#06. Good Timing!

47 4 0
                                    

Matthew mengalihkan pandangannya ke arah Hanbin yang tak tahu sedang apa di sebelahnya.

"Bin, Bin!" panggil Matthew sambil meletakkan ponselnya di atas mejanya.

"Ho'oh, apa?" Hanbin memainkan penanya dengan malas.

"Gue mau jalan sama kak Jiwoong pulang sekolah nanti, lu bisa pulang sendiri, kan?"

Hanbin berhenti memainkan penanya dan menatap Matthew. Pemuda Seok tersebut tidak mengerti mengapa Hanbin sampai segitunya menatap dirinya. Lalu pemuda berambut hitam tersebut menatap pena yang ia mainkan tadi.

"Yaudah. Good luck deh. Jangan sampe kepincut sama kakel buaya kaya bang Jiwoong saran gue."

"Apasih lu, Bin. Kaya iya banget gue diajak nge-date sama kak Jiwoong. Ini cuma hangout biasa, gue yakin dia bakal bawa temen juga."

"Oh? Kalo bawa dia bawa temen, kenapa lu nggak bawa juga?" ucap Hanbin lalu pergi meninggalkan Matthew duduk sendiri di bangkunya.

Hanbin kenapa sih?

Matthew bingung dengan perlakuan sahabat kecilnya itu. Kenapa dia marah? Kenapa ia pergi? Apa dia cemburu?

Matthew menatap jam di ponselnya, waktunya pulang. Matthew buru-buru menuju tempat perjanjian Jiwoong tadi pagi. Pemuda Seok tersebut terlalu fokus untuk mempercepat langkah kakinya hingga tidak menyadari bahwa seseorang sedang mengikutinya. Dari awal keluar dari ruangan kelas Matthew, melewati koridor-koridor, hingga koridor yang menuju ke arah taman sekolah, seseorang tersebut berhenti.

Matthew menyapa Jiwoong dengan semangat, dan dibalas dengan hangat yang sama oleh Jiwoong. Mereka sedikit berbincang di sana, mungkin menentukan tempat yang akan mereka kunjungi?

"Kata emak gue, nggak baik tau nguntitin orang, bang."

Mampus gue! Hanbin sontak membalikkan badannya. Setelah tahu siapa seseorang yang baru saja menangkap dirinya sedang membuntuti Matthew, Hanbin menatap kesal ke arahnya.

"Ck! Diem dah lu, Upin Telkomsel!" Melempar tatapan tajam ke arah Gyuvin yang sedang menggelengkan kepalanya.

"Parah bet, gue nasehatin juga. Lu cemburu, kan? Matthew sama Jiwoong mau jalan berdua, kiw kiw," goda Gyuvin sambil menaik turunkan alisnya dan menunjuk Matthew dan Jiwoong yang sedang duduk berduaan di taman, beruntungnya mereka tak mengetahui keberadaan dua Adam kurang kerjaan ini.

"D-dih, gue cuma nggak sengaja ngeliat mereka-"

"Syutttt, lu nggak bakal bisa lari lagi, bang."

"Ngaku aja deh, lu suka kan sama Matthew!" Gyuvin membesarkan suaranya di akhir perkataannya.

Hanbin yang kaget mendengar perkataan Gyuvin, segera membekap mulut pemuda Kim tersebut, lalu menariknya menjauh dari tempat itu. Gyuvin tertawa keras saat mulutnya dibekap tiba-tiba dengan Hanbin.

Hanbin menarik tangannya dari mulut pemuda Kim tersebut sambil menatap telapak tangannya dengan jijik.

"Liur lu kena tangan gue, anjir! Jorok bet, asu!" ucap Hanbin seraya mencuci tangannya ke wastafel yang untungnya berada tak jauh dari keberadaan mereka.

"Tangan lu juga bau sambel terasi, bang!" Gyuvin memasang muka ingin muntah saat mengingat-ingat bau tangan Hanbin.

Hanbin menggosok-gosok tangannya ke seragamnya agar kering, lalu berjalan ke tempat awal dia kemari untuk memastikan apakah Matthew dan Jiwoong sudah pergi atau belum.

Good timing. Matthew dan Jiwoong baru saja ingin meninggalkan tempat tersebut. Hanbin masih bisa membuntuti mereka!

"Ini waktunya gue bergerak! Upin, lu mau ikutan nggak?"

"Ngikut aja gue mah."

Dua-duanya sama-sama sesat.

Just Friend | MattbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang