurusi hidup orang lain? Setidaknya jika kau ingin bertindak, lihatlah kondisi dan situasinya"

Bright berhasil memberikan pemahaman untuk anak itu walaupun dalam keadaan emosi. Ia sangat khawatir. Untung saja ia tidak terlambat menyusul Win ke rooftop

Win mencerna kalimatnya baik-baik. Dan setelah sadar, ia akhirnya memberikan suara rendah "Um, maaf"

Bright tidak menjawabnya, namun tatapannya pada sosok itu tidak pindah sama sekali

"Aku minta maaf!" Win mengulangnya

"Hey, aku berjanji tidak akan melakukannya lagi"

"Tidak" Jawab Bright

"Maafkan aku!!" Win menggoyang-goyangkan lengan Bright

Tatapan Bright belum pindah. Walaupun wajah Bright datar, sebenarnya ia tengah menahan debaran membuncah di dadanya menerima tingkah menggemaskan anak ini

"Aku salah, dan aku tidak akan mengulanginya!" Win mengacungkan jari kelingkingnya "Aku berjanji"

"Um" Bright bersuara rendah sambil berjalan melewati Win. Bright belum boleh menerima acungan kelingkingnya secepat ini. Karna suatu saat nanti, akan ada waktu saat Win bertindak seperti ini lagi dan Bright hanya perlu mengecup tangan itu

Win menekukkan wajahnya dengan kesal melihat kelingkingnya yang terabaikan... Namun segalanya hanya sesaat. Win berlari dan mengikuti Bright di ujung sana yang tengah duduk menatap pemandangan kota

Win tersenyum saat duduk di sebelahnya "Kau menghawatirkanku, yah?"

"Tidak"

"Menjadi terlalu gengsi itu tidak baik" Ujar Win. Bright tau itu

"Terlalu memaksakan kehendak itu tidak baik" Jawab Bright tanpa menatap si lawan bicara meski ia sangat ingin terus menatapnya

"Kapan aku memaksakan sesuatu?" Tanya Win, menolak sadar

"Setiap waktu"

Terlalu panjang untuk dijawab dengan kata-kata. Win memilih diam dan menyenderkan kepalanya pada bahu lebar milik si ketua OSIS

Cool Mama!✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang