DELAPAN BELAS

4.4K 156 5
                                    

Aaron membuka pintu rumahnya, bukan senyum hangat yang dia dapat malah pukulan membabi buta dari sang ayah.

Bugh
Bugh

"Anak kurang ajar! Bisanya malu-maluin nama keluarga!"

Bugh!!

Aaron sama sekali tidak di beri jeda untuk berbicara atau melawan. "Mati aja kamu sekalian!"

Bugh!!
Bugh!!

"Hidup cuma bisa nyusahin orang lain, untuk apa hidup?!" pekiknya.

Bugh!!

"Ayah cukup!" teriak Airuz, Rangga menatap Aaron yang tersungkur tidak berdaya di lantai.

"Airuz kasih tau semua ini bukan buat nyuruh ayah bunuh Aaron tapi untuk Ayyara." Rangga merapikan jas nya.

"Maaf, ayah terbawa emosi." Aaron menatap kearah mereka. "Kenapa gue di pukulin!" tidak terimanya.

Tak

Rangga menendang tulang kering Aaron sampai berbunyi buat si empunya meringis kesakitan. "Gak tau diri! Kamu udah buat hamili anak orang mau lari dari tanggung jawab!" Aaron menyembunyikan keterkejutannya.

Bagaimana mereka tau, yang tau soal ini hanya Ayyara, Bimo dan dirinya. Apa Ayyara yang mengadu?

Cewek sialan.

"Aaron Aaron mau jadi apa kamu? Suram masa depan kamu!" Aaron menatapnya tajam. "Kalau saja Airuz gak tahan saya udah saya bunuh kamu sekarang juga!"

"Bunuh aja! Gue juga udah capek idup!"

Bugh!

Wajahnya di tendang sampai tergeletak dibawah, matanya sedikit gelap dia mengusap darah di hidung nya.
"Airuz, tarik dia ke mobil, cepet kita gak punya banyak waktu." Rangga pergi ke arah mobil yang sudah dia siapkan.

Airuz mengulurkan tangannya. "Ayo bangun." Aaron menepisnya dan bangun sendiri. "Masuk ke mobil, ayah udah nunggu." Airuz berjalan duluan.

Itu kejadian yang buat mereka duduk di ruang tamu Surya, saling berhadapan sekarang.
"Jadi, kedatangan kalian kesini ada apa?" tanya Surya dengan suasana hati yang tidak baik.

Ayyara berada di dalam kamarnya sesuai perintah ayahnya saat tamu ini masuk tapi karena dia penasaran akhirnya menguping di bawah tangga.
"Jadi, kedatangan kami kesini untuk mempertanggungjawabkan kesalahan anak kami." Surya mengerutkan keningnya

Rangga merangkul dan mencengkram bahu Aaron kasar secara diam diam. "Kelakuan anak saya yang mungkin sangat brengsek dan tidak tau diri ini." Surya mengepalkan tangannya.

"Anda sudah tau belum? Jika anak anda sedang hamil?" Surya tiba-tiba berdiri. "Jadi kamu yang buat anak saya harus hamil di usia mudanya!" Joy berusaha menenangkannya apalagi Surya ingin melayangkan tonjokkannya.

Rangga tampak santai mau Aaron dihabisi pun dia tidak peduli. "Mas udah sabar dulu!" tegurnya. Dengan nafas menggebu Surya duduk kembali menatap tajam Aaron yang wajahnya tidak takut sama sekali.

Joy menatap kecewa Aaron mengingat kedekatan dia dengan Ayyara. "Saya ingin memberitahukan sesuatu," ucap wanita paruh baya yang sedari tadi diam akhirnya bersuara.

"Setelah Aaron dan Ayyara menikah apapun yang dilakukan Aaron setelah itu kami sudah tidak ada sangkut pautnya itu sudah menjadi tanggung jawab nya sendiri." Airuz tampak mengerutkan keningnya.

"Apa maksudnya? Jadi, anda menjual anak anda di bungkus rasa tanggung jawab pada anak saya?!" Suci menghela nafas pelan.

"Tidak seperti itu juga, saya hanya tidak ingin kamu atau siapapun mengadu kepada keluarga kami tentang Aaron lagi. Karena saya tau dia akan selalu membuat onar dan masalah." Aaron mengepalkan tangannya, menahan diri.

Baby of a bad boy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang