.
.
.
Glory berada di tepi menatap Fidelya yang sedang di pukuli oleh sekumpulan orang.
ia mencoba untuk membantu dengan melempar batu ke arah salah satu orang di sana.
namun itu adalah lemparan yang sia sia karena Audrey menjambak rambutnya."lu itu beban jadi lu cukup diem aja " ucap Audrey menyeringai lebar kepada Glory.
Audrey mencengkram dagu Glory dan mengarahkan tatapan nya ke arah Fidelya yang sedang di pukuli.
"lu gak bakalan bisa ngebantu dia, lihat temenlu lagi di pukuli dan lu gak bisa apa-apa kan?" ucapnya"lu itu beban, walaupun lu adik nya Selena lu tetap gak bisa apa-apa, lu cuman parasit buat mereka tau gak?"
Glory terdiam mendengar ucapan Audrey, dia terus menatap Fidelya yang di pukuli.
terdapat banyak luka di wajah serta tubuh Fidelya, bibirnya sobek pipi dan dahinya banyak bekas goresan tangan yang penuh darah dan dia masih terus dipukuli.
Glory putus asa dan tidak tau apa yang harus ia lakukan.
tiba tiba Glory terduduk di tanah tepat di bawah Audrey.
"a...aku mo..mohon, jangan...jangan sakiti Fidelya" dia memohon mohon dengan airmata yang menetes dengan deras.Fidelya menatap dari kejauhan melihat temannya yang memohon demi dirinya merasa sangat marah, ia ingin berbuat sesuatu dengan tubuh yang penuh dengan luka itu.
naasnya dia dipukul dengan kayu tepat di bawah kepalanya dan membuat dirinya pingsan.
"b*r*ngs*k"
.
.
.
Aurora masih duduk termenung menatap ke arah pintu berharap ada seseorang datang berlari ke arahnya dan memeluknya ya dia mengharapkan kehadiran Chloe.Dengan luka di dahinya yang sangat perih membuat rasa sakit Aurora bertambah lebih banyak dan matanya sembab akibat menangis.
"si*l*n, gue Bun*h orang yang ngebikin gue kayak gini!!"
.
.
.
Chloe masih menunggu ibunya dengan perasaan khawatir kepada teman temannya, ia terus mondar-mandir di samping ruang tunggu dengan sesekali melihat jam."1jam 30menit lagi...gue mohon, mereka harus bertahan" gumamnya.
Chloe terus menerus bergumam
tiba tiba ponselnya bergetar dan ternyata ada seseorang yang mengirim pesan kepada nya.di dalam pesan tersebut terdapat foto Fidelya dan Glory yang sedang terikat, Glory tidak terluka tapi matanya sudah sangat memerah akibat menangis, sedangkan Fidelya pingsan di sebelah Glory dengan tubuh yang penuh dengan luka.
Chloe tak sanggup melihat luka dari temannya tersebut berlari ke arah salah satu perawat yang sedang berjalan membawa obat untuk pasien lain.
"permisi... saya izin mau keluar dulu nanti kalau ibu saya udah selesai terapinya, tolong di suruh nunggu saya nanti saya bakalan balik secepatnya" ujar Chloe.
sebelum sang perawat memberikan jawaban, Chloe sudah terlebih dahulu berlari keluar.
ia berdiri di samping jalan raya dan mencoba untuk mencari taksi.
"b*ngs*t, ini taksi kok gak ada sama sekali si?!" gerutu Chloe.
Chloe menunggu kurang lebih 15 menit sampai saat Carlos lewat menggunakan motor nya, Chloe langsung berteriak memanggil Carlos untuk memberikan tumpangan kepadanya.
"mau kemana lu?" tanya Carlos sembari menyodorkan helm kepada Chloe.
Chloe dengan sigap langsung memakai helm tersebut dan naik ke motor Carlos.
Chloe berpikir kemana dia akan pergi karena mau bagaimana pun dia tidak tau dimana tempat Fidelya dan Glory di sekap.
"si*l*n, ke rumah nya Aurora dulu" ucap Chloe.
Carlos mulai mengegas motornya dan pergi ke rumahnya Aurora sesuai arahan dari Chloe.
"bentar... Carlos lagi sendiri tapi kok bawa helm dua? " batin Chloe.
