1.20

1.3K 109 19
                                    

Jerome mengumpat kesal dalam hati, mahluk mahluk rendahan ini selalu saja mengganggunya. Seiring bertambahnya para mahluk dari alam bawah yang musnah berkat serangan Dyke bersaudara dan kekuatan mage dari kembar Kallister membuat sang tokoh utama akhirnya keluar.

Baik Jeno maupun Jerome, keduanya tak tau menau. Alasan apa yang menyebabkan seekor cerberus berkeliaran di luar wilayah kekuasaan Hades. Bersyukur jika keduanya selamat, maka akan diadukan penguasa bawah itu pada ayah dan bunda mereka. Namun apabila tidak, apa boleh buat?Keduanya harus menunggu 100 tahun untuk bisa beraingkarnasi kembali.

"Gunakan otak geniusmu itu, harus apa kita sekarang," ujar Jerome setengah pada kembarnya. Kesal sebab dia harus mempertaruhkan 100 tahun kehidupannya hanya untuk seekor peliharaan Hades.

"Kau tak lihat aku sudah kehilangan banyak tenaga?" balas Jeno mengeram kesal. Buta kah mata saudaranya ini? jelas jelas sejak tadi ia sudah terbatuk darah.

"Sudah kubilang lakukan shift dengan Jeviel!"

"Bedebah! tunggu sebentar. Penetralannya akan selesai sedikit lagi," desis yang lebih muda.

Setelahnya, hanya dengusan pelan terdengar sebagai jawaban.

Mata sang alpha dengan tajam mengikuti setiap pergerakan liar Si Cerberus yang tengah menghancurkan seisi kota. Abai akan kehancuran kota yang mungkin akan mengeruk kekayaan Enchancia guna perbaikannya. Selagi sang omega dan adiknya aman, ia tak akan peduli dengan apapun.

Tak lama dari itu, sinar cahaya putih yang menyebar di seluruh Terrasen lamat lamat meredup. Menandakan Jeno telah selesai melakukan penetralan pada tanah ini. Disusul oleh Jeno yang melakukan shift dengan Jeviel.

Kini, kedua serigala agung itu melesat terbang ke bawah. Pertama tama menghampiri pasangan masing masing. Mencari perlindungan sekaligus menunggu si tokoh utama menyerang mereka, kefuanya butuh mengumpulkan tenaga kembali ngomong ngomong.

"Kau baik?" tanya Erico, melihat betapa bringas Dyke bersaudara itu dalam menghancurkan musuhnya.

Jika dilihat seperti ini, mungkin akan banyak orang yang mengira bahwa Marven bukanlah seorang omega. Pasalnya baik tubuh manusia dan serigalanya hampir sama dengan Jeffrey maupun Jack. Aura dominasi milik sang pangeran juga tidak bisa dibilang main main, sebab jika kalian ingat. Ia adalah mantan seorang panglima perang, posisi yang kini di duduki oleh putra mahkota.

"Ya- bagai sebuah permainan untukku," balas Malvin, bersamaan dengan sebuah kepala Orabos terlepas dari tubuhnya.

Sang alpha terkekeh ringan mendengar jawaban pogah omeganya itu. Maka, jika ia hanya akan mengawasi, juga sesekali membantu sang omega jika terlihat kesulitan membunuh para brandal rendahan ini.

Di sisi lain, tak tanpa banyak bicara. Setelah putra Atermis mendekat pada sang putra mahkota. Detik itu pula, feromon mengancam dikeluarkan sebanyak mungkin oleh sang alpha. Semakin ketat pertahanan di sekitarnya, sebab keselamatan sang omega kini berada dalam bahaya jika dia lengah sedikit saja.

Putra Atermis berdecak kagum dalam hati. Kehebatan alphanya benar benar tidak bisa di ganggu gugat. Putra Athena memang tak ada duanya, baik dari segi penampilan, kekuatan, hingga kecerdasan.

Berkat Dyke bersaudara itu, hampir seluruh demon yang menyerang mereka mati atau bahkan kembali ke asalnya. Takut bila mereka akan menjadi korban kebringasan Melvin dan Jack.

Belum selesai Jeviel mengagumi keindahan sang Alpha. Kilat cahaya putih sama seperti miliknya bertubrukan dengan kobaran api dari Cerberus.

Di sebrang sana, feromon mengancam milik sang kakak tercium begitu pekat. Sampai sampai ia merasa sesak dibuatnya. Salahkan saja anjing berkepala tiga itu melayangkan serangan para putra Ares, maka dengan senang hati Jerome akan membalas beribu ribu kali lipat serangannya. Beruntung, sang alpha dengan segera mendekat ke arah Jeviel, membentengi sang omega dengan feromon miliknya.

kallistar dyke [end s1/s2 on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang