DUA BELAS

4.9K 134 0
                                    

Ayyara melihat pantulan dirinya di cermin. "Perfect," pujinya mengedipkan satu matanya.

Dia keluar dari kamar, menuruni tangga dengan ceria. Dirinya sangat excited hari ini karena akan jalan dengan Aaron.

Seharian, bersamanya. Walau pagi tadi begitu memilukan karena Ayyara harus menahan untuk tidak memuntahkan buah durian tapi tidak apa-apa semuanya akan terbayar hari ini.

"Loh Aya baru pulang mau kemana lagi? Rapi banget," ucap Joy. "Bun, aku mau jalan jalan sama Aaron hari ini, gak pp, kan?"

Joy meninggalkan majalahnya untuk menghampiri anaknya. "Iya, tapi jangan pulang malam, ya?"

"Siap, Bun." Joy tersenyum menanggapi. "Kalau begitu Aya pergi dulu bun soalnya Aaron udah nungguin di depan."

"Ya udah, hati-hati salam untuk Aaron, ya," pesannya yang diangguki Ayyara.

Weekend hari ini Ayyara ingin berada di dua suasana, pedesaan dan perkotaan jadi akan ada dua tempat yang mereka kunjungi.

Tempat pertama ala pedesaan.

Disana Ayyara bisa melihat banyak bukit-bukit hijau bahkan ada permainan yang Ayyara tidak mengerti tapi sangat seru.

Dari pagi sampai sore mereka menghabiskan waktunya berada disitu. "Coba pinjam, ay." Aaron mengambil alih kamera kecil di tangan Ayyara dan memotret pemandangan di depannya.

Diam-diam Ayyara memotret Aaron dengan ponselnya tapi sialnya si empunya menyadari tapi tidak mengatakan apa-apa hanya mengembalikan kamera nya. "Aar, laper... Makan, yuk?"

"Boleh," katanya, Ayyara tersenyum senang dan memeluk lengan Aaron sepanjang jalan menuju kedai makanan, memang mirip sepasang kekasih.

Sepanjang jalan Ayyara terus berceloteh menceritakan pengalaman nya berada disini dengan Aaron yang hanya diam tidak menanggapi apa-apa, sesekali mengusap telinganya.

Akhirnya mereka sampai di kedai makanan, mengambil tempat duduk di lantai, ah semua tempat duduk disini memang di lantai gitu.

Mereka saling berhadapan, Aaron yang memesan beberapa makanan karena Ayyara sibuk dengan ponselnya.

Ayyara terus mematikan telepon dari Airuz. "Ngapain si?" sedikit sebalnya.

Pada akhirnya Ayyara mengangkatnya. "Kenapa?"

"Ya, lu dimana?"

"Gue lagi jalan jalan, nih," ujarnya, bertepatan dengan makanan yang sampai.

"Yah, jalan sama siapa? Zuzu? Gatha? Telat dong gue."

"Hehe iya, maaf, ya? Lain kali aja gimana?" tawarnya merapikan makanan dan es teh nya.

"Oke, deh. Enjoy, ya!"

"Iya, dah." Ayyara mematikan teleponnya lebih dulu, dia melihat Aaron yang sudah melahap makanannya.

"Tadi Airuz, tapi aku gak ada hubungan apa-apa kok sama dia cuma temanan aja," beritahunya, Aaron tampak tidak perduli fokus sekali memakan nasi ayam bakar nya.

Tangan Ayyara sedikit menggerakkan
Lengan Aaron. "Aar," puraunya.

"Iya." Ayyara tersenyum dan mulai memakan makanannya. "Eh ini apa, Aar?" tanya Ayyara menunjuk macam macam sayuran yang sudah di olah tersebut.

"Gado gado." Ayyara manggut-manggut. "Kalau ini?" tanya Ayyara menunjuk yang lainnya, bukan tidak tau tapi entahlah dia hanya ingin banyak mengobrol dengan laki-laki mati topik ini.

"Lalapan, jangan banyak tanya makan aja," suruhnya, Ayyara mengangguk nurut.

Karena jaraknya jauh Ayyara sampai di perkotaan pada pukul 2, disini Ayyara lapar lagi makanya memilih makan di salah satu restoran.

Baby of a bad boy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang