Bakat terpendam

1.5K 167 18
                                    

Di dalam ruang karaoke, Bright duduk di sebelah Win dengan sebuah meja berbentuk bundar bersama sekelompok teman mereka. Cahaya lampu sorot yang berwarna-warni memantul di sekeliling, menciptakan suasana yang menyenangkan. Dinding itu dipenuhi dengan poster-poster selebriti, serta beberapa lampu neon yang menyala terang, menambah kesan meriah tempat tersebut. Suara musik dari speaker-speaker di sekitar ruangan menciptakan latar belakang yang sempurna untuk suasana karaoke yang menyenangkan. Dalam suasana ini, Win merencanakan lagu apa yang akan ia nyanyikan, sambil menikmati minuman

Sementara itu, yang lain tentu meramaikan suasana. First yang dengan antusias menggoyangkan tubuhnya menirukan gerakan-gerakan selebriti favoritnya, Dew yang sibuk memilih lagu-lagu dari daftar yang terpampang di layar, Gulf yang asik tertawa menonton First, Ja yang dengan tenang menyaksikan semua yang terjadi di sekitarnya, dan Elvan mengabadikan momen seru mereka. Ralat, maksudnya... Elvan hanya memposisikan kameranya untuk Win

"Sayang, First tidak pandai dalam bernyanyi, kan?" Komentar Win

"Dia cukup baik. Apalagi, dia menyanyikannya sambil melakukan dance. Itu cukup keren, menurutku" Jawab Bright, dan Win memberikannya senyuman ramah, namun matanya jelas mengirimkan sesuatu

"Dia buruk, kan, sayang?"

Bright terdiam

Senyuman Win semakin lebar, namun tidak dengan matanya yang mulai menekan Bright "Sayang. Aku tidak suka kau memuji orang lain"

"Orang lain memiliki bakatnya, tapi istriku ini yang paling keren di mataku" Bright memeluk pinggangnya "Paham?"

"Tidak" Jawab Win

"Kalian bisa melanjutkannya di rumah!" Geram Ja

"Mereka berpacaran seolah-olah sehabis ini akan berpisah saja" Timpal Elvan

"Ya, aku akan pulang ke rumahku, dan Bright pulang ke rumahnya, lalu kami saling menelfon begitu pulang,  'sayang, aku sudah merindukanmu lagi' dengan nada merengek" Jawaban Win tentu sengaja untuk memancing emosi pendengar

"Mana bisa seperti itu, sementara kalian tinggal seatap" Kali ini, Gulf yang berbicara

"Nah! Kami sudah tinggal serumah di hari pertama pertemuan kami" Ucap Win

Bright menggumam "Sebenarnya, itu pertemuan kedua"

"Win, kau siap?" tanya First begitu ia selesai dengan lagunya

"Tentu saja! Ayo mulai lagunya," jawab Win dengan antusias

Dengan begitu, layar karaoke mulai menampilkan lirik lagu yang dipilih Win. Suasana di ruang karaoke berubah menjadi lebih hangat ketika Win dengan penuh semangat, mengambil mikrofon. Dia tersenyum ke arah teman-temannya yang duduk, lalu menutup matanya sejenak untuk merasakan nada-nada lagu yang akan dia nyanyikan.

Piano memainkan melodi yang lembut, dan dengan suara yang penuh penghayatan, Win mulai menyanyikan lagu "A Thousand Years" oleh Christina Perri. Suaranya merayap dengan lembut, membawa lirik-lirik romantis itu hidup

Semuanya normal sampai saat lagu memasuki bagian refrin, senyuman nakal Win terlihat dan keseriusannya akan lagunya, memudar

"I have died every day waiting for you...
Darling, don't be afraid, I have loved you
For a thousand years
I'll love you for a thousand more"

Win berjalan dengan anggun menghampiri Bright, duduk di sebelahnya dan menangkup wajahnya, mencubit pipinya dengan lembut, dan memberikan tatapan genit.

Win lebih terlihat ke menggoda Bright berkedok bernyanyi hingga teman-temanya menatapnya dengan wajah datar, selain Dew yang terkekeh, merasa dua orang itu lucu

Cool Mama!✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang