#13. Jawaban.

72 4 1
                                    

Setelah hari itu, Matthew tak pulang bersama Hanbin hari ini. Hanbin mengirimkan pesan padanya. Ia bilang; mamanya sakit, sebab itu Hanbin pulang lebih dulu. Walau mungkin bukan itu sebab utamanya.

Matthew berjalan sendirian ke halte bus yang biasa ia dan Hanbin singgahi.

Tak dengan waktu yang lama, akhirnya bus yang ditunggunya datang. Matthew masuk ke bus dengan tenang dan duduk di bangku kosong dekat jendela.

Namun, Ia melihat ada tubuh yang terburu-buru lari dan tergesa-gesa masuk ke dalam bus. Dia ... Zhang Hao. Dengan peluh di wajahnya, netranya mencoba mencari kursi kosong untuk ia duduki.

Ada kursi kosong, di sebelah Matthew.

Matthew menatap mata elangnya dengan tatapan sulit diartikan. Akhirnya Hao memilih untuk duduk saja di sebelah Matthew. Ternyata, Matthew menatap Hao karena dirinya penasaran dengan liotin yang ter gantung di leher Zhang Hao.

"Matthew, kan?"

Yang tadinya melihat ke arah luar jendela, sontak menoleh ke arah Hao.

"I-iya ... Lu pasti Zhang Hao, ya?" Hao terkekeh kecil melihat gugupnya Matthew.

Zhang Hao mengangguk, "Bener."

"Lu ... sahabat kecilnya Hanbin, kan? Gue dengernya sih gitu," lanjutnya sambil mencoba tersenyum agar dapat mencairkan suasana.

"He'eh, bener." jawab Matthew, namun matanya tak dapat berhenti melirik benda itu.

"Ah .... Gue rasa, lu pasti penasaran sama benda ini."

Hao melepaskan liotin yang menggantung di lehernya tersebut. Ia menarik tangan Matthew dan meletakkan liotin tersebut di telapak tangan Matthew.

"Liat aja. Tanya apa yang lu pengen tanya." Matthew menatap Hao bingung, lalu mengalihkan netranya ke liotin yang Hao letakkan di telapak tangannya.

'Ini orang bisa baca pikiran anjir. Dukun, kah?'

"Di dalem ini .... ada apa?" tanya Matthew hati-hati. Ia mulai meneliti liotin tersebut.

"Entahlah, liotin ini dikunci karena ada rahasianya," jawab Hao seadanya, "Ada pertanyaan lain?" tanyanya lagi.

....

"Liotin ini butuh kunci buat dibuka rahasianya, kan?" tanya Matthew sembari menatap manik coklat tua itu. Setelah itu, Matthew tersenyum-ia dapat jawabannya.

Hao tertawa kecil saat mendengar pertanyaan Matthew dibarengi senyum manis Matthew yang tertuju kepadanya.

"Gue seharusnya sadar siapa yang gue ajak main teka-teki bodoh ini," Hao tersenyum saat mengatakan ini, ia masih menertawakan dirinya yang telah kelewat batas mengucapkan rahasianya.

"Udah ngerti, kan?" sambung Hao.

"I get it all too well, Hao," akhirnya Matthew mendapatkan jawaban, bahkan dari orangnya langsung.

"Bentar lagi pemberhentian gue sampe. Gue bakal seneng banget kalo kita bisa ketemu kaya gini lagi, Thew," Hao mulai beranjak dari duduknya sebelum Matthew menahan lengannya.

"Ini ... Punya lu," Matthew memakaikan liotin yang sedari tadi ia genggam ke leher pemuda bermata elang tersebut.

"Oh, iya." Hao melirik ke liotin yang dipasangkan Matthew di lehernya, "Ya sudah, gue duluan ya," lanjut Hao, melempar sedikit senyuman.

"Iya, bye," balas Matthew sambil menatap Hao keluar dari bus.





(aku memilih untuk mempercepat alurnya, guiseeeㅠ.ㅠ)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Just Friend | MattbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang