Kandungan Ayyara sudah menginjak sekitar tujuh bulan.
Aaron memasukkan kaki Ayyara yang sedikit membengkak ke dalam bak berisi air hangat.
"Nyaman?" tanya Aaron yang diangguki Ayyara."Aar, kapan ke laut nya?" Dia melihat Aaron yang duduk disampingnya.
Astaga, Aaron sampai lupa soal keinginan Ayyara yang ingin melihat senja di laut bersamanya. "Iya, maaf, ya? Weekend besok gimana? Nanti gue ambil libur," katanya, Ayyara tersenyum senang mengangguk.
"Janji, ya?" Aaron mengangguk. "Janji."
Deg
Ayyara terkejut melihat perutnya. "Kenapa?" Khawatir Aaron.
"Aar, tadi bayi nya nendang!" serunya.
"Serius?" Ayyara mengangguk dengan semangat. "Serius! Aku gak bohong!"
Untuk pertama kalinya bayinya nendang Ayyara benar-benar bahagia. Aaron mendekatkan telinga ke perut Ayyara. "Gak ada."
"Ih tadi, aku serius," ujarnya, Aaron mengusap perut Ayyara lembut kembali mendekatkan telinganya. "Ayo, dong. Mau denger." Berharapnya.
Dug
"Tuh kan! Kamu denger kan?" Aaron tersenyum mengangguk memeluk penuh sayang perut Ayyara.
"Gak sabar kamu lahir." Ayyara tersenyum geli. "2 bulan lagi, Aar. Aku juga gak sabar banget!" Aaron melepas pelukannya.
"Nanti kalau dia perempuan aku mau namain Oceanna aja boleh gak? Aku suka laut aku pengen nama anak aku ada laut nya juga," katanya yang diangguki Aaron.
"Boleh, dong." Ayyara sedikit berjingkrak senang. "Nanti kalau ada apa-apa telpon gue."
"Iya." Aaron melihat Ayyara dan mencium perut nya. "Kalau gitu gue kerja dulu." Ayyara mengangguk.
Aaron mencium dahi, pipi dan bibir Ayyara secara bergantian. Sejujurnya dia berat meninggalkan Ayyara dengan perut besar nya di rumah sendirian.
"Kalau ada apa-apa kabarin." Ayyara menatapnya. "Iya."
"Pokoknya kabarin."
"Iya, sayangkuuuu." Aaron terkekeh dan mencubit pipi chubby nya sebelum berangkat.
Ayyara geleng kepala pelan, dia tau Aaron mengkhawatirkan nya.
Selepas kepergian Aaron beberapa menit, Dia mengangkat kakinya yang sempat terendam.
Dengan hati-hati mengambil bak kecil itu untuk dibawa ke kamar mandi, membuang airnya. Setelahnya dia berjalan ke arah dapur, menatap masakan Aaron untuknya.
Senyumnya terbit, walau Aaron dulu sangat kasar dan arogan.
Tapi laki-laki itu tidak masalah jika Ayyara tidak bisa memasak. Dia tidak pernah memaksa nya untuk melakukannya.
Terkadang jika piring menumpuk dan sangat kotor laki laki itu akan mencucinya sendiri. Bukan Ayyara tidak mau tapi kadang-kadang ada fase dimana dia malas sekali ditambah sedang hamil.
BRAK!!
Ayyara mengerutkan keningnya ingin melihat ke depan tapi kakinya tertahan karena seseorang muncul dengan aura gelap mengintimidasi nya.
"Ayyara!""Tante Suci, ngapain kesini? Kok tau rumah Ayyara?" Suci menatapnya penuh amarah.
"Itu gak penting! Gara gara kamu Nilai Airuz turun! Bahkan sekarang dia sakit! Gara-gara kamu!" Suci mendorong dada Ayyara buat si empunya sedikit mundur.
"Tante Tante sabar dulu, Ayyara masih gak paham maksud tante apa?"
"Masih kurang jelas?! Saya udah pernah menawarkan kamu menikah dengan Airuz tapi kenapa kamu tolak?! Kamu suka banget ya buat hidup saya sama Airuz hancur?!" Dahinya menukik, dia ingin berbicara tapi Suci terus menyerocos.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby of a bad boy [END]
Teen FictionHamil di usia remaja. Ayyara Oceanna Paradista mencintai Aaron Renjana Erlangga adalah suatu hal yang buruk tapi manis. ⚠️ 17+ *** Cover by pinterest All pictures pinterest Start : 10 Juni 2023 Finish : 10 Agustus 2023