Chloe tidak menanyakan hal tersebut dan memilih untuk diam.
tak lama kemudian Chloe sampai di rumah nya Aurora.
dia langsung berlari sampai lupa untuk melepaskan helm milik Carlos tersebut.
"helm gue!!" teriak Carlos.Chloe tidak mendengarkan nya dan langsung menuju ke pintu rumah Aurora.
dia menggedor-gedor pintu rumah nya tersebut dan akhirnya ibunya Aurora membukakan pintu.
Chloe terengah-engah dan mencoba untuk berbicara.
"tan..tante Aur..Aurora ad..a di ma..na?" tanya Chloe dengan nafas yang berat."kayak biasanya" sahut ibunya Aurora dan langsung pergi begitu saja.
Chloe langsung bergegas pergi ke perpustakaan keluarga Anderson karena ibunya Aurora sering mengurung Aurora di sana.
dia langsung membuka pintu yang terkunci tersebut sembari memanggil manggil nama Aurora.
Aurora yang mendengar suara panggilan dari temannya tersebut mencoba untuk bangkit dan berjalan menuju ke pintu.
Chloe kaget dengan luka di dahi Aurora serta mata Aurora yang sembab.
tanpa basa-basi Chloe langsung membopong tubuh Aurora dan membawa nya ke kamar nya.
dia memanggil pembantu di rumah Aurora untuk segera mengobati luka Aurora."makasih" ucap Aurora lirih dan tampak lega karena temannya selalu datang saat dia sedang membutuhkan nya.
Chloe membelai rambut Aurora.
"setelah ini pergi ke rumah sakit okey?"Aurora mengangguk.
Chloe langsung pergi ke kamar ibunya Aurora namun tidak mengetuk pintu, dia hanya berdiri di depan pintu yang tertutup.
"maaf kalau saya lancang, tapi tante itu ibunya Aurora sudah seharusnya anda menyayanginya bukan menyiksa nya, Aurora sudah ikut olimpiade tersebut tapi terjadi kecurangan di sana, Aurora juga udah berusaha kan buat olimpiade ini, saya bakalan cari siapa yang ngebuat Aurora keluar dari daftar peserta, karena itu saya mohon sekali saja anda berikan perhatian kepada Aurora walau hanya sebiji jagung"
ujarnya.saat hendak pergi ibunya Aurora membuka pintu.
"anak pembawa onar kayak kamu mau nasehatin saya? kamu itu selalu bikin orang tua kamu susah tau gak? anak cewe kerjaannya gelud, mau jadi apa? mulai sekarang kamu gak usah ajak anak saya main, kamu ngebikin anak saya jadi bodoh, orang tua mu itu terlalu sabar sama kamu seharusnya anak kayak kamu di kurung aja biar gak kemana-mana "
ibunya Aurora langsung menutup pintu kembali.Chloe hanya terdiam membeku sesaat setelah mendengar perkataan ibunya Aurora.
"bener, aku kerjaannya nyusahin mama ya" gumamnya.Chloe langsung pergi meninggalkan rumah Aurora dengan mata yang berkaca-kaca, dia langsung naik ke motor Carlos.
"kenapa?" tanya Carlos yang tampak khawatir.
"gak ada apa apa " sahut Chloe dengan tegas namun tercampur dengan suara yang bergetar.
"sekarang bawa gue ke markas geng bird of prey, lu tau kan?" tanya Chloe.
"jelas tau " jawab Carlos.
Carlos kembali mengegas motornya pergi ke tempat yang Chloe katakan.
selama perjalanan Chloe terus saja khawatir kepada teman temannya.
benar saja saat sampai di sebuah bangunan yang masih bagus terdapat dua motor dan satu mobil di jalan masuk bangunan tersebut.
"pembawa sial!"
.
.
.maaf banget chapter kali ini pendek banget (・–・;)ゞ

KAMU SEDANG MEMBACA
Regret My Life
Teen Fiction"b*r*ngs*k setelah semua yang lo lakuin lo masih gak mau ngaku?!" "gue gak pantes bahagia ya?" "kalian benar... gue yang salah!! semuanya salah gue!!" "berisik!! gue takut " . . sesuai dengan judulnya "REGRET MY LIFE" mereka memiliki banyak peny...