1.18

922 106 7
                                    

Pintu kamar Jeno diketuk dari luar, si empunya lantas mengalihkan atensi dari sang alpha. Samar samar tangan si omega terangkat, bergerak seolah membuka pintu dari tempatnya duduk. Disusul dengan suara pintu terbuka.

Pemandangan itu tentu tak lepas dari pengelihatan Jeffrey, dalam hati berdecak kagum akan kehebatan omeganya.

"Ada apa?" tanya Jeno ketika mendapati Avarta dan Johnny di ambang pintu.

"Bersiap Jeno, suasana di luar semakin buruk sejak pagi tadi. Kita harus seger mengevakuasi warga," ujar Avarta.

"Kau juga bersiap Jeffrey, ayah sudah meminta Hedwig guna menyiapkan pasukan," tambah Johnny.

"Ada apa?" tanya Jeffrey, belun faham tentang situasi apa yang mereka hadapi sekarang. Karena demi apapun ia bahkan tak merasakan aura negatif atau sesuatu yang buruk dari sini. Lebih tepatnya, sejak ia berada di dekat Jeno, seolah semua hal jahat itu tak bisa mendekat ke arahnya.

"Sulung Redrian ditemukan meninggal di rumahnya. Mayatnya berada di tengah pentagram," jawab Avarta.

"Satanisme lagi?" geram sekali Jeno ketika mendengar hal hal berbau satan seperti itu.

"Masih diselidiki-

"Tunggu! Hugon, bagaimana dengan dia?" Jeno berucap, memotong ucapan Johnny. Omega itu bahkan bangkit dari duduk saking terkejutnya karena baru menyadari salah satu temannya berasal dari keluarga Redrian.

"Kenapa kau malah menanyakan bungsu Redrian itu?" tanya Jeffrey tak suka.

"Dia temanku!"

"Aku matemu!"

Jeno memejamkan matanya, menahan kesal. Berbanding terbalik dengan Avarta dan Johnny yang menatap aneh pada sang putra mahkota. Kalimat menggelikan apa yang barusan keluar dari ranum milik Jeffrey itu?

"Dia bersama Timothee dan Mark- mereka berada di kastel utama istana," sahut Johnny mencoba menghentikan perdebatan sepasang mate itu.

Perhatian Jeffrey sontak teralihkan kala sang ayah menyebut nama anaknya. "Mark- dia baik?"

"Demam karena tubuhnya tanpa sadar menyerap terlalu banyak energi jahat setelah Lucalitus pergi," jelas Johnny.

Satu hal yang membuat anak angkat Jeffrey itu spesial. Mark yang dulu hampir tidak bisa bertahan setelah ditelantarkan semalaman penuh bisa selamat berkat menerima sedikit kekuatan auror milik Lucalitus.

Sisi negatifnya, anak itu akan terserang demam tinggi atau kejang ketika berada di tempat baru tanpa Lucalitus di sisinya.

"Sebaiknya kita menyusun rencana sekarang."

Ketiga serigala lainnya sontak menoleh, lalu mengangguki ucapan Kaisar Enchancia itu.

"Rencanamu Jen, bagaimana?" tanya Avarta beralih pada Jeno.

"Aku akan memasang pelindung di seluruh Terrasen. Aku akan memberi waktu 3 jam untuk mengevakuasi warga sebelum menghancurkan kota ini," jelas Jeno ringan, ia sedang malas bertarung ngomong ngomong. Maka- jalan tengahnya hanya tinggal menghancurkan seisi kota.

"Kita akan banyak mengalami kerugian, lagipula kita masih belum yakin apakah pendukung pemberontakan ini hanya ada di Terrasen atau tidak," sahut Jeffrey.

"Kalau begitu hancurkan saja seluruh Enchancia-

"Jeno, membangun kekaisaran tak semudah membalikkan telapak tangan," potong Avarta.

"Hey- aku akan bertanggung jawab atas semua kerusakan, kau ingat?" balas Jeno malas.

"Pasukan khusus Marven mungkin telah mengetahui sesuatu tentang kejadian ini. Haruskan kita memanggilnya?" sahut Johnny.

kallistar dyke [end s1/s2 on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang