SEBELAS

4.9K 151 3
                                    

Ayyara melihat jus durian yang disodorkan Aaron. "Minum, katanya durian bisa gugurin kandungan."

Ayyara menutup hidungnya dia sangat amat tidak suka buah durian.

Pada akhirnya dia setuju untuk menggugurkan kandungan ini, bagaimana lagi?

"Lu yakin mau gugurin janinnya?" tanya Bimo yang sedari tadi tidak setuju. Aaron melihat Bimo yang bersedekap dengan bahu bersandar di dinding.

"Gimana lagi? Lu mau tanggung jawab?" Bimo menggaruk rambut belakangnya.

"Nih, cepetan ambil," suruhnya, Aya mengambil jus tersebut walau sedikit menjauhinya, dia benar-benar ingin muntah.

Aaron mengeluarkan buah durian yang sudah di kupas dan di letakkan di depan Ayyara yang duduk bersilang. "Habisin."

"Aar, aku gak suka durian," beritahunya, Bimo mengambil kotak p3k di samping televisi.

Ya, mereka memutuskan ke kostan Bimo karena itu lebih aman. Buah durian dan jus yang sempat mereka beli di jalan sebelum kesini.
"Bukan soal suka atau enggak, soal kandungan lu. Minum jangan banyak alasan."

"Jangan dipaksain kali, Aar. Nangis repot," ujar Bimo yang sudah duduk di sofa kecil membuka kotak p3knya.

Aaron menatap sebal Ayyara yang seperti ingin muntah. "Minum, ay. Gue udah siapin susu kotak cepetan," suruhnya.

"Iya-iya," sebalnya. "Jangan di muntahin," peringat nya. Ayyara menutup hidungnya dan meminum sedikit jus durian yang membuat perutnya mual.

Dia kelabakan untungnya Aaron sigap memberikan susu kotaknya. Dengan satu seruputan susu kotak berukuran sedang itu lenyap. "Gak enak, masing kerasa," keluhnya.

Aaron berdecak mengambil air putih, Ayyara langsung menyambarnya dan meneguk habis. "Masing kerasa, Aar!" rengeknya.

"Ya udah si entar juga ilang." Ayyara menggeleng dia tidak bisa benar-benar ingin muntah lagi.

Ayyara berdiri dan berlari ke kamar mandi. Aaron menghela nafas lelah mendengar suara muntah, Bimo yang sedang mengobati lukanya menahan tawa.

🐣

L

angit sudah berubah menjadi gelap, Ayyara masing tertidur lemas di kasur milik Bimo. Kostan Bimo berukuran 3x4 beserta kamar mandi dan dapur.

Jadi, Ayyara bisa melihat televisi bahkan dapur dari sini. Memang kostan nya sangat berantakan, awalnya lebih berantakan karena sampah makanan dan minumanan dimana dimana, untung saja di rapikan Bimo sebagian sebelum masuk.

Jangan tanya pakaiannya di sofa hanya di tumpuk begitu saja dan beberapa disampirkan di gantungan dinding.
"Ay bangun, pulang nanti lu dicariin bunda lo," ucap Aaron memakai jaket hitamnya.

"Gak mau," lemasnya tapi Aaron masing dengar. "Lu mau nginep disini?" tanyanya, Ayyara mengangguk. "Ya udah, gue mau pulang." Bimo mengeryt tidak suka, ya kali dia tinggal berdua dengan Ayyara di dalam kostan, walau dia bisa menahan diri tapi ya jangan lah.

"Sama kamu," pelannya karena tubuhnya lemas sekali. "Gue mau pulang, lu mau disini terserah," enteng nya.

Ayyara tidak bisa menahan rasa sedihnya, tiba-tiba dia menangis dalam diam dan Aaron menyadarinya begitu juga Bimo. "Udahlah, Aar. Iyain aja," ucap Bimo.

"Gini nih males banget gue," katanya duduk di sofa samping Bimo. "Yaelah, wajar si kan lagi hamil jadi nya lembek gitu," ujarnya.

"Dia emang manja sebelum hamil dan ini lebih parah," sebalnya. Bimo manggut-manggut. "Udah sana, diemin ntar kesurupan lagi," suruhnya.

Baby of a bad boy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang