Abu-abu

2.1K 258 16
                                    

Sebuah gerakan dari kursi yang bergeser sama sekali tidak membuat Bright tertarik untuk meliriknya. Matanya tetap serius membaca informasi di layar laptopnya

"Sebenarnya, aku juga ingin mengacaukan hubunganmu dengan Win. Tapi, itu cukup fatal karna kalian sudah memiliki anak"

Bright melirik Elvan dengan raut meledek, bagaimana anak itu dengan bodohnya memercayai bahwa Archen adalah anak kandung Bright

"Lihat, bukan? Aku masih memiliki hati nurani"

"Ini perpustakaan, ku harap kau jangan berisik" Bright menggumam

"Dimana Gulf berkuliah?"

Bright membuang nafas berat, cukup berat rasanya menghadapi orang seperti Elvan setiap hari "Jangan melibatkannya"

"Um, dia memang cantik" Elvan melipat kedua tangannya, sengaja membolak-balikkan jawaban

"Terlalu cantik untuk berurusan denganmu yang sakit jiwa"

"Apakah Ja sudah depresi?" Tanya Elvan. Senyumannya kali ini begitu natural

"Jadi, kau belum menemukan otakmu?" Bright balik bertanya

"Andaikan aku kehilangan otakku, aku tidak akan menjalankan tugas luar biasa seperti ini" Elvan membuat gerakan tangannya seperti ledakan "Semua ide-ideku akan menakjubkan di akhir"

"Jadi, segeralah akhiri ini"

Tepat setelah Elvan mengangguk, First datang pada mereka dengan tiba-tiba. Waktu yang tepat, di saat yang tak dapat diprediksi pada awalnya

"Duduk" Elvan berdiri, memberikan kursi untuk First duduk

"Jadi, ada apa mengajakku bertemu?" First melontarkan pertanyaan, menatap Bright yang kebingungan

"Aku?"

Elvan terkekeh, menepuk pundak Bright "Tadi, kau sendiri yang menyuruhku menghubungi First. Cepatlah katakan apa yang ingin kau katakan"

Bright mendesis frustasi dan berbisik pada Elvan "Apakah pihak rumah sakit jiwa tidak menyadari bahwa kau hilang?"

Elvan mendorong Bright menjauh dan tersenyum kembali pada First "Bright bilang, dia meminta maaf atas nama Ja"

"Sepecundang itukah temanmu hingga kau harus meminta maaf untuknya?"

Dari wajah First, orang-orang dapat langsung menyimpulkan bahwa suasana hatinya masih begitu buruk

"Kalian berdua harus berbicara langsung" Bright akhirnya angkat bicara di hadapan First

First menggeleng "Dia tidak memiliki inisiatif"

"Dia memilikinya" Sekarang, Elvan menggeser kursinya untuk lebih dekat dengan First, menepuk pundaknya dan tersenyum "Hanya saja, dia memang sengaja mengulur waktu untuk meminta maaf, menunggu kau mengatur suasana hati. Semua dominan di dalam hubungan seperti itu, First. Karna aku juga seperti itu terhadap kekasihku"

Bright tidak tau harus terkejut untuk yang mana terlebih dahulu. Entah itu untuk fakta bahwa Elvan tidak memprovokasi, atau fakta bahwa Elvan memiliki kekasih

"Benarkah?" Tanya First, diangguki dengan yakin oleh Elvan

"Kau punya kekasih?" Tanya Bright bingung

"Orang setampan diriku, tidak memiliki kekasih? Bukankah itu sangat sia-sia?"

"Elvan memilikinya, kekasihnya ada di program studi yang sama dengan kita" First memperjelas jawabannya

Bright menghela nafas dengan legah. Itu artinya, ia tidak perlu khawatir lagi tentang Win

Cool Mama!✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang