Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Berbeda dari kamar si kembar. Rumah pribadi milik Avarta kini menjadi saksi sosok Jack, serigala Jeffrey tengah meringkuk menahan ketakutannya. Dia sudah kehilangan kendali atas dirinya sendiri beberapa saat lalu. Beruntung kembar Kallistar tiba tiba menghentikannya setelah menerobos paksa ke ruang kerja Marv.
Bayang bayang kejadian tentang Marv yang akan membencinya berputar begitu saja di kepala sang alpha. Rintihan pilu layaknya seekor anak anjing yang tengah kehilangan induknya terdegar lirih memenuhi sudut ruangan dalam rumah pribadi milik Avarta.
Samar samar sang alpha mencium feromon sosok yang begitu ia kenal mendekat ke arahnya. Tak ayal membuat Jack semakin menyembunyikan kepalanya, tak berani menatap sosok yang kini berjongkok menyamakan tinggi dengannya.
Dia Jevalino, omeganya sendiri. Sang omega nampak tenang, mengulurkan tangannya untuk mengusap pelan bulu hitam Jack.
"Jack...apa aku bisa bicara dengan Jeffrey?"
Gelengan pelan diterima dari sang alpha menandakan ketidak setujuan serigala Jeffrey itu.
"Jack," bujuk sang omega semakin mendekatkan tubuhnya pada serigala Jeffrey. Memeluk serigala besar itu dengan lembut, menduselkan kepalanya pada bulu tebal Jack.
"Dia menyakitiku Jeno," ujar Jack.
"Lantas, biarkan aku berbicara padanya dan aku akan membuatmu bermain sehari penuh dengan Jeviel," balas sang omega masih mencoba membujuk serigala milik putra Johnny itu.
Dengusan pelan terdengar dari Jack setelah terdiam cukup lama, serigala itu beranjak dari duduknya lalu berjalan kedalam sebuah ruangan untuk memakai pakaian terlebih dahulu ketika berganti shift dengan Jeffrey. Tak mungkin kan dia membiarkan Jeffrey dalam keadaan telanjang saat bertemu Jeno.
Sang omega hanya bisa tersenyum pelan sebagai tanggapan. Memilih untuk ikut beranjak dari tempatnya duduk dan berjalan ke arah dapur sederhana dalam rumah Avarta. Tak butuh waktu lama bagi Jeno untuk menemukan bubuk coklat untuk menemani dia dan Jeffrey berbicara nanti.
Bersamaan dengan selesainya Jeno membuat dua gelas coklat hangat, Jeffrey keluar dengan setelan baju putih. Jeno tebak pemuda itu memakai pakaian milik Avarta karena samar samar tercium bau sang pendeta dari baju yang dikenakan Jeffrey.
Dalam diam sepasang mate itu secara bersamaan mendudukkan diri di meja yang berada di dekat jendela. Dulu, tempat ini adalah tempat bagi Jeno dan Eric untuk membaca buku ketika sore hari.
Sang omega meletakkan segelas coklat hangat yang ia buat untuk Jeffrey di depan si empunya. Membuat putra Johnny itu reflek mendongak, mempertemukan dua netra dengan tatapan berbeda.
"Aku- aku tidak tau harus berbicara apa," ujar sang Alpha memulai pembicaraan. Diambilnya gelas berisi coklat hangat buatan sang omega untuk ia gengam guna menutupi rasa sesak yang mulai menjalar ke dadanya.