PROLOG

53 20 3
                                    

1 tahun yang lalu saat mereka masih duduk di kelas 10
Mereka masih belum saling mengenal satu sama lain, walaupun mereka 1 sekolah.

Chloe berada di kelas yang sama dengan Fidelya, sedangkan Glory dan Aurora berada di kelas yang berbeda-beda.

Saat itu adalah hari di mana pembagian rapot kenaikan kelas dan juga pengacakan kelas mereka.

Selama ujian kenaikan Glory belajar dengan sangat giat, Fidelya juga belajar walaupun sedikit terpaksa, namun Aurora dan Chloe tidak belajar sama sekali dan sudah menyerahkan nasib mereka kepada tuhan.

Di sekolah tersebut terdapat sistem di mana murid yang mendapat peringkat 1-10 di antara 200 murid lainnya akan mendapatkan keringanan pembayaran SPP selama 3 tahun sekolah, karena hal tersebut Glory berjuang keras untuk mendapatkan nilai yang bagus untuk membantu pembayaran SPP nya yang belum ia lunasi.

Saat pembagian rapot kenaikan kelas dan peringkat, ternyata hasil yang diraih oleh mereka ber empat adalah
1. Aurora
7. Chloe
10. Fidelya

Sedangkan Glory

20. Glory

Melihat hasil tersebut Glory yang awalnya semangat tiba tiba menundukkan kepalanya dan pergi menjauh dari papan mengumuman peringkat tersebut.

Aurora yang terlihat sudah biasa tersebut tidak peduli akan peringkatnya dan pergi begitu saja, ia sempat melirik ke arah Glory yang tertunduk itu namun ia langsung lanjut berjalan pergi.
Aurora akan masuk ke dalam mobil yang telah menjemputnya tersebut dan tanpa sengaja melihat Fidelya yang sedang bersama dengan ke dua kakaknya, Fidelya tertawa bersama dengan kakak nya.
"Lihat aku bisa kan." Ucap Fidelya kepada kakaknya sembari menunjukkan nilainya dan tersenyum.
Kakaknya yang melihat tingkah adiknya yang memamerkan nilai nya ikut tersenyum lembut kepada Fidelya.

"Pengen punya kakak." Gumam Aurora sebelum ia masuk ke dalam mobil.
"Telat neng, kamu udah jadi anak pertama tapi gak papa kan jadi anak tunggal kaya raya haha." Saut sopir pribadinya menjawab gumaman Aurora.

Aurora hanya diam dan pak sopir langsung tancap gas lalu mereka pulang ke rumah.
.
.
.
Sementara itu Chloe masih bingung mencari namanya.
"Ini nama gue mana sih? " Ucapnya sambil mencari-cari namanya.
Ia masih mencari cari namanya padahal sudah jelas bahwa ia berada di nomor 7.

Alvaro yang melihat Chloe kebingungan mencari namanya, juga ikut terheran heran padahal namanya sudah jelas berada di depan matanya
"Itu loh yang no 7." Ucapnya dengan menunjuk nama Chloe.

" Isshh, itu mah mungkin nama orang yang mirip sama gue yakai gue masuk sepuluh besar " ucap Chloe dengan terus mencari namanya.

"Coba lu cari lagi deh, mana ada anak seangkatan kita yang namanya Chloe selain elu? " Ucap Alvaro yang greget dengan Chloe.

"Iya juga ya, tapi kok bisa? Gurunya salah kali " ucap Chloe yang masih meyakini bahwa ia tidak mungkin berada di no 7.

"MBOH KAREPMU" bentak Alvaro yang kesal pun pergi menjauh dari Chloe.
(Alvaro no 4)

"Loh kok ngamuk, hehe asyik ngejalin orang yang gampang marah" ucapnya setelah Alvaro pergi.
Ternyata Chloe sudah sadar sejak awal namun ia tau bahwa Alvaro gampang marah jadi ia memancing amarahnya tersebut.

"Yes, misi berhasil" ia lalu pergi menjauh dari papan peringkat tersebut dan melihat Glory yang menunduk tersebut, ia berusaha agar tidak usah memedulikan nya namun kakinya malah berjalan ke arah Glory tersebut.

"hy.. a..da apa? " Ucapnya gugup dan ingin segera pulang.

Glory terkejut mendengar ada orang yang mengajaknya berbicara dan menghadap ke arah berdirinya Chloe.

Regret My Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